Terbit: 26 February 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Penyakit asam lambung sering dirasakan sebagian masyarakat. Seseorang yang mengeluh menderita gangguan pencernaan ini biasanya akan mengeluh seperti sensasi terbakar (mulas), sakit pada perut atau ulu hati. Kondisi yang dirasakan biasanya dapat diatasi dengan obat untuk meredakan rasa sakit.

Penyakit Asam Lambung: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa Itu Penyakit Asam Lambung?

Asam lambung adalah cairan atau senyawa yang terdapat di dalam lambung, termasuk asam klorida, natrium klorida, dan kalium klorida yang bersifat asam. Senyawa ini berfungsi sebagai desinfektan atau pembunuh kuman dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Ini juga dapat merangsang usus, hati, dan pankreas untuk mencerna makanan.

Asam lambung tinggi adalah kondisi yang terjadi ketika makanan dalam lambung kembali ke kerongkongan. Hal ini karena lower esophageal sphincter (LES) atau sfingter esofagus bagian bawah rileks dan memungkinkan asam naik ke kerongkongan. Dinding lambung memiliki lendir (mucus) yang berfungsi melindungi lambung. Namun, apabila jumlah lendir terlalu sedikit, atau asam terlalu banyak, maka dapat terjadi luka pada dinding lambung. Gejalanya kemudian dapat menyebabkan asam lambung.

Gejala Penyakit Asam Lambung

Penyakit ini biasanya menyebabkan mulas pada ulu hati, kemungkinan dikarenakan asam berlebihan atau naik terus-menerus. Heartburn atau mulas pada ulu hati adalah sensasi terbakar yang tidak nyaman yang terjadi di kerongkongan dan terasa di belakang area tulang dada, yang cenderung menjadi lebih buruk ketika berbaring atau membungkuk.

Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa jam dan sering memburuk setelah makan. Rasa sakit dapat menjalar ke arah leher dan tenggorokan. Cairan di pencernaan dapat mencapai tenggorokan dalam beberapa kasus, yang menyebabkan rasa pahit atau asam. Ciri-ciri penyakit asam lambung lainnya termasuk:

  • Batuk kering dan persisten
  • Mengi
  • Asma dan pneumonia berulang
  • Mual
  • Muntah
  • Masalah tenggorokan, seperti nyeri, suara serak, atau radang tenggorokan (peradangan kotak suara)
  • Rasa sakit atau kesulitan saat menelan
  • Sakit dada atau perut bagian atas
  • Erosi gigi
  • Bau mulut

Penyebab Penyakit Asam Lambung

Penyakit ini bisa disebabkan oleh kelainan lambung atau hernia hiatal, yang terjadi ketika bagian atas perut dan lower esophageal sphincter (LES) bergerak di atas diafragma, otot yang memisahkan perut dari dada. Diafragma biasanya membantu menjaga asam dalam pencernaan. Tetapi jika terjadi hernia hiatal, asam dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala.

Di bagian bawah kerongkongan adalah cincin otot atau LES. LES yang sehat cukup rileks memudahkan pergerakan makanan dari kerongkongan ke perut. Namun, LES yang terlalu rileks memungkinkan asam naik ke kerongkongan. Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi terbakar yang menyakitkan di perut, dada, dan tenggorokan.

Faktor Risiko Penyakit Asam Lambung

Faktor gaya hidup atau kebiasaan yang tidak disadari dapat menyebabkan penyakit ini. Beberapa kebiasaan yang dianggap sepele namun bisa menjadi penyebabnya. Berikut berbagai  faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit asam lambung:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Makan banyak dan segera berbaring telentang atau membungkuk
  • Makan camilan menjelang waktu tidur
  • Makan makanan tertentu, seperti jeruk, tomat, cokelat, mint, bawang putih, bawang merah, gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak
  • Minum minuman tertentu, seperti minuman berkarbonasi, kopi, teh, dan alkohol.
  • Kehamilan
  • Merokok
  • Minum obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, pelemas otot tertentu, atau obat tekanan darah

Diagnosis Penyakit Asam Lambung

Dokter biasanya dapat mendiagnosis penyakit ini berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat tanda dan gejalanya. Untuk memastikan diagnosis atau untuk memeriksa komplikasi, dokter dapat menyarankan tes berikut:

1. Endoskopi

Dokter akan memasukkan selang tipis dan fleksibel yang dilengkapi dengan cahaya dan kamera (endoskop) ke tenggorokan, untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut. Hasil tes seringkali dapat menjadi normal ketika terdapat asam, tetapi endoskopi dapat mendeteksi peradangan pada kerongkongan (esophagitis) atau komplikasi lainnya.

2. Pemantauan pH

Dokter memasukan alat khusus melalui kerongkongan dan membiarkannya selama satu atau dua hari untuk mengukur jumlah asam di kerongkongan.

3. Manometri Esofagus

Tes yang dapat memeriksa fungsi dan pergerakan esofagus dan sfingter esofagus bagian bawah.

4. Sinar-X

Sinar-X dilakukan setelah minum cairan berkapur bertujuan untuk melapisi dan mengisi lapisan dalam saluran pencernaan. Lapisan ini memudahkan dokter melihat siluet kerongkongan, lambung, dan usus bagian atas.

Cara Mengatasi Penyakit Asam Lambung

Cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit asam lambung adalah melakukan perubahan gaya hidup dan menghindari makanan dan minuman yang memicu gejala. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan:

  • Makanlah dengan porsi lebih sedikit dan variasikan jenis makanan yang Anda makan.
  • Ketika berbaring, letakkan bantalan tambahan di bawah kepala untuk menaikkannya setidaknya 10 Sentimeter hingga 15 Sentimeter.
  • Makanlah setidaknya 2 atau 3 jam sebelum berbaring atau tidur.
  • Rutin tidur siang.
  • Berhenti merokok.
  • Jangan mengenakan pakaian ketat atau sabuk ketat.
  • Jika obesitas, rajin berolahraga dan diet untuk menurunkan berat badan.

Jika tips di atas tidak mengurangi gejala atau ciri-ciri asam lambung dalam beberapa minggu, Anda dapat menggunakan obat asam lambung. Pilihan pengobatan utamanya adalah:

  • Penghambat pompa proton atau proton pump inhibitor (PPI), termasuk omeprazole, rabeprazole, dan esomeprazole
  • Histamine 2 blocker, termasuk cimetidine, ranitidin, dan famotidin
  • Perawatan dengan obat bebas lainnya, seperti antasida yang tersedia di berbagai apotek.

Komplikasi Penyakit Asam Lambung

Jika tidak mendapatkan obat penyakit asam lambung tinggi yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dalam jangka panjang, termasuk peningkatan risiko kanker. Paparan asam yang terus-menerus dapat merusak esofagus, yang menyebabkan komplikasi berikut:

1. Esofagitis

Komplikasi yang pertama adalah lapisan esofagus meradang, menyebabkan iritasi, perdarahan, dan luka pada lambung.

2. Strictures

Kerusakan yang disebabkan oleh penyakit ini dapat menyebabkan pengembangan bekas luka dan kesulitan menelan, yakni makanan tersangkut saat melewati kerongkongan.

3. Esofagus Barrett

Adalah komplikasi serius di mana paparan berulang terhadap penyakit ini, menyebabkan perubahan pada sel dan jaringan yang melapisi esofagus dengan risiko menjadi sel kanker.  

  1. Anonim. Heartburn and acid reflux. https://www.nhs.uk/conditions/heartburn-and-acid-reflux/. (Diakses 26 Februari 2020).
  2. Anonim. What Is Acid Reflux Disease?. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/what-is-acid-reflux-disease#1. (Diakses 26 Februari 2020).
  3. MacGill, Markus. 2017. What is acid reflux?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/146619. (Diakses 26 Februari 2020).
  4. Michael Kerr. 2019. GERD: Is the Damage Reversible?. (Diakses 26 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi