Terbit: 21 February 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Gastritis atau sakit maag adalah suatu kondisi yang menggambarkan ketidaknyamanan perut bagian atas. Gangguan pencernaan ini bukanlah penyakit, melainkan istilah yang mengacu pada sekelompok gejala seperti kembung, tidak nyaman, mual, dan sering bersendawa. Ketahui gejala, penyebab, cara mengatasi, hingga obat maag yang ampuh!

Maag: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Obat, Cara Mencegah, dll

Ringkasan Penyakit Maag

   Gambaran Umum Sakit Maag
  • Penanganan: Dapat ditangani oleh tenaga medis profesional.
  • Diagnosis: Membutuhkan diagnosis medis.
  • Uji Lab: Sering kali memerlukan uji atau pencitraan laboratorium.
  • Lama Penyakit: Reda dalam jangka waktu harian hingga mingguan.

Apa Itu Maag?

Maag adalah sekumpulan gejala dari kondisi tertentu yang membuat rasa tidak nyaman di perut atau dada. Ketidaknyamanan ini umumnya terjadi setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Gangguan pencernaan ini mungkin membuat seseorang merasa kenyang atau tidak nyaman selama atau bahkan sebelum makan. Meskipun begitu, setiap orang mungkin mengalami gangguan pencernaan dengan cara yang berbeda-berbeda.

Gangguan pencernaan sering merupakan tanda dari masalah yang mendasarinya, seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dan penyakit kantung empedu. Lantas, bagaimana membedakan maag dan tukak lambung? Meski kedua penyakit tersebut memiliki sebab dan akibat—serta gejala yang hampir sama, dua kondisi tersebut adalah sesuatu yang berbeda.

Tukak lambung didefinisikan sebagai kerusakan mukosa yang menyebabkan terjadi luka dan peradangan lokal di area tertentu di lambung. Penyebutan tukak terjadi jika robekan dengan diameter di atas 5 mm, dimulai dari submukosa hingga otot mukosa dinding lambung.

Meski penyebab dasar tukang lambung sama dengan maag yaitu konsumsi asupan makanan, minuman, obat-obatan, infeksi bakteri, dan produksi asam lambung berlebih, tukak lambung adalah proses lebih lanjut dari maag kronis dan tidak mendapatkan penanganan dengan baik.

Kasus Maag di Indonesia

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, kasus maag di beberapa kota Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi. Di Kota Medan misalnya, angka kasus maag mencapai 91,6 %, disusul Jakarta 50 %, Denpasar 46 %, Bandung 35,3 %, Palembang 32,5 %, Aceh 31,7 %, Surabaya 31,2 %, dan 31,2 % di Pontianak.

Dalam hitungan per 100 ribu orang, kasus gastritis dan duodenitis di Indonesia memengaruhi kematian 4 dari 12 orang. Penyakit maag ini juga memengaruhi kesehatan masyarakat sebanyak 41 persen. Pada tahun 2013, kematian akibat penyakit ini menyasar perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki. Pada hitungan per 100 ribu wanita terdapat 15,3 kematian, sedang untuk pria memakan korban sebanyak 12 per 100 ribu laki-laki.

Penyebab Maag

Maag atau gastritis adalah peradangan yang terjadi di lapisan lapisan dalam perut. Kondisi ini ditandai dengan dinding lambung yang dilapisi lendir yang kemungkinan rusak oleh cairan pencernaan. Sejumlah penyakit dan kondisi mungkin juga meningkatkan risiko penyakit maag, termasuk penyakit Crohn dan sarkoidosis, kondisi di mana kumpulan sel-sel inflamasi tumbuh di dalam tubuh.

Berikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko maag, di antaranya:

1. Infeksi Bakteri

Meskipun infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) adalah infeksi pada manusia yang paling sering dialami, namun hanya beberapa orang penderita infeksi yang mengalami gastritis atau gangguan pencernaan bagian atas lainnya. Penyakit ini rentan oleh bakteri yang dapat diturunkan atau disebabkan oleh gaya hidup, seperti pola makan dan merokok.

2. Usia

Orang dewasa yang lebih tua berisiko mengalami sakit maag karena lapisan lambung cenderung mengalami penipisan seiring bertambahnya usia dan lebih mungkin mengalami infeksi H. pylori atau gangguan autoimun.

3. Stres

Kondisi psikologis juga berisiko menimbulkan maag akut seperti halnya stres akibat menjalani operasi, mengalami luka bakar, cedera, atau infeksi parah.

4. Konsumsi Alkohol

Minum alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan dalam lambung dan lebih rentan mengeluarkan cairan pencernaan. Sementara minum alkohol berlebihan cenderung akan menyebabkan maag akut.

5. Konsumsi Obat Pereda Nyeri

Obat penghilang rasa sakit yang biasa dikonsumsi seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen, ternyata dapat menyebabkan maag akut dan maag kronis jika dikonsumsi terlalu sering. Kandungan obat-obat tersebut dapat mengurangi zat utama yang membantu menjaga lapisan pelindung lambung.

6. Sistem Kekebalan Tubuh Menyerang Sel-sel di Perut

Kondisi yang disebut maag autoimun ini lebih sering terjadi pada orang penderita kelainan autoimun, termasuk penyakit Hashimoto dan diabetes tipe 1. Maag autoimun juga berhubungan dengan defisiensi vitamin B-12.

7. Penyakit dan Kondisi Lainnya

Penyakit maag dapat dikaitkan dengan kondisi medis lainnya seperti penyakit HIV/AIDS, infeksi parasit, dan penyakit Crohn.

Gejala Maag

Orang dengan sakit maag mungkin memiliki satu atau lebih dari gejala maag seperti berikut:

  • Perut Terasa Penuh

Meski belum mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup, Anda sudah merasa kenyang. Bahkan, jika Anda memulai untuk mengonsumsi makanan, Anda mungkin tidak mampu untuk menghabiskannya.

  • Rasa Tidak Nyaman Usai Makan

Selain ketidaknyamanan sebelum Anda mengonsumsi makanan, ciri ciri maag lainnya yang bisa terjadi adalah perut akan terasa penuh setelah makan. Rasa kekenyangan berlangsung lebih dari seharusnya. Anda bisa merasakan sakit ringan hingga parah di daerah antara bagian bawah tulang dada dan pusar.

  • Rasa Terbakar di Perut Bagian Atas

Gejala maag yang sering dialami adalah merasakan panas  atau sensasi terbakar antara bagian bawah tulang dada dan pusar.

  • Perut Kembung

Anda bisa merasakan sensasi sesak di perut bagian atas karena penumpukan gas yang terjadi. Perlu diketahui juga, heartburn dan sakit maag sering kali dianggap sama karena hampir memiliki gejala yang serupa, padahal dua gangguan tersebut adalah kondisi yang berbeda. Heartburn adalah perasaan terbakar di belakang tulang dada yang biasanya terjadi setelah makan.

 

Diagnosis Maag

Dokter akan meninjau riwayat medis pribadi dan keluarga, melakukan evaluasi fisik menyeluruh, dan merekomendasikan salah satu dari tes berikut ini :

1. Endoskopi Bagian Atas

Endoskop adalah selang tipis berisi kamera kecil yang dimasukkan melalui mulut dan turun ke perut untuk melihat lapisan perut. Dokter akan memeriksa peradangan dan mungkin melakukan biopsi, prosedur di mana sampel kecil jaringan diambil dan kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

2. Tes Darah

Dokter menyarankan tes darah untuk menentukan apakah Anda menderita anemia.

3. Tes Napas dan Tinja

Tes ini bertujuan untuk memeriksa H. pylori, bakteri yang terkait dengan tukak lambung, karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Meski begitu, pengujian H. pylori masih kontroversial karena penelitian menunjukkan manfaat terbatas dari mengobati bakteri kecuali jika dikaitkan dengan tukak lambung.

4. Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti X-ray atau CT scan berguna untuk memeriksa obstruksi usus atau masalah lain.

Obat Maag

Sakit maag adalah gejala dan bukan penyakit, pengobatan biasanya tergantung pada kondisi yang mendasari yang menyebabkan gangguan pencernaan. Jika gejalanya ringan dan jarang, perubahan gaya hidup mungkin akan meringankannya. Perubahan gaya hidup biasanya dilakukan dengan membatasi konsumsi makanan berlemak, cokelat, kafein dan alkohol.

Tidur setidaknya 7 jam setiap malam juga dapat membantu meredakan gangguan pencernaan ringan. Berolahraga secara teratur dan berhenti merokok juga merupakan perubahan gaya hidup yang penting sebagai caar mengatasi maag. Dalam kasus penyakit maag parah, dokter dapat meresepkan obat seperti berikut:

  • Antasida

Obat ini bermanfaat untuk melawan efek asam lambung. Contohnya termasuk Alka-Seltzer, Maalox, Rolaids, Riopan, dan Mylanta. Beberapa obat tersebut adalah obat tanpa resep yang bisa didapatkan di apotek. Seorang dokter biasanya akan merekomendasikan obat antasida sebagai salah satu perawatan pertama untuk dispepsia.

  • H-2-receptor antagonists

Obat ini mengurangi kadar asam lambung dan bertahan lebih lama dari antasida. Contohnya termasuk Zantac, Tagamet, Pepcid, dan Axid. Beberapa di antaranya adalah tanpa resep, sementara yang lain hanya tersedia dengan resep dokter. Beberapa orang mungkin mengalami mual, muntah, konstipasi, diare, dan sakit kepala setelah meminumnya. Efek samping lain mungkin termasuk memar atau pendarahan.

  • Inhibitor pompa proton (PPI)

Contoh PPI termasuk Aciphex, Nexium, Prevacid, Prilosec, Protonix, dan Zegerid. PPI sangat efektif untuk orang yang juga menderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Obat ini mengurangi asam lambung dan lebih kuat dari H-2-receptor antagonists. Selain beberapa obat di atas, bicaralah dengan dokter tentang kemungkinan efek samping dari beberapa obat ini:

  • Prokinetik

Salah satu contoh obat prokinetik adalah Reglan. Efek samping mungkin termasuk kelelahan, depresi, kantuk, kecemasan, dan kejang otot.

  • Antibiotik

Jika H. pylori menyebabkan tukak lambung yang mengakibatkan maag, antibiotik akan diresepkan. Efek samping mungkin termasuk sakit perut, diare, dan infeksi jamur.

  • Antidepresan

Jika dokter tidak menemukan penyebab maag setelah evaluasi menyeluruh, dan orang dengan sakit maag belum merespon perawatan sebelumnya, dokter mungkin meresepkan antidepresan dosis rendah. Antidepresan kadang meredakan ketidaknyamanan dengan mengurangi sensasi rasa sakit. Efek samping dapat termasuk mual, sakit kepala, agitasi, konstipasi, dan keringat malam.

  • Terapi psikologis

Pada orang-orang dengan maag fungsional, terapi psikologis dapat membantu mengelola aspek-aspek kognitif dari gangguan pencernaan. Terapi perilaku kognitif, biofeedback, hipnoterapi, dan terapi relaksasi dapat direkomendasikan.

Dokter juga dapat merekomendasikan untuk membuat perubahan pada jadwal pengobatan jika mencurigai bahwa hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Pemberian aspirin atau ibuprofen kadang-kadang dapat dihentikan dan pengobatan alternatif disarankan. Meski begitu, penggantian obat hanya dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Cara Mencegah Maag

Cara terbaik untuk mencegah sakit maag adalah dengan menghindari makanan atau minuman serta situasi yang menyebabkan gejala maag. Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Makan perlahan.
  • Makanlah dalam porsi kecil.
  • Hindari makanan yang mengandung banyak asam, seperti buah jeruk dan tomat.
  • Kurangi atau hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein.
  • Jika stres merupakan pemicu sakit maag, pelajari metode baru untuk mengelola stres, seperti teknik relaksasi dan biofeedback.
  • Jika Anda merokok, berhentilah. Merokok dapat mengiritasi lapisan perut.
  • Kurangi konsumsi alkohol, karena alkohol juga dapat mengiritasi lapisan lambung.
  • Jangan berolahraga dengan perut penuh. Sebaliknya, berolahraga sebelum makan atau setidaknya satu jam setelah makan.
  • Jangan langsung berbaring setelah makan. Tunggu setidaknya tiga jam setelah makan terakhir Anda sebelum tidur.
  • Tidur dengan kepala terangkat (setidaknya 15 cm) di atas kaki. Cara ini akan membantu membiarkan cairan pencernaan mengalir ke usus daripada ke kerongkongan.

 

  1. Indigestion. https://www.nhs.uk/conditions/indigestion/. (Diakses pada 22 November 2019).
  2. Indigestion. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/indigestion-overview#2-6. (Diakses pada 22 November 2019).
  3. Indigestion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211. (Diakses pada 22 November 2019).
  4. Newman, Tim. 2017. What to know about indigestion or dyspepsia. https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484.php. (Diakses pada 22 November 2019).
  5. W. Marks, Jay, MD. Indigestion (Dyspepsia, Upset Stomach Pain). https://www.medicinenet.com/dyspepsia/article.htm. (Diakses pada 22 November 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi