Terbit: 28 February 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Maag saat hamil adalah kondisi yang umum terjadi. Kondisi ini biasanya terjadi karena berbagai perubahan pada tubuh seperti meningkatnya kadar hormon dan peningkatan tekanan pada perut. Kenali gejala, penyebab, dan obat maag untuk ibu hamil selengkapnya di bawah ini.

Maag saat Hamil: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Gejala Maag saat Hamil

Pada umumnya, gejala maag yang dirasakan setiap orang hampir sama, termasuk ketika Anda hamil. Gejala utama yang bisa terjadi dari maag saat hamil adalah rasa sakit atau perasaan tidak nyaman di dada atau perut. Kondisi ini biasanya terjadi segera setelah makan atau minum, tetapi pada beberapa kasus, seseorang yang menunda waktu makan juga dapat mengembangkan kondisi ini.
Pada umumnya, gejala sakit maag lebih sering dan parah selama trimester ketiga. Berikut adalah beberapa gejala maag saat hamil yang bisa dikenali, di antaranya:
  • Sensasi terbakar
  • Perut terasa penuh atau berat
  • Bersendawa
  • Regurgitasi
  • Perut kembung
  • Mual
  • Muntah

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Gangguan pencernaan dapat menjadi tanda terdapat masalah kesehatan yang lebih serius. Perlu diketahui bahwa serangan jantung dapat menyebabkan gejala yang terasa seperti gangguan pencernaan. Segera ke rumah sakit jika Anda mengalami sesak napas, berkeringat, atau rasa sakit yang menyebar di sepanjang rahang, leher, atau lengan.

Selain itu, konsultasi dengan dokter diperlukan jika Anda memiliki gejala-gejala seperti berikut:

  • Muntah darah
  • Penurunan berat badan tidak bisa jelaskan
  • Kehilangan selera makan
  • Tinja mengandung darah, berwarna hitam, atau kering
  • Nyeri hebat di perut kanan atas atau bawah perut
  • Rasa tidak nyaman pada perut sebelum makan

Penyebab Maag saat Hamil

Maag sendiri disebabkan oleh asam lambung yang bersentuhan dengan lapisan pelindung (mukosa) sensitif dari sistem pencernaan. Asam lambung memecah mukosa, sehingga menyebabkan iritasi, di mana pada akhirnya menyebabkan gangguan pencernaan.

Ketika seorang wanita hamil, Anda lebih mungkin mengalami gangguan pencernaan karena:

  • Perubahan hormonal
  • Rahim menekan perut
  • Relaksasi sfingter esofagus bagian bawah (cincin otot) yang bertindak seperti gerbang antara perut dan kerongkongan, memungkinkan asam lambung naik ke esofagus

Faktor Risiko

Anda mungkin akan mengalami maag saat hamil jika:

  • Pernah hamil sebelumnya
  • Mengalami gangguan pencernaan sebelum hamil
  • Berada di trimester terakhir kehamilan

Diagnosis Maag saat Hamil

Diagnosis yang bisa dilakukan dokter untuk mendeteksi maag adalah dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Beberapa pertanyaan tersebut, seperti:

  • Bagaimana gejalanya memengaruhi kehidupan sehari-hari?
  • Apa saja makanan yang biasa dikonsumsi?
  • Perawatan apa yang sudah dilakukan?
  • Apakah Anda pernah mengalami gangguan pencernaan sebelum hamil?

Selain itu, seorang dokter mungkin akan memeriksa dada dan perut, kemudian menekannya dengan lembut untuk melihat apakah tindakan ini menimbulkan rasa sakit. Bahkan, dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan tes darah dan rontgen perut. Tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah endoskopi, yaitu menggunakan selang tipis, fleksibel, dengan kamera untuk melihat kondisi perut bagian dalam.

Pengobatan Maag saat Hamil

Dalam beberapa kasus, perubahan pola makan dan gaya hidup mungkin cukup untuk mengendalikan maag, terutama jika gejalanya ringan.

Jika Anda memiliki gangguan pencernaan yang parah, atau jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak berhasil, dokter mungkin menyarankan untuk menggunakan obat maag untuk ibu hamil. Berikut adalah beberapa obat maag yang aman untuk ibu hamil, di antaranya:

  • Antasida

Antasida adalah jenis obat yang dapat memberikan pertolongan segera dari gangguan pencernaan. Obat maag untuk ibu hamil ini bekerja dengan menetralkan asam di perut (membuatnya lebih asam), sehingga tidak lagi mengiritasi lapisan pelindung (mukosa) dari sistem pencernaan.

Meski efek samping dari antasida jarang terjadi, obat ini dapat menyebabkan diare dan konstipasi.

  • Alginat

Beberapa antasida dikombinasikan dengan jenis obat lain yang dikenal sebagai alginat. Cara ini membantu meredakan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh asam lambung.

Alginat bekerja dengan membentuk penghalang busa yang mengapung di permukaan isi perut. Hal ini berguna untuk menjaga asam lambung di perut jauh dari kerongkongan. Dalam banyak kasus, antasida dan alginat dapat secara efektif mengontrol maag selama kehamilan.

Sebelum memulai untuk mengonsumsinya, ikuti instruksi sesuai petunjuk yang terdapat di kemasan obat.

  • Suplemen Zat Besi

Jika Anda diresepkan obat antasida dan Anda juga mengonsumsi suplemen zat besi, jangan meminumnya secara bersamaan. Antasida dapat mencegah zat besi agar tidak diserap dengan baik oleh tubuh. Konsumsi antasida setidaknya dua jam sebelum atau setelah suplemen zat besi.

  • Ranitidine

Obat maag yang aman untuk ibu hamil berikutnya adalah ranitidine. Ranitidine biasanya diresepkan untuk diminum dua kali sehari. Ikuti instruksi dosis karena obat ini mungkin tidak optimal jika Anda hanya meminumnya ketika gejala muncul. Obat ini jarang menyebabkan efek samping.

  • Omeprazole

Omeprazole biasanya diresepkan untuk dikonsumsi sekali sehari. Setelah lima hari, gejala maag seharusnya sudah membaik. Jika tidak, dosis mungkin perlu ditingkatkan. Dalam beberapa kasus, omeprazole dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala, diare, mual, dan muntah.

Pencegahan Maag saat Hamil

Cara terbaik untuk menghindari maag saat hamil adalah dengan menghindari makanan dan situasi yang menciptakan kondisi tersebut. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Makanlah dalam porsi kecil sehingga perut tidak harus bekerja keras.
  • Makanlah dengan perlahan.
  • Hindari makanan dengan banyak asam, seperti buah jeruk dan tomat.
  • Kurangi atau hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein.
  • Jika stres adalah pemicu, pelajari cara-cara baru untuk mengatasinya, seperti teknik relaksasi dan biofeedback.
  • Berhenti merokok, karena aktivitas ini dapat mengiritasi perut.
  • Hindari konsumsi alkohol.
  • Hindari mengenakan pakaian ketat karena hal itu dapat menekan perut. Pakaian ketat dapat membuat makanan yang Anda makan naik ke kerongkongan.
  • Jangan berolahraga dengan perut penuh. Lakukan olahraga sebelum makan atau setidaknya 1 jam setelah makan.
  • Jangan berbaring tepat setelah Anda makan. Tunggu setidaknya 3 jam setelah makan terakhir sebelum Anda pergi ke tempat tidur.

 

  1. Anonim. Dyspepsia in pregnancy. https://www.hse.ie/eng/health/az/d/dyspepsia-in-pregnancy/treating-indigestion-dyspepsia-in-pregnancy.html. (Diakses pada 28 Februari 2020).
  2. Anonim. How can indigestion occur during pregnancy?. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/qa/how-can-indigestion-occur-during-pregnancy. (Diakses pada 28 Februari 2020).


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi