Terbit: 17 April 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kanker lambung adalah kondisi di mana pertumbuhan sel lambung tidak normal dan tidak terkendali. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Kanker Lambung: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Lambung?

Kanker lambung adalah pertumbuhan sel-sel kanker di dalam lapisan perut dan lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kanker ini biasanya berkembang lambat dan baru disadari setelah bertahun-tahun.

Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan sel kanker mulai berkembang di perut. Namun, salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko adalah infeksi bakteri H. pylori yang menyebabkan tukak lambung.

Gejala Kanker Lambung

Menurut National Cancer Institute (NCI), gejala kanker lambung umumnya tidak disadari oleh penderitanya hingga kanker ini mencapai stadium lanjut. Meskipun demikian, Anda dapat mengenali gejala awal yang paling umum, antara lain:

  • Sakit perut.
  • Maag.
  • Feses berdarah.
  • Sembelit.
  • Diare.
  • Mual dan muntah berkelanjutan.
  • Perut bengkak.
  • Tidak nafsu makan.
  • Selalu merasa kembung setelah makan.
  • Merasa kenyang padahal hanya makan sedikit.
  • Mulas yang berat dan berkepanjangan.
  • Gangguan pencernaan parah yang hampir selalu terjadi.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Bila Anda mengalami satu atau lebih ciri-ciri kanker lambung tersebut, belum tentu Anda menderita kanker ini. Sebaiknya konsultasi pada dokter bila mengalami gangguan pencernaan yang tidak kunjung sembuh.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Apabila Anda mengalami gejala terkait lambung, perut, atau sistem pencernaan dalam jangka waktu tertentu yang tidak kunjung sembuh, segera hubungi dokter. Dokter akan memeriksa dan mendiagnosis dengan tepat terkait penyakit apa yang mungkin Anda alami.

Baca Juga: Waspada, Penyakit Asam Lambung Ternyata Bisa Memicu Kanker

Penyebab Kanker Lambung

Kanker ini terbentuk ketika ada mutasi (perubahan) genetik pada DNA sel perut. DNA adalah instruksi yang memberi tahu sel kapan harus tumbuh dan kapan harus mati.

Dikarenakan mutasi, sel tumbuh begitu cepat dan pada akhirnya membentuk tumor bukannya mati. Sel kanker di perut dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Sel-sel ini mungkin mulai tumbuh lebih dalam ke dinding perut.

Seiring waktu, sel kanker bisa pecah dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Sel kanker menyebar ke bagian lain dari tubuh disebut metastasis.

Faktor Risiko

Berikut ini adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker, antara lain:

  • Anemia pernisiosa (anemia jangka panjang).
  • Limfoma (sekelompok kanker darah).
  • Infeksi bakteri H. pylori (bakteri pada saluran pencernaan).
  • Polip perut (jaringan abnormal pada lapisan perut).
  • Tumor pada saluran pencernaan lain dekat lambung.
  • Komplikasi obesitas.
  • Komplikasi pasca operasi perut.

Selain itu, faktor gaya hidup juga meningkatkan risiko kanker jenis ini, yaitu:

  • Orang yang jarang olahraga.
  • Sering konsumsi makanan asin atau makanan olahan.
  • Orang yang terlalu banyak mengonsumsi daging.
  • Orang dengan riwayat penyalahgunaan alkohol.
  • Orang yang tidak mengolah makanan dengan cara yang sehat.

Faktor risiko kanker ini juga lebih tinggi pada kelompok orang sebagai berikut:

  • Perokok.
  • Laki-laki.
  • Lansia di atas usia 50 tahun.
  • Seseorang yang memiliki penyakit riwayat keluarga.
  • Orang-orang keturunan Asia terutama Korea atau Jepang, Amerika Selatan, atau Belarusia.
  • Efek samping dari lingkungan kerja di industri batu bara, logam, kayu, atau karet.

Memiliki satu atau lebih faktor risiko yang disebutkan tidak berarti Anda akan menderita kanker tersebut. Meski begitu, pastikan untuk menjalani pola makan dan hidup sehat agar terhindar dari kanker jenis apapun.

Diagnosis Kanker Lambung

Pemeriksaan awal dilakukan melalui skrining berkelanjutan untuk mendapatkan informasi lengkap terkait kondisi lambung. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.

Dokter akan mengajukan beberapa pemeriksaan untuk diagnosis kanker ini, meliputi:

  • Tes darah untuk mendeteksi tanda-tanda sel kanker aktif.
  • Pemeriksaan endoskopi bagian atas menggunakan selang tipis yang dilengkapi dengan kamera kecil untuk melihat kondisi sistem pencernaan pasien.
  • Pemeriksaan perut bagian atas atau upper gastrointestinal. Pasien akan minum cairan barium yang akan melapisi perut sehingga kondisi perut lebih terlihat jelas menggunakan sinar X.
  • Pemeriksaan CT scan atau pemeriksaan menggunakan sinar-X.
  • Biopsi, pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan lambung yang kemudian akan diteliti di laboratorium.

Pemeriksaan lain mungkin dibutuhkan seperti pemeriksaan darah untuk melacak keberadaan H. pylori penyebab gangguan sistem pencernaan seperti maag dan tukak lambung.

Jenis Kanker Lambung

Jenis kanker ini ditentukan berdasarkan sel tempat kanker bermula. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • Adenokarsinoma. Kanker perut adenokarsinoma dimulai pada sel yang menghasilkan lendir. Ini merupakan jenis kanker lambung yang paling umum terjadi. Hampir semua kanker yang dimulai di perut adalah kanker perut adenokarsinoma.
  • Tumor stroma gastrointestinal (GIST). GIST dimulai pada sel saraf khusus yang terdapat di dinding lambung dan organ pencernaan lainnya. GIST adalah sejenis sarkoma jaringan lunak.
  • Tumor karsinoid. Tumor karsinoid adalah kanker yang dimulai pada sel neuroendokrin. Sel-sel neuroendokrin ditemukan di banyak tempat di tubuh. Sel-sel ini melakukan beberapa fungsi sel saraf dan beberapa pekerjaan sel yang membuat hormon. Tumor karsinoid adalah jenis tumor neuroendokrin.
  • Limfoma. Limfoma adalah kanker yang dimulai pada sel sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini terkadang dapat dimulai di perut jika tubuh mengirimkan sel sistem kekebalan ke perut. Kondisi ini mungkin terjadi jika tubuh berusaha melawan infeksi. Sebagian besar limfoma yang terjadi di perut adalah jenis limfoma non-Hodgkin.

Baca Juga: Tukak Lambung: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Stadium Kanker Lambung

Kanker lambung memiliki beberapa stadium sesuai dengan tingkat keparahannya, berikut di antaranya:

  • Stadium I: Tumor pada lambung berada di jaringan pelapis bagian dalam kerongkongan atau lambung. Sementara sel-sel kanker mungkin telah menyebar ke beberapa kelenjar getah bening terdekat dari lambung.
  • Stadium II: Sel-sel kanker aktif menyebar lebih dalam di lambung hingga ke lapisan otot atau dinding lambung. Sementara sel-sel kanker juga menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.
  • Stadium III: Sel-sel kanker telah menyebar ke lapisan lambung atau kerongkongan dan meluas ke lebih banyak kelenjar getah bening terdekat.
  • Stadium IV: Sel-sel kanker telah menyebar ke jaringan getah bening dan bagian tubuh lainnya.

Dikarenakan kondisi ini cenderung tidak bergejala, beberapa orang baru menyadari saat kanker sudah stadium lanjut.

Pengobatan Kanker Lambung

Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan stadium dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Berikut ini beberapa cara mengobatinya:

1. Operasi

Operasi menjadi pilihan terbaik untuk pasien kanker stadium awal atau apabila sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau organ lain. Tindakan operasi dilakukan untuk mengangkat semua sel kanker di saluran pencernaan termasuk kerongkongan atau lambung.

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi radiasi juga disarankan dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor sehingga jadi lebih mudah diangkat selama prosedur operasi kanker.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah perawatan kanker dengan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker berbahaya. Ketika pasien minum obat kemoterapi, obat akan menyebar untuk membersihkan sel-sel kanker di seluruh tubuh atau sel-sel kanker yang mungkin mulai berkembang di luar lambung.

Kombinasi perawatan kanker dengan kemoterapi dan terapi radiasi juga menjadi pilihan paling potensial untuk pengobatan kanker. Dokter akan membuat rencana perawatan terbaik untuk pasien. Perawatan kanker akan disesuaikan dengan faktor risiko, usia, kondisi kesehatan, dan stadium kanker.

Komplikasi Kanker Lambung

Kondisi ini dapat memperburuk kondisi kesehatan serta meningkatkan risiko sel-sel kanker akan menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya, seperti:

  • Paru-paru.
  • Kelenjar getah bening.
  • Tulang.
  • Hati.

Perlu diketahui, komplikasi kanker akan lebih sulit untuk ditangani. Meski begitu, dokter akan memberi pilihan perawatan dan pengobatan terbaik.

Apabila Anda mengalami ciri-ciri kanker lambung sejak awal sebaiknya segera konsultasi ke dokter agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih serius.

Baca Juga: Penyakit Asam Lambung: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Pencegahan Kanker Lambung

Sementara penyebabnya belum diketahui, kanker ini mungkin sulit untuk dicegah. Walaupun begitu, Anda dapat mencegah segala penyakit dengan menerapkan pola makan dan pola hidup sehat. Selain itu, Anda dapat menekan faktor risiko kanker dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Pola Makan Sehat

Pastikan Anda makan sayur dan buah setiap hari. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan berserat dan bervitamin tinggi seperti pir, stroberi, alpukat, apel, pisang, wortel, brokoli, ubi, kacang almond, atau oatmeal.

2. Menjaga Berat Badan yang Sehat

Orang yang obesitas berisiko lebih tinggi mengembangkan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan diabetes. Jadi, jaga berat badan ideal dengan rajin makan buah dan sayur serta olahraga teratur. Gunakan kalkulator BMI untuk mengukur berat badan ideal Anda.

3. Perhatikan Kesehatan Lambung

Apabila Anda memiliki riwayat penyakit lambung seperti maag atau GERD (gastroesophageal reflux disease), maka segera tangani masalah tersebut. Infeksi lambung akibat infeksi bakteri H. pylori dapat meningkatkan risiko penyakit lambung lainnya.

4. Jangan Merokok

Seorang perokok memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kanker. Selain itu, merokok telah terbukti tidak menyehatkan sama sekali bagi tubuh. Jadi, sebaiknya tidak merokok bila ingin sehat dan panjang umur.

5. Perhatikan Penggunaan Obat Tertentu

Beberapa obat memiliki efek samping seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) dapat memengaruhi fungsi lambung. Konsultasi dengan dokter sebelum dan selama menggunakan obat ini.

6. Olahraga

Banyak manfaat olahraga bagi kesehatan, termasuk untuk mengurangi risiko terkena kanker. Cobalah olahraga dengan intensitas rendah setidaknya 15 menit sehari. Setelah itu, Anda dapat meningkatkan jenis dan jadwal olahraga Anda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

 

  1. Anonim. 2022. Stomach Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15812-stomach-cancer (Diakses pada 23 February 2023)
  2. Anonim. 2023. Stomach cancer. https://www.nhs.uk/conditions/stomach-cancer/causes/ (Diakses pada 23 February 2023)
  3. Anonim. 2018. Stomach cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stomach-cancer/symptoms-causes/syc-20352438. (Diakses pada 5 Mei 2020).
  4. Anonim. 2020. Stomach Cancer. https://www.webmd.com/cancer/stomach-gastric-cancer#3-8. (Diakses pada 5 Mei 2020).
  5. Cherney, Kristeen. 2017. Stomach Cancer (Gastric Adenocarcinoma). https://www.healthline.com/health/gastric-cancer. (Diakses pada 5 Mei 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi