Terbit: 17 November 2020 | Diperbarui: 28 August 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

BAB berdarah mungkin banyak dialami oleh wanita hamil. Ketika pertama kali terjadi, wajar jika Anda merasa kaget dan takut. Agar tidak menimbulkan pikiran berlebihan Anda perlu mengetahui penyebabnya. Simak selengkapnya seputar BAB berdarah saat hamil di sini!

BAB Berdarah saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab BAB Berdarah saat Hamil

Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya darah pada feses ibu hamil, di antaranya adalah:

1. Fisura Ani

Fisura ani merupakan robekan atau luka kecil pada lapisan tipis dan lembap yang melapisi anus. Kondisi ini dapat menyebabkan BAB berdarah saat hamil. 

Fisura ani umumnya disebabkan oleh cedera pada anus kaibat sembelit atau susah buang air besar yang disertai dengan ukuran feses yang besar dan keras. Feses yang terlalu besar dapat mengikis dinding anis hingga menyebabkan luka. 

Ketika mengalami hal ini, Anda mungkin akan merasa nyeri pada anus serta tegang otot di sekitar anus. 

2. Kurang Konsumsi Serat

Kekurangan konsumsi serat dapat membuat buang air besar. Pasalnya, saat tubuh kekurangan serat, maka proses pencernaan akan mengalami gangguan. Kondisi ini umumnya menyebabkan fese menjadi keras. 

Bumil perlu asupan serat yang lebih banyak dibandingkan wanita pada umumnya. Perubahan hormon saat hamil membuat gerakan usus menjadi lambat dan makanan akan menjadi sulit dicerna. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, feses yang keras dapat memicu cedera pa anus sehingga feses mungkin saja menjadi mengandung darah. 

Baca JugaPerbedaan Perut Buncit dan Hamil, Wanita Harus Tahu

3. Wasir

Ketika feses keras, umumnya Anda akan mengejan untuk berusaha mengeluarkannya. Namun, sebaiknya Anda tidak melakukan hal ini.

Pasalnya, mengejan terlalu kuat dapat menyebabkan pembuluh darah di sekitar anus menjadi membengkak atau membesar. Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan dari anus ketika buang air besar. 

4. Infeksi Saluran Pencernaan

BAB berdarah juga dapat disebabkan oleh masalah pada saluran pencernaan. Ketika konsumsi makanan yang tidak dapat dipastikan kebersihannya, maka Anda memiliki risiko tinggi untuk menderita infeksi saluran pencernaan.

Bakteri yang paling banyak terdapat dalam makanan yang tidak bersih, antara lain E.coli dan Salmonella

Ketika masuk ke dalam tubuh, maka bakteri ini dapat menyebabkan demam, muntah, perut mulas, diare, dan infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan adanya darah pada feses.

5. Tukak Lambung

Adanya darah pada feses juga dapat disebabkan oleh penyakit tukak lambung. Ini adalah salah satu penyakit pencernaan yang terjadi akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori

Bakteri ini akan merusak lapisan pelindung lambung dan usus. Akibatnya, cairan lambung dengan mudah mengiritasi dinding lambung dan menimbulkan peradangan. 

Lambung yang meradang dapat mengeluarkan darah sehingga feses akan terlihat mengandung darah. 

Selain mengalami BAB berdarah, penderita tukak lambung juga mengalami perih, begah, dan sensasi terbakar pada perut dan dada. 

6. Inflammatory Bowel Disease (IBD)

IBD merupakan kondisi ketika usus mengalami peradangan. Inflammatory bowel disease terdiri dari dua penyakit yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. 

Kedua kondisi ini termasuk dalam penyakit autoimun dan hingga saat ini tidak diketahui penyebabnya. Jika Anda sudah menderita penyakit ini sebelum hamil, maka ada kemungkinan BAB berdarah saat hamil disebabkan oleh IBD. 

7. Tumor

Adanya tumor pada dalam saluran cerna dapat menyebabkan BAB berdarah saat hamil, terutama saat hamil.

Seiring dengan ukuran janin yang semakin besar, rahim akan semakin membesar. Kondisi ini dapat menyebabkan adanya tekanan pada saluran pencernaan.

 Jika Anda memiliki tumor pada saluran pencernaan sebelum hamil, maka tekanan ini dapat menekan area tumor dan akhirnya muncul pendarahan atau luka. Hal inilah yang menyebabkan adanya darah pada feses. 

8. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim. Kehamilan ini merupakan kasus yang langka. 

Salah satu gejala dari kehamilan ektopik adalah terjadinya pendarahan pada usus. Kehamilan ektopik umumnya terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi malah menempel pada tuba falopi. Ketika embrio berkembang, maka akan timbul celah atau lubang pada dinding usus. 

Kondisi ini akan menyebabkan adanya darah pada feses.

9. Kanker

BAB berdarah saat hamil dapat menjadi indikasi adanya kanker kolorektal. Namun, Anda tidak perlu cemas karena kasus kanker kolorektal pada ibu hamil merupakan kasus yang jarang terjadi. 

Namun, Anda tidak boleh mengabaikan dan menganggap remeh ketika menemukan darah pada feses. Anda tetap disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter. 

Mendiagnosis Saluran Cerna Bagian Bawah

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengobati perdarahan rektum dan mendiagnosis asal-usulnya. Tekanan darah rendah dan detak jantung tinggi adalah indikator utama kehilangan darah dalam jumlah banyak yang disebabkan oleh pendarahan pada anus, ini adalah kondisi yang memerlukan perawatan medis darurat.

Sementara itu, diagnosis vital dilakukan dengan memasukkan selang fleksibel ke dalam perut untuk memeriksa tanda-tanda perdarahan aktif. Pemeriksaan anus diperlukan untuk memeriksa sumber perdarahan eksternal seperti trauma. Pemeriksaan jari mungkin diperlukan untuk menilai karakteristik tinja, nyeri tekan, dan pemeriksaan keberadaan massa.

Mengenai volume darah yang hilang, sampel darah dibawa ke laboratorium untuk menilai faktor pembekuan darah dan memeriksa tanda-tanda infeksi.

Tes lainnya yang mungkin dilakukan meliputi anoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, barium enema, CT scan, dan angiografi.

Kolonoskopi dapat digunakan untuk memeriksa bagian dalam rektum. Tes ini melibatkan pemeriksaan tumor pada anus dan memeriksa ujung bawah usus besar untuk memeriksa perdarahan cepat/aktif. Selain itu, studi kedokteran nuklir dapat digunakan untuk menandai sel darah merah dan menunjukkan daerah pada usus besar tempat terjadinya perdarahan lambat.

Apakah Pendarahan yang Terjadi Membahayakan Janin?

Merasa cemas ketika melihat ada darah pada feses merupakan hal yang wajar. Anda pasti bingung asal darah tersebut, apakah dari rahim atau saluran pencernaan. 

Namun, sebaiknya tidak terlalu cemas. Pada kebanyakan kasus, BAB berdarah saat hamil bukan masalah kesehatan serius. Kondisi ini juga tidak membahayakan janin. 

Meskipun demikian, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan asal darah pada feses. 

Ketika Anda sudah mengetahui bahwa darah berasal dari anus dan bukan masalah kehamilan, maka Anda juga akan menjadi lebih tenang.

Cara Mengatasi BAB Berdarah saat Hamil

Sembelit adalah masalah umum selama kehamilan. Kondisi ini juga bisa menyebabkan wasir atau fisura ani. Oleh karena itu, perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengatasi sembelitnya terlebih dahulu.

Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan, antara lain:

  • Konsumsi makanan berserat tinggi seperti sereal, roti gandum, buah, dan sayuran secara rutin.
  • Meningkatkan asupan cairan. Dalam menunjang kesehatan tubuh, Anda disarankan mengonsumsi 2 liter air putih setiap hari. Selain itu, Anda juga disarankan mengonsumsi jus buah setiap hari (terutama jus prune).
  • Olahraga secara teratur. Jalan kaki, berenang, dan yoga, semuanya bisa membantu meredakan sembelit.
  • Jangan menunda BAB. Hindari menahan untuk pergi ke kamar mandi saat Anda merasakan dorongan ingin buang air besar.
  • Senam Kegel. Selain mempersiapkan perineum (area antara otot vagina dan anus) untuk persalinan, senam ini juga dapat membantu mencegah wasir dengan meningkatkan sirkulasi darah ke area tersebut.
  • Tidur miring. Posisi ini mengurangi tekanan pada area yang terkena. Cobalah untuk berbaring miring ke kiri beberapa kali untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah rektum.
  • Hindari sedentary lifestyle. Jangan duduk atau berdiri dalam waktu lama pada satu waktu. Cobalah berjalan-jalan selama lima menit setiap satu jam.
  • Tanyakan pada dokter tentang tentang suplemen serat yang bisa dikonsumsi dan vitamin prenatal yang memiliki kandungan zat besi yang lebih sedikit.

Baca JugaPenyebab dan Cara Mengatasi Perut Kembung Saat Hamil

Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghentikan Pendarahan?

Beberapa wanita merasa nyaman menggunakan kompres dingin yang dibasahi witch hazel oil, sementara yang lain merasa nyaman saat menggunakan bantal pemanas. Pilihlah metode yang paling cocok untuk Anda.

Selain itu, gunakan tisu toilet yang lembut, tidak beraroma, dan berwarna putih karena jenis ini tidak begitu mengiritasi dibanding jenis lainnya. Minta dokter untuk merekomendasikan anestesi topikal yang aman atau obat suppositoria.

Sebagian besar produk ini hanya digunakan untuk jangka pendek (seminggu atau kurang) karena penggunaan terus-menerus dapat menyebabkan lebih banyak peradangan.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Konsultasi dengan dokter diperlukan jika Anda melihat darah di tisu toilet atau celana dalam (terkadang sulit untuk mengetahui apakah darah tersebut berasal dari anus atau vagina). Dokter dapat menemukan sumber pendarahan dengan melakukan pemeriksaan fisik.

Perdarahan pada anus biasanya bukan merupakan tanda masalah serius pada wanita usia subur. Wasir dan fisura ani biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, terutama jika Anda mengambil langkah untuk mencegah atau mengobati sembelit.

Jika Anda sudah mencoba langkah-langkah di atas namun pendarahan tetap berlanjut atau mengalami nyeri hebat, Anda mungkin membutuhkan penanganan dari dokter spesialis.

 

  1. Aparna. 2022. Rectal Bleeding during Pregnancy: Causes, Remedies & Prevention. https://parenting.firstcry.com/articles/rectal-bleeding-during-pregnancy-causes-remedies-prevention/. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  2. Bellefonds, Colleen de. 2022. Blood In Stool During Pregnancy. https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/rectal-bleeding-during-pregnancy_260. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  3. O’Connor, Amy. 2022. Hemorrhoids During Pregnancy. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/hemorrhoids.aspx. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  4. Pillai, Shreeja. 2023. Blood In Stool During Pregnancy – Causes & Symptoms You Should Be Aware Of. https://www.momjunction.com/articles/blood-in-stool-during-pregnancy_00386737/. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  5. Wisner, Wendy. 2022. Can Pregnancy Cause Bloody Stool? https://www.healthline.com/health/pregnancy/bloody-stool-pregnancy. (Diakses pada 30 Mei 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi