Terbit: 2 March 2023 | Diperbarui: 25 July 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Kanker serviks adalah kondisi di mana sel-sel abnormal pada leher rahim tumbuh di luar kendali. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga pencegahannya di bawah ini.

Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Serviks?

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit yang perlu diwaspadai oleh perempuan. Perlu diketahui, leher rahim adalah bagian bawah rahim yang terbuka ke arah vagina. Jenis kanker ini biasanya berhasil diobati ketika ditemukan pada stadium awal.

Hal ini biasanya ditemukan pada tahap yang sangat dini melalui pemeriksaan pap smear. Tumor yang dibiarkan tanpa penanganan yang serius dapat menjadi ganas atau kanker.

Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita ini merupakan penyakit paling berbahaya kedua di Indonesia, setelah kanker payudara.

Sementara, kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia. Sayangnya, masih banyak yang belum paham akan ciri-cirinya sehingga pengobatan terlambat diberikan.

– Iklan –

Gejala Kanker Serviks

Perubahan sel serviks yang abnormal (sebelum menjadi kanker) jarang menimbulkan gejala. Bahkan, sering kali tidak ada ciri-ciri kanker serviks pada stadium awal. Pada umumnya, gejala timbul ketika sudah memasuki stadium IB.

1. Perdarahan

  • Perdarahan di luar periode menstruasi.
  • Perdarahan setelah berhubungan seks.
  • Perdarahan setelah menopause.

2. Nyeri

  • Nyeri di perut bagian bawah.
  • Nyeri saat berhubungan seks.
  • Nyeri panggul.

3. Keputihan

  • Keputihan yang tidak normal.
  • Keputihan dengan bau yang kuat.
  • Keputihan diwarnai dengan darah.

Ciri-ciri Kanker Serviks Lanjut:

  • Mengalami penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Sakit punggung.
  • Nyeri kaki atau bengkak.
  • Kebocoran urine (inkontinensia).
  • Fraktur tulang (patah tulang).

Jika Anda menduga kemunculan gejala kanker serviks, segera periksakan diri ke dokter. Langkah ini dapat membantu mendapat perawatan dini dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). HPV memiliki banyak jenis dan yang paling sering menginfeksi manusia adalah HPV 8, 11, 16, dan 18.

Jenis virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks adalah HPV 16 dan 18, sedangkan HPV 8 dan 11 adalah penyebab penyakit kutil pada kelamin. Jadi, tidak semua jenis  HPV bisa menyebabkan penyakit kanker ini.

Infeksi virus ini cenderung meningkat pada orang yang sering melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan. 

Dikarenakan HPV adalah infeksi umum yang biasanya hilang dengan sendirinya, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa ia memilikinya.

Jika memiliki salah satu jenis HPV yang berisiko tinggi, tidak berarti Anda mengalami kanker. Hal ini berarti Anda memiliki jenis HPV yang mungkin dapat menyebabkan kanker di masa depan. Itulah mengapa mendeteksi secara dini sangat penting.

Faktor Risiko

Berikut ini berbagai faktor yang meningkatkan kanker serviks, di antaranya:

1. Jenis HPV

Sebagian besar jenis HPV tidak berbahaya dan beberapa menyebabkan kutil kelamin, sementara yang lainnya dapat berkembang menjadi kanker. Seperti kanker serviks, HPV dapat menyebabkan kanker vagina, dubur, vulva, penis, dan beberapa jenis kanker tenggorokan dan mulut. HPV menular melalui kontak kulit (biasanya selama aktivitas seksual).

Sekitar 12 jenis HPV berisiko tinggi terhadap kanker ini. Dua dari jenis ini (HPV 16 dan HPV 18) menyebabkan sekitar 7 dari 10 (70%) kanker leher rahim.

Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual biasanya memiliki risiko infeksi HPV yang lebih tinggi, yang meningkatkan risiko kanker leher rahim.

2. Bergonta-Ganti Pasangan Seksual

Semakin banyak jumlah pasangan seksual, semakin besar pula peluang Anda untuk terpapar virus HPV. Selain itu, seks tanpa kondom, tidak menjaga kebersihan saat berhubungan seks, penerapan seks yang salah juga berisiko.

Berhubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dapat mengurangi risiko HPV. Namun, alat kontrasepsi ini tidak dapat melindungi sepenuhnya. Tetapi melakukan seks yang lebih aman juga dapat membantu mencegah dari banyak penyakit menular seksual (PMS).

3. HIV/AIDS

Pendidap HIV/AIDS berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker serviks. Risiko ini mungkin akan berkurang pada wanita yang menjalani pengobatan HIV.

4. Infeksi Menular Seksual

Risiko kanker ini meningkat pada wanita yang mengalami infeksi menular seksual (IMS) bersama HPV. Wanita penderita HPV dan klamidia, mungkin berisiko lebih tinggi.

Baca Juga: Kanker Serviks Stadium 1: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

5. Merokok

Merokok ternyata dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Risiko akan meningkat jika  merokok setiap hari. Selain itu, merokok juga akan mempersulit perawatan sel-sel abnormal.

6. Pil KB

Sekitar 1 dari setiap 10 kasus kanker ini ternyata juga terkait dengan konsumsi pil kontrasepsi atau pil KB, terutama jika mengonsumsinya lebih dari 5 tahun. Bahkan, pil KB juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

Tetapi perlu Anda ingat bahwa minum pil KB juga dapat membantu mengurangi risiko kanker rahim dan ovarium.

7. Pernah Melahirkan

Wanita yang sudah memiliki anak, risiko kanker leher rahim meningkat dibandingkan dengan yang belum memiliki anak.

Memiliki anak pertama sebelum usia 17 tahun juga berisiko lebih tinggi, dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak pertama setelah berusia 25. 

8. Riwayat Keluarga

Kemungkinan Anda berisiko kanker serviks jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda mengalami kondisi ini.

Namun, belum diketahui apakah ini terkait dengan masalah gen, atau apakah disebabkan faktor umum yang sama seperti kebiasaan merokok.

9. Riwayat Kanker Sebelumnya

Kemungkinan Anda memiliki peningkatan risiko kanker leher rahim jika mengalami kanker:

  • Vulva.
  • Vagina.
  • Ginjal.
  • Saluran kemih (ini termasuk kandung kemih dan tabung dari ginjal ke kandung kemih).

Diagnosis Kanker Serviks

Dokter akan menggunakan berbagai tes dan alat untuk mendiagnosis kanker ini, mengevaluasi penyakit, dan membuat rencana perawatan.

Selama perawatan, dokter akan menggunakan tes pencitraan dan laboratorium untuk mencari ukuran tumor, mengamati respons tubuh terhadap pengobatan.

Alat dan tes yang digunakan untuk mendiagnosis kanker serviks, di antaranya:

1. Tes Pap Smear

Tes pap smear biasanya langkah pertama untuk menentukan kesehatan serviks dan dilakukan sebagai bagian dari skrining rutin. Kebanyakan wanita disarankan melakukan pemeriksaan ini sejak usia 21 tahun.

Tergantung usia dan risikonya, dokter mungkin juga menyarankan tes tambahan untuk infeksi HPV, karena infeksi sebelumnya dengan jenis HPV berisiko tinggi telah terjadi.

2. Tes Panggul

Dokter akan memeriksa secara manual pada vagina, rahim, leher rahim, saluran tuba, ovarium dan rektum untuk nodul atau benjolan, yang dapat diperiksa lebih rinci dengan teknologi pencitraan.

3. Kolposkopi

Pemeriksaan ini dirancang untuk memberikan objek yang diperbesar secara visual. Hal ini memungkinkan dokter mengamati jaringan yang abnormal. Jika jaringan abnormal teridentifikasi, jaringan akan dibiopsi.

4. Biopsi

Ada dua jenis biopsi yang digunakan untuk mendiagnosis kanker serviks, di antaranya biopsi kerucut atau LEEP dan biopsi kelenjar getah bening sentinel:

  • Biopsi Kerucut atau LEEP

Jika hasil pap smear dan kolposkopi menunjukkan kanker serviks, dokter mungkin melakukan biopsi kerucut atau LEEP untuk mengonfirmasi diagnosis.

Dokter mengeluarkan sepotong jaringan berbentuk kerucut dari serviks menggunakan pisau bedah. Selama LEEP, loop kawat listrik digunakan untuk menghilangkan jaringan. Jaringan ini kemudian dikirim ke ahli patologi.

  • Biopsi Kelenjar Getah Bening Sentinel

Tes yang melibatkan pengidentifikasian, pengangkatan, dan pemeriksaan kelenjar getah bening sentinel—kelenjar getah bening pertama tempat sel kanker paling mungkin menyebar dari tumor primer—dapat membantu menentukan apakah kanker menyebar ke luar serviks.

Mengangkat satu atau dua kelenjar getah bening juga dapat menghindari komplikasi yang terjadi dengan pembedahan untuk mengangkat 10 hingga 30 kelenjar getah bening.

Baca Juga: Kanker Serviks Stadium 2: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

5. Tes Pencitraan

Tes untuk mendiagnosis kanker serviks ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:

  • CT Scan

CT scan mengekspos gambar serviks dan perut dengan 3D yang terperinci. Setelah pemeriksaan fisik, Prosedur ini dilakukan untuk menemukan tumor sebelum operasi. CT scan dapat digunakan untuk menentukan ukuran tumor, organ apa yang mungkin terpengaruh, dan apakah kelenjar getah bening membesar.

  • PET / CT Scan

Dokter menggunakan PET / CT scan sebagai evaluasi untuk kanker leher rahim. Teknik pencitraan nuklir canggih ini menggabungkan positron emission tomography (PET) dan computed tomography (CT) menjadi satu mesin.

Pemindaian PET / CT menguak informasi tentang struktur dan fungsi sel dan jaringan dalam tubuh selama satu sesi pencitraan tunggal. Prosedur ini dapat mendeteksi penyebaran kanker serviks ke kelenjar getah bening di dekatnya dan ke organ lain, seperti paru-paru atau hati.

  • MRI

MRI digunakan untuk menentukan apakah kanker serviks melibatkan kandung kemih, rektum atau jaringan di sekitar serviks. Terkadang tes ini dilakukan sebagai ganti atau sebagai tambahan CT scan.

6. Tes Laboratorium

Tes laboratorium utama untuk kanker ini adalah pengujian genom lanjut terhadap tumor, yang memeriksa tumor untuk mencari perubahan DNA yang mendorong pertumbuhan kanker.

Melakukan identifikasi mutasi yang terjadi pada genom sel kanker, dokter dapat lebih memahami sifat tumor, dan dokter mungkin dapat menyesuaikan perawatan pasien berdasarkan temuan ini.

7. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Selama dua hari pertama di satu rumah sakit, dokter akan melakukan serangkaian tes diagnostik dan melihat catatan medis serta riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh.

Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik. Informasi ini membantu dokter merumuskan anjuran perawatan yang disesuaikan dengan pasien dan kebutuhannya.

Jenis Kanker Serviks

Secara umum jenis kanker serviks terbagi menjadi dua, di antaranya:

1. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa berawal pada sel tipis dan rata yang melapisi bagian bawah serviks. Jenis kanker serviks ini dapat menjadi penyebab sekitar 80 persen kanker ini.

2. Adenokarsinoma

Jenis kanker ini dapat berkembang pada sel-sel kelenjar yang melapisi bagian atas serviks. Kondisi ini dapat membentuk sekitar 20 persen kanker leher rahim.

Meski jarang terjadi, kedua jenis kanker serviks tersebut dapat terjadi secara bersamaan. 

Stadium Kanker Serviks

Stadium kanker serviks terdiri dari 4 tahapan, yaitu:

  • Stadium I

Sel-sel kanker telah tumbuh dari permukaan ke jaringan yang lebih dalam dari serviks, dan kemungkinan akan ke dalam rahim, dan ke kelenjar getah bening di dekatnya.

  • Stadium II

Tahap ini kanker telah bergerak melewati serviks dan uterus, tetapi tidak sejauh dinding panggul atau di bagian bawah vagina. Kemungkinan ini tidak memengaruhi kelenjar getah bening di dekatnya.

  • Stadium III

Sel-sel kanker muncul di bawah vagina atau dinding panggul, dan kemungkinan menghalangi ureter; tabung yang membawa urine dari kandung kemih. Ini juga mungkin tidak akan memengaruhi kelenjar getah bening di dekatnya.

  • Stadium IV

Kanker memengaruhi kandung kemih atau rektum dan tumbuh keluar dari panggul, yang mungkin memengaruhi kelenjar getah bening dan menyebar ke organ lain termasuk hati, paru-paru, tulang, dan kelenjar getah bening.

Baca Juga: 6 Pantangan Makanan bagi Penderita Kanker Serviks

Komplikasi Kanker Serviks

Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul saat tahapan kanker sudah parah, antara lain: 

  • Gangguan ginjal.
  • Penggumpalan darah.
  • Pendarahan.

Meski begitu, komplikasi yang terjadi pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko keparahan, penanganan dini penting untuk dilakukan.

Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan tergantung pada stadium kanker yang dialami pasien dan kondisi kesehatannya. Tindakan yang biasanya dilakukan dokter, di antaranya: 

1. Pembedahan

Seperti histerektomi (operasi pengangkatan rahim) dan pengangkatan kelenjar getah bening panggul atau ooforektomi (pengangkatan kedua ovarium dan tuba fallopi).

2. Terapi Radiasi

Menggunakan dosis tinggi sinar-X atau implan di rongga vagina untuk membunuh sel-sel kanker. Hal ini digunakan untuk tahap tertentu pada kanker serviks. Cara ini sering digunakan dalam kombinasi dengan operasi.

3. Kemoradiasi

Ini adalah kombinasi dari kemoterapi dan radiasi. Hal ini sering digunakan untuk mengobati tahap awal dan tahap akhir kanker leher rahim.

4. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan yang membunuh sel-sel kanker. Cara ini dapat digunakan untuk mengobati kanker serviks stadium lanjut.

Baca Juga: Gynpad, Cara Baru untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Pencegahan Kanker Serviks

Beberapa tips berikut ini dapat membantu mengurangi risiko kemungkinan mengalami kanker serviks, di antaranya:

1. Vaksin HPV

Hubungan antara pengembangan penyakit ini dan beberapa jenis HPV jelas. Jika setiap wanita mengikuti program vaksinasi HPV, maka Anda melakukan pencegahan kanker dengan tepat.

Bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan ingin mendapatkan vaksin HPV, bisa kunjungi apotek Farmaku. Untuk info lebih lanjut klik vaksin HPV Apotek Farmaku Kelapa Gading Square.

2. Melakukan Seks yang Aman

Vaksin HPV hanya melindungi dua jenis HPV. Faktor lain dapat menyebabkan penyakit ini. Jadi, gunakanlah kondom saat berhubungan seks untuk membantu melindungi dari infeksi HPV, terlebih jika sering bergonta-ganti pasangan.

Semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki wanita, semakin tinggi pula risiko penularan virus HPV. Hal ini dapat menyebabkan risiko lebih tinggi terkena kanker leher rahim.

3. Skrining Serviks

Skrining serviks yang dilakukan secara teratur dapat membantu individu mengidentifikasi dan menangani ciri-ciri kanker serviks sebelum kondisinya dapat berkembang atau menyebar terlalu jauh. Skrining tidak mendeteksi kanker tetapi menunjukkan perubahan pada sel-sel serviks.

4. Menunda Hubungan Seksual Pertama (Saat Muda)

Semakin muda wanita ketika melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya, semakin tinggi risiko infeksi HPV. Semakin lama wanita menunda seks, semakin rendah pula risikonya.

5. Berhenti Merokok

Pencegahan kanker serviks berikutnya adalah dengan berhenti merokok. Wanita yang merokok dan memiliki HPV, berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini dibandingkan wanita yang tidak merokok.

 

  1. Anonim. Cervical cancer. https://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/cervical-cancer/en/. (Diakses 7 Februari 2023)
  2. Felman, Adam. 2019. What you need to know about cervical cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/159821.php. (Diakses 7 Februari 2023)
  3. Seladi-Schulman, Jill. 2019. Cervical Cancer Prevention. https://www.healthline.com/health/cervical-cancer-prevention. (Diakses 7 Februari 2023)
  4. Stöppler, M.C. 2018. Cervical Cancer Symptoms, Signs, Causes, and Prognosis. https://www.medicinenet.com/cervical_cancer/article.htm#cervical_cancer_definition_and_facts. (Diakses 7 Februari 2023)
  5. Anonim. Cervical Cancer: Diagnosis. https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/diagnosis. (Diakses 7 Februari 2023) 
  6. Anonim. Cancer: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 3). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK343648/. (Diakses 7 Februari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi