Terbit: 28 February 2020 | Diperbarui: 30 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Mengalami maag saat hamil merupakan kondisi yang umum terjadi akibat perubahan tubuh seperti perut yang semakin membesar. Lantas, bagaimana mengatasi maag selama hamil? Yuk, simak pembahasan lengkap mengenai maag pada ibu hamil di artikel ini!

Maag saat Hamil: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Gejala Maag saat Hamil

Pada umumnya, gejala maag yang dirasakan setiap orang hampir sama, termasuk ketika Anda hamil. Gejala utama yang bisa terjadi dari maag saat hamil adalah rasa sakit atau perasaan tidak nyaman di dada atau perut. Kondisi ini biasanya terjadi segera setelah makan atau minum, tetapi pada beberapa kasus, seseorang yang menunda waktu makan juga dapat mengembangkan kondisi ini.
Pada umumnya, gejala sakit maag lebih sering dan parah selama trimester ketiga. Berikut adalah beberapa gejala maag saat hamil yang bisa dikenali, di antaranya:
  • Sensasi terbakar
  • Perut terasa penuh atau berat
  • Bersendawa
  • Regurgitasi
  • Perut kembung
  • Mual
  • Muntah

Baca Juga: Penyakit Asam Lambung: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Gangguan pencernaan dapat menjadi tanda terdapat masalah kesehatan yang lebih serius. Perlu diketahui bahwa serangan jantung dapat menyebabkan gejala yang terasa seperti gangguan pencernaan. Segera ke rumah sakit jika Anda mengalami sesak napas, berkeringat, atau rasa sakit yang menyebar di sepanjang rahang, leher, atau lengan.

Selain itu, konsultasi dengan dokter diperlukan jika Anda memiliki gejala-gejala seperti berikut:

  • Muntah darah
  • Penurunan berat badan tidak bisa jelaskan
  • Kehilangan selera makan
  • Tinja mengandung darah, berwarna hitam, atau kering
  • Nyeri hebat di perut kanan atas atau bawah perut
  • Rasa tidak nyaman pada perut sebelum makan

Penyebab Maag saat Hamil

Maag sendiri disebabkan oleh asam lambung yang bersentuhan dengan lapisan pelindung (mukosa) sensitif dari sistem pencernaan. Asam lambung memecah mukosa, sehingga menyebabkan iritasi, di mana pada akhirnya menyebabkan gangguan pencernaan. 

Ketika seorang ibu hamil, Anda lebih mungkin mengalami maag. Berikut ini beberapa faktor penyebab ibu hamil mengalami maag, yatu:

1. Perubahan Hormon

Penyebab pertama ibu hamil mengalami maag adalah adanya perubahan hormon, salah satunya hormon progesteron. Pasalnya hormon ini bekerja dalam membangun lapisan dinding rahim akibatnya menimbulkan efek mual dan muntah pada ibu hamil. 

Selain itu, hormon ini juga bisa menyebabkan kadar asam lambung ikut naik sehingga memicu maag pada ibu hamil.

Tidak hanya itu, hormon ini juga bisa menyebabkan katup kerongkongan (sfingter esofagus) mengendur sehingga memungkinkan terjadinya kenaikan asam lambung

Padahal katup yang terdapat di bawah kerongkongan ini sebaiknya selalu dalam kondisi tertutup untuk mencegah naiknya asam lambung. 

2. Rahim Membesar

Alasan selanjutnya ibu hamil bisa mengalami gejala asam lambung adalah rahim membesar. Seiring pertumbuhan bayi di dalam rahim, hal tersebut menyebabkan perut menjadi tertekan. Akibatnya hal itu membuat tekanan terjadi di dalam lambung menjadi lebih besar karena adanya dorongan dari bayi di dalam rahim. 

3. Penyebab Maag Saat Hamil Lainnya

Selain perubahan hormon dan rahim yang membesar, penyebab yang terjadi selama hamil juga bisa disebabkan karena faktor lainnya sebagai berikut:

  • Minum berkarbonasi dan berkafein seperti soda, teh, kopi, dan cokelat. 
  • Sering cemas dan stres berlebih
  • Makan dekat dengan jam tidur atau terlalu malam
  • Sering makan tinggi lemak, makanan pedas, dan asam
  • Makan terlalu cepat atau porsi terlalu besar
  • Sering berbaring atau tidur setelah makan
  • Langsung beraktivitas setelah selesai makan

Baca Juga: Beragam Penyebab dan Cara Mengatasi Kram Perut saat Hamil

Faktor Risiko Maag Saat Hamil

Selain penyebab maag di atas, Anda mungkin akan mengalami maag saat hamil jika:

  • Pernah hamil sebelumnya
  • Mengalami gangguan pencernaan sebelum hamil
  • Berada di trimester terakhir kehamilan

Diagnosis Maag saat Hamil

Diagnosis yang bisa dilakukan dokter untuk mendeteksi maag adalah dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Beberapa pertanyaan tersebut, seperti:

  • Bagaimana gejalanya memengaruhi kehidupan sehari-hari?
  • Apa saja makanan yang biasa dikonsumsi?
  • Perawatan apa yang sudah dilakukan?
  • Apakah Anda pernah mengalami gangguan pencernaan sebelum hamil?

Selain itu, seorang dokter mungkin akan memeriksa dada dan perut, kemudian menekannya dengan lembut untuk melihat apakah tindakan ini menimbulkan rasa sakit. Bahkan, dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan tes darah dan rontgen perut. Tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah endoskopi, yaitu menggunakan selang tipis, fleksibel, dengan kamera untuk melihat kondisi perut bagian dalam.

Obat Maag yang Aman untuk Ibu Hamil

Dalam beberapa kasus, perubahan pola makan dan gaya hidup mungkin cukup untuk mengendalikan maag, terutama jika gejalanya ringan.

Jika Anda memiliki gangguan pencernaan yang parah, atau jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak berhasil, dokter mungkin menyarankan untuk menggunakan obat maag untuk ibu hamil. Berikut adalah beberapa obat maag yang aman untuk ibu hamil, di antaranya:

1. Antasida

Antasida adalah jenis obat yang dapat memberikan pertolongan segera dari gangguan pencernaan. Obat maag untuk ibu hamil ini bekerja dengan menetralkan asam di perut (membuatnya lebih asam), sehingga tidak lagi mengiritasi lapisan pelindung (mukosa) dari sistem pencernaan.

Meski efek samping dari antasida jarang terjadi, obat ini dapat menyebabkan diare dan konstipasi.

2. Alginat

Beberapa antasida dikombinasikan dengan jenis obat lain yang dikenal sebagai alginat. Cara ini membantu meredakan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh asam lambung.

Alginat bekerja dengan membentuk penghalang busa yang mengapung di permukaan isi perut. Hal ini berguna untuk menjaga asam lambung di perut jauh dari kerongkongan. Dalam banyak kasus, antasida dan alginat dapat secara efektif mengontrol maag selama kehamilan.

Sebelum memulai untuk mengonsumsinya, ikuti instruksi sesuai petunjuk yang terdapat di kemasan obat.

3. Suplemen Zat Besi

Jika Anda diresepkan obat antasida dan Anda juga mengonsumsi suplemen zat besi, jangan meminumnya secara bersamaan. Antasida dapat mencegah zat besi agar tidak diserap dengan baik oleh tubuh. Konsumsi antasida setidaknya dua jam sebelum atau setelah suplemen zat besi.

4. Ranitidine

Obat maag yang aman untuk ibu hamil berikutnya adalah ranitidine. Ranitidine biasanya diresepkan untuk diminum dua kali sehari. Ikuti instruksi dosis karena obat ini mungkin tidak optimal jika Anda hanya meminumnya ketika gejala muncul. Obat ini jarang menyebabkan efek samping.

4. Omeprazole

Omeprazole biasanya diresepkan untuk dikonsumsi sekali sehari. Setelah lima hari, gejala maag seharusnya sudah membaik. Jika tidak, dosis mungkin perlu ditingkatkan. Dalam beberapa kasus, omeprazole dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala, diare, mual, dan muntah.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi BAB Berdarah saat Hamil

Cara Mengatasi Maag pada Ibu Hamil

Secara umum maag saat hamil bukan menandakan kondisi membahayakan sehingga Anda tidak perlu terlalu cemas. Namun, untuk mencegah atau mengatasi maag saat hamil berikut ini beberapa hal yang bisa ibu hamil lakukan di antaranya, yaitu:

1. Perhatikan Asupan Makanan

Beberapa makanan tertentu bisa menjadi faktor pemicu naiknya asam lambung. Oleh karena itu, sebaiknya selama hamil Anda menghindari makanan yang bisa menyebabkan maag. Misalnya makanan tinggi lemak dan makanan pedas. 

Jenis makanan seperti itu bisa menyebabkan lapisan lambung mengalami iritasi dan perlu waktu lama untuk bisa dicerna sehingga menyebabkan perut terasa mual, mulas, dan kembung. 

Selain menghindari makanan tertentu, ibu hamil juga perlu membatasi konsumsi beberapa jenis makanan seperti bawang-bawangan, buah yang terlalu asam, hingga konsumsi cokelat secara berlebih. Selain itu, hindari juga konsumsi minuman pemicu asam lambung seperti minuman bersoda atau kopi. 

2. Bangun Kebiasaan Makan yang Baik

Selain memerhatikan jenis makanan yang masuk ke tubuh, ibu hamil juga perlu membangun dan menerapkan kebiasaan makan yang baik. Misalnya makan dengan porsi kecil tapi sering dibandingkan makan sekaligus besar.

Selain itu, hindari terlalu banyak minum setelah makan dan tidak makan menjelang waktu tidur. Apabila Anda perlu makan di waktu malam, sebaiknya berikan jeda sekitar 2-3 jam sebelum tidur. Kemudian, hindari melakukan gerakan atau aktivitas fisik secara berlebih setelah Anda makan karena hal itu bisa memicu penyakit maag.

3. Sesuaikan Posisi Tidur Saat Hamil

Apabila gejala maag datang di malam hari saat Anda tidur, itu pertanda posisi tidur Anda tidak tepat, misalnya posisi tidur telentang. Pasalnya posisi tidur seperti itu bisa membuat asam lambung di perut naik ke kerongkongan.

Untuk itu, Anda perlu menyesuaikan posisi saat tidur agar gejala maag tidak datang atau memburuk di malam hari. Selain itu, tidur dengan bantal lebih tinggi untuk kepala untuk mencegah naiknya asam lambung saat melewati kerongkongan. 

4. Hindari Berpakaian Terlalu Sempit

Menggunakan pakaian kesempitan bisa menjadi pemicu maag pada ibu hamil. Selain itu, pakaian terlalu sempit juga dapat mendatangkan masalah kesehatan lainnya pada ibu hamil.

Untuk itu, hindari kebiasaan berpakaian terlalu sempit. Sebaiknya cari pakaian yang nyaman sekaligus memberikan ruang gerak pada tubuh Anda selama hamil agar mencegah asam lambung naik dan menyebabkan maag.

5. Jauhi Asap Rokok dan Berhenti Merokok

Apabila Anda merokok, saat hamil sebaiknya hentikan kebiasaan satu ini. Selain mengakibatkan naiknya asam lambung, merokok juga bisa meningkatkan berbagai masalah kesehatan pada ibu hamil dan janin di dalam kandungan. 

Apabila Anda tidak merokok atau berhenti merokok, Anda juga perlu menjauhi asapnya. Asap rokok yang terhirup saat Anda berada di sekitar perokok juga bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. 

Nah, itulah pembahasan mengenai maag saat hamil yang umumnya terjadi. Apabila kondisi maag yang dirasakan semakin memburuk, sebaiknya ibu hamil segera konsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bisa membantu!

  1. Anonim. Dyspepsia in pregnancy. https://www.hse.ie/eng/health/az/d/dyspepsia-in-pregnancy/treating-indigestion-dyspepsia-in-pregnancy.html. (Diakses pada 28 Februari 2020).
  2. Anonim. How can indigestion occur during pregnancy?. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/qa/how-can-indigestion-occur-during-pregnancy. (Diakses pada 28 Februari 2020).
  3. Anonim. 2020. Indigestion and heartburn in pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/indigestion-and-heartburn/. (Diakses pada 22 Juni 2023). 
  4. Colleen. 2018. Causes of Heartburn and Indigestion in Pregnancy. https://www.healthline.com/health/gerd/pregnancy. (Diakses pada 22 Juni 2023). 
  5. Anonim. 2022. Indigestion and heartburn in pregnancy.  https://www.pregnancybirthbaby.org.au/indigestion-and-heartburn-in-pregnancy. (Diakses pada 22 Juni 2023). 
  6. Pillai, Shreeja. 2023. Stomach Ulcer During Pregnancy – Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatments. https://www.momjunction.com/articles/peptic-ulcer-during-pregnancy_00372291/#gref. (Diakses pada 22 Juni).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi