Terbit: 7 March 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Kanker esofagus adalah kondisi ketika kanker terbentuk di esofagus, bagian dari saluran pencernaan yang menjadi penghubung antara kerongkongan ke perut. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Kanker Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Esofagus?

Kanker esofagus adalah kanker yang menyerang esofagus (kerongkongan). Kanker ini mulai berkembang di mukosa esofagus dan dapat menyebar ke seluruh dinding esofagus bahkan menyebar ke organ tubuh lainnya.

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun, namun lebih umum dialami oleh pria daripada wanita. Perlu diketahui, kanker ini termasuk dalam jajaran penyakit penyebab kematian ke-6 di dunia.

Gejala Kanker Esofagus

Pada awalnya kondisi tidak menimbulkan gejala, namun gejala baru bisa dirasakan saat sudah berada di stadium lanjut

Berikut beberapa gejala yang penting untuk Anda kenali, antara lain:

  • Kesulitan menelan (disfagia).
  • Nyeri dada.
  • Berat badan turun.
  • Batuk kronis.
  • Suara serak.
  • Cegukan.
  • Muntah.
  • Sakit tulang.
  • Pendarahan di kerongkongan.

Mengalami salah satu atau lebih dari gejala di atas tidak berarti Anda menderita kanker esofagus. Beberapa kondisi di atas dapat disebabkan oleh kondisi lain.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Meski tidak semua beberapa gejala di atas menjadi pertanda kanker esofagus, namun jika gejala tersebut membuat Anda khawatir, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. 

Penyebab Kanker Esofagus

Belum diketahui secara persis apa yang menyebabkan kondisi. Tetapi, beberapa faktor risiko diduga menjadi penyebabnya. Beberapa pakar menduga bahwa kebiasaan merokok atau konsumsi minuman beralkohol dapat merusak DNA dalam sel di lapisan kerongkongan, sehingga menyebabkan kanker esofagus.

Kondisi lainnya yang terjadi pada lapisan esofagus seperti iritasi jangka panjang pada refluks, esofagus Barrett, achalasia, Plummer-Vinson syndrome, atau jaringan parut akibat menelan alkali, juga bisa menjadi penyebab kelainan atau mutasi pada DNA.

Mutasi DNA menyebabkan sel abnormal berkembang lebih cepat daripada sel normal. Kondisi ini juga dapat menghambat sel-sel abnormal mati, kondisi yang pada akhirnya menumpuk dan menjadi tumor pada kerongkongan.

Baca Juga10 Jenis Kanker yang Paling Umum Terjadi pada Pria 

Faktor Risiko

Meski penyebabnya secara persis belum diketahui, terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ini, antara lain:

  • Jenis kelamin. Seorang pria berisiko 3 hingga 4 kali lebih tinggi terkena kanker ini dibandingkan wanita.
  • Usia. Orang yang berusia 45 hingga 70 tahun memiliki risiko tertinggi.
  • Konsumsi tembakau atau merokok. Tembakau mengandung zat karsinogen yang menyebabkan kanker.
  • Alkohol. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa.
  • Esofagus Barrett. Penderita penyakit ini lebih mungkin menderita adenokarsinoma.
  • Pola makan. Jarang mengonsumsi buah, sayuran atau minum asupan vitamin dan mineral tertentu dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

Diagnosis Kanker Esofagus

Diagnosis biasanya ditemukan berdasarkan munculnya gejala. Sejumlah tes yang umum dianjurkan, di antaranya:

  • Endoskopi. Pemeriksaan menggunakan alat yang dilengkapi kamera dan dimasukkan ke kerongkongan hingga esofagus. Tujuannya untuk melihat kondisi dinding esofagus.
  • Biopsi. Dokter mengambil sampel jaringan yang tidak normal dan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. 
  • Tes barium swallow. Pasien diminta untuk menelan zat kimia barium untuk membuat gambar yang dihasilkan melalui pemindaian dengan sinar x menjadi lebih jelas. 
  • Tes pencitraan. Beberapa pemeriksaan meliputi CT scan, PET scan, dan MRI, digunakan untuk melihat penyebaran sel kanker. 

Jenis Kanker Esofagus

Dua jenis utama dari kanker ini berkembang berdasarkan dua jenis sel yang melapisi kerongkongan, di antaranya:

1. Karsinoma Sel Skuamosa

Kanker tipe ini dimulai dengan pertumbuhan sel kanker secara rata dan tipis di dinding esofagus. Sel kanker biasa ditemukan di bagian atas atau tengah esofagus, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk muncul di bagian mana saja.

2. Adenokarsinoma

Kanker tipe ini muncul pertama kali pada sel yang memproduksi cairan, seperti mukus. Adenokarsinoma pada umumnya ditemukan pada bagian bawa esofagus.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Kerongkongan dan Risiko Penyakitnya 

Stadium Kanker Kerongkongan

Kondisi berkembang dalam empat tahapan, semakin tinggi stadium semakin tinggi tingkat keparahan kankernya.

  • Stadium I

Tumor kanker esofagus stadium 1 berukuran kecil, sekitar 7 sentimeter atau kurang dan terbatas pada esofagus.

  • Stadium II

Tumor kanker esofagus stadium 2 tumbuh lebih besar dalam esofagus. Pada stadium ini, tidak ada bukti penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau bagian yang lainnya.

  • Stadium III

Tumor kanker esofagus stadium 3 telah tumbuh di luar kerongkongan dan dapat menyebab ke jaringan atau organ di dekatnya. Kanker mungkin tidak akan menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.

  • Stadium IV

Tumor kanker esofagus stadium 4 dapat memiliki ukuran yang besar dan tumbuh di luar esofagus. Penyakit ini mungkin telah menjalar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh yang jauh seperti hati atau rongga perut.

Pengobatan Kanker Esofagus

Cara mengobati kanker esofagus tergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium dan luasnya kanker. Beberapa perawatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Imunoterapi

Cara mengobati kanker tenggorokan yang pertama menggunakan obat imunoterapi, yang dirancang agar sistem kekebalan tubuh mendeteksi dan menyerang sel kanker.

Tetapi, imunoterapi tidak dianjurkan untuk semua pasien dan respons terhadap pengobatan dapat bervariasi.

2. Terapi Target

Obat terapi yang ditargetkan bisa dianjurkan pada penderita kanker esofagus tertentu untuk mengincar protein spesifik yang dapat membantu kanker berkembang.

Terapi target ini sebagai alternatif untuk pembedahan atau sebaga cara mengobati kanker esofagus lanjut yang belum merespons perawatan lainnya.

3. Terapi Radiasi

Ketika kanker telah memasuki stadium lanjut, dokter mungkin menyarankan untuk terapi radiasi; yang sering dilakukan bersamaan dengan kemoterapi. Jika terapi ini dapat membantu mengecilkan tumor, mungkin dapat dilakukan operasi.

4. Operasi

Ini adalah prosedur yang dapat mengobati adenokarsinoma tahap awal. Ahli onkologi bedah akan melakukan operasi untuk mengobati kanker esofagus stadium I dan stadium II.

Sementara untuk kanker esofagus stadium lanjut, biasanya akan digabungkan dengan bentuk-bentuk pengobatan lain, seperti terapi radiasi dan kemoterapi. Cara  ini bertujuan untuk mengecilkan tumor sebelum mempertimbangkan pembedahan.

Jika kanker di kerongkongan, kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat selama pembedahan untuk tes keberadaan kanker.

5. Radiologi Intervensi

Perawatan kanker esofagus membutuhkan akurasi dan presisi. Jadi, radiologi intervensi dapat menghasilkan gambar tumor di kerongkongan dan melakukan prosedur intervensi yang dipandu gambar secara real time.

Baca JugaBenarkah Makanan Gosong Bisa Memicu Kanker? Cek Faktanya!

Komplikasi Kanker Esofagus

Jika tidak mendapatkan penanganan dengan baik, kanker ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain:

  • Fistula trakea-esofagus. Lubang di antara kerongkongan dan tenggorokan sehingga makanan bisa masuk ke paru-paru dan membuat tersedak.
  • Anemia. Pendarahan akibat kanker dapat menyebabkan kekurangan darah.
  • Penurunan berat badan. Sel kanker dapat mengganggu metabolisme tubuh.
  • Pneumonia. Bisa terjadi infeksi paru akibat menghirup benda asing.
  • Metastasis. Sel kanker menyebar ke organ tubuh lain.

Pencegahan Kanker Esofagus

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko kanker ini, antara lain:

  • Berhenti merokok.
  • Hindari alkohol.
  • Makan buah dan sayuran.
  • Pertahankan berat badan yang ideal.

 

  1. Anonim. What Is Cancer of the Esophagus?. https://www.cancer.org/cancer/esophagus-cancer/about/what-is-cancer-of-the-esophagus.html. (Diakses pada 9 Februari 2023)
  2. Anonim. Esophageal Cancer. https://www.cancer.net/cancer-types/esophageal-cancer/introduction. (Diakses pada 9 Februari 2023)
  3. Anonim. Esophageal cancer treatments. https://www.cancercenter.com/cancer-types/esophageal-cancer/treatments. (Diakses pada 9 Februari 2023)
  4. Anonim. Esophageal cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/esophageal-cancer/symptoms-causes/syc-20356084. (Diakses pada 9 Februari 2023)
  5. Felman, Adam. 2019. What to know about esophageal cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/172602.php. (Diakses pada 9 Februari 2023)
  6. Rodriguez, Diana. 2016. Esophageal Cancer Complications. https://www.everydayhealth.com/esophageal-cancer/esophageal-cancer-complications.aspx. (Diakses pada 9 Februari 2023)
  7. Wint, Carmella. 2018. Esophageal Cancer. https://www.healthline.com/health/esophageal-cancer. (Diakses pada 9 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi