Terbit: 22 June 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Limfoma Burkitt adalah bentuk limfoma non-Hodgkin yang bersifat agresif dan mudah menyebar ke bagian tubuh lain. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut ini. 

Limfoma Burkitt: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa itu Limfoma Burkitt?

Limfoma Burkitt adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang terjadi ketika kanker mulai tumbuh pada sel darah putih (sel B). Kejadiannya sering kali berkaitan dengan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

Sel kanker yang tumbuh bersifat agresif dan tumbuh dengan cepat. Oleh sebab itu, apabila tidak segera mendapatkan penanganan, kanker dapat dengan mudah menyebar ke bagian tubuh lain, misalnya sumsum tulang dan susunan saraf pusat.

Seberapa Umum Limfoma Burkitt Terjadi?

Limfoma Burkitt tergolong penyakit langka. Di Amerika, sekitar 1.200 orang terdiagnosis setiap tahunnya. Sebanyak kurang lebih 59 persen pasien tersebut berusia di atas 40 tahun.

Penyakit ini sangat mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi HIV, virus yang menyebabkan AIDS.

Meski tergolong langka, kondisi ini umum menimpa anak-anak yang tinggal di Afrika, terutama anak-anak yang menderita malaria dan Epstein-Barr virus (EBV), atau memiliki daya tahan tubuh yang lemah.

Gejala Limfoma Burkitt

Penyakit ini secara umum ditandai dengan demam, penurunan berat badan, dan keringat di malam hari. Gejala lain dapat bervariasi berdasarkan jenisnya.

1. Limfoma Burkitt Endemik

Beberapa gejala limfoma ini, antara lain:

  • Pembengkakan dan kerusakan tulang wajah.
  • Pembesaran kelenjar getah bening yang cepat.
  • Nodus limfa yang membesar (tidak lunak).

Selain itu, tumor bisa tumbuh dengan sangat cepat, kadang-kadang ukurannya tumbuh dua kali lipat dalam jangka waktu 18 jam.

2. Limfoma Burkitt Sporadis

Sejumlah tanda dari jenis limfoma ini, antara lain:

  • Pembengkakan perut.
  • Keringat malam.
  • Kerusakan pada tulang wajah.
  • Penyumbatan pada usus.
  • Tiroid yang membesar.
  • Amandel yang membesar.

3. Imunodefisiensi

Gejala yang muncul terkait dengan imunodefisiensi serupa dengan yang ada pada jenis sporadis. Selain itu, gejala lainnya yang dapat dialami, yaitu:

  • Kehilangan selera makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Demam yang tidak diketahui penyebabnya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera periksakan kondisi ke dokter bila mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, waspadai juga adanya benjolan atau pembesaran di wajah, rahang, leher, dan perut.

Selain itu, Anda juga sebaiknya rutin kontrol ke dokter jika memiliki penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, misalnya HIV/AIDS dan penyakit autoimun.

Penyebab Limfoma Burkitt

Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, kondisi ini sering kali dikaitkan dengan Epstein-Barr virus (EBV) dan human immunodeficiency virus (HIV).

Faktor Risiko

Meksi penyebab pasti penyakit ini belum jelas, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko. Sejumlah faktor yang dapat menambah risiko seseorang terkena penyakit limfoma Burkitt, di antaranya:

  • Usia: Anak-anak di bawah usia 5 tahun adalah yang paling berisiko terkait dengan malaria.
  • Jenis kelamin: Pria (terutama usia 4 sampai 7 tahun) lebih berisiko mengalami penyakit ini daripada wanita.
  • Infeksi: Kondisi ini menyebabkan stimulasi sistem kekebalan kronis atau melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti infeksi HIV dan infeksi virus hepatitis C.
  • Paparan bahan kimia tertentu: Obat kemoterapi untuk pengobatan kanker dan paparan radiasi (terutama selama pengobatan radioterapi).
  • Transplantasi organ: Orang yang pernah menjalani transplantasi organ lebih berisiko mengalami limfoma Burkitt imunodefisiensi.

Baca JugaMengenal Jenis Kanker Darah dan Pengobatannya

Diagnosis Limfoma Burkitt

Umumnya, kondisi ini dapat didiagnosis dengan biopsi. Ini merupakan tindakan pengambilan sampel jaringan yang diduga terkena limfoma.

Setelah sampel jaringan diambil, dokter akan memeriksa sampel di laboratorium untuk mendeteksi adanya sel kanker dan mengetahui jenis limfoma yang diderita.

Selain itu, beberapa pemeriksaan juga dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Sejumlah tes penunjang lainnya, antara lain:

  • Tes pencitraan untuk mendapatkan gambaran jaringan secara detail. Beberapa tes yang dapat dilakukan, yaitu  computed tomography (CT) scan, rontgen dada, magnetic resonance imaging (MRI), dan positron emission tomography (PET).
  • Pemeriksaan cairan tulang belakang.
  • Tes darah untuk mengukur fungsi ginjal dan hati.
  • Tes untuk penyakit HIV.

Jenis Limfoma Burkitt

Berdasarkan letak penyebaran penyakit dan bagian tubuh yang terkena, kondisi terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya:

1. Limfoma Burkitt Endemik

Tipe limfoma yang satu ini merupakan penyakit yang terjadi di wilayah Afrika dan sering kali dikaitkan dengan malaria dan EBV.

Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah tulang wajah dan rahang. Namun, jenis ini juga dapat menimpa bagian tubuh yang lain seperti usus kecil, ginjal, ovarium, dan payudara.

2. Limfoma Burkitt Sporadik

Ini merupakan jenis limfoma Burkitt yang terjadi di luar wilayah Afrika. Sering kali kasusnya dikaitkan dengan EBV.

Kondisi ini tergolong langka karena hanya menyumbang sekitar 1-2 persen kasus limfoma pada orang dewasa.

Limfoma jenis ini cenderung menyerang saluran pencernaan bagian bawah, tepatnya pada bagian akhir usus kecil dan bagian awal usus besar.

3. Limfoma Burkitt yang Berkaitan dengan Imunodefisiensi

Tipe ini berkaitan dengan sistem imun tubuh yang lemah. Kejadiannya dikaitkan dengan penggunaan obat penekan sistem imun (imunosupresan) dan kelainan kongenital (kelainan bawaan).

Stadium Kanker

Secara umum, ada empat stadium limfoma Burkitt berdasarkan tingkat keparahannya.

  • Stadium 1. Pada tahapan ini, kanker sudah tumbuh di salah satu lokasi tubuh.
  • Stadium 2. Pada kondisi  kanker sudah muncul lebih dari satu lokasi. Hanya saja, letak dua lokasi kemunculannya berada di salah satu sisi diafragma.
  • Stadium 3. Tahap ini berarti kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau lokasi lain di kedua sisi diafragma.
  • Stadium 4. Limfoma sudah menyebar ke organ lain yang berada jauh dari lokasi pertama kemunculannya, misalnya di sistem saraf pusat atau sumsum tulang.

Baca Juga5 Jenis Kanker yang Membuat Anda Mimisan Terus-menerus

Pengobatan Limfoma Burkitt

Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi limfoma Burkitt, di antaranya:

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan dengan melibatkan pemberian obat-obatan tertentu, baik dalam bentuk oral (diminum) maupun injeksi (disuntikkan). Tujuan perawatan ini adalah untuk membunuh sel-sel kanker.

Beberapa jenis obat yang umum digunakan, antara lain:

  • Cytarabine.
  • Doxorubicin.
  • Cyclophosphamide.
  • Etoposide.
  • Vincristine.
  • Methotrexate.

2. Obat-obatan

Selain obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi, obat antibodi monoklonal dengan rituximab juga dapat diberikan untuk menangani kondisi ini. Pemberian obat ini bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

3. Radioterapi

Terapi menggunakan sinar X dilakukan guna membunuh sel-sel kanker. Tindakan biasanya direkomendasikan jika kanker masih pada stadium awal (belum menyebar ke organ tubuh lain).

4. Transplantasi Sumsum Tulang

Tindakan ini dilakukan untuk mengganti jaringan sumsum tulang yang telah rusak dengan jaringan yang sehat.

5. Operasi

Apabila kanker sudah mengakibatkan sumbatan pada usus atau ada tumor yang pecah, tindakan operasi dapat dilakukan.

Baca JugaKenali 9 Jenis Kanker yang Rentan Menyerang Anak

Komplikasi Limfoma Burkitt

Apabila tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berkembang semakin parah karena penyebaran kanker ke organ lain di tubuh.

Selain itu, penanganan yang terlambat diberikan juga berisiko menyebabkan penyumbatan usus dan sindrom tumor lisis atau tumor lysis syndrome.

Pada anak-anak, kemungkinan komplikasi tergantung pada jenis, stadium, dan pengobatannnya. Anak mungkin memiliki masalah jangka pendek dan jangka panjang dari tumor atau dari perawatan.

Kemungkinan komplikasi termasuk:

  • Peningkatan risiko infeksi.
  • Peningkatan risiko perdarahan.
  • Penyakit jantung.
  • Masalah paru-paru.
  • Peningkatan risiko terkena kanker lain di kemudian hari.
  • Infertilitas (kesulitan memiliki anak).
  • Mual dan muntah.
  • Diare.
  • Kurang nafsu makan.
  • Rambut rontok.
  • Luka di mulut.
  • Kematian.

Diskusikan dengan dokter tentang apa yang harus diperhatikan dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya komplikasi.

Pencegahan Limfoma Burkitt

Sampai saat ini belum ada cara untuk melakukan pencegahan penyakit ini. Namun, Anda bisa mengurangi risikonya dengan beberapa cara berikut ini:

  • Menggunakan alat kontrasepsi (kondom) selama berhubungan seks.
  • Tidak menggunakan narkoba.
  • Melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter jika menderita penyakit autoimun atau menggunakan obat imunosupresan jangka panjang.
  • Menghindari penggunaan obat intravena. Tindakan ini dapat mencegah infeksi HIV secara efektif sehingga dapat mengurangi risiko limfoma Burkitt terkait sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Nah, itulah penjelasan lengkap seputar Burkitt lymphoma yang penting untuk Anda tahu. Dikarenakan penyakit ini cenderung menyebar dengan cepat, segera periksakan kondisi ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, apalagi bila dibarengi dengan adanya benjolan atau pembengkakan pada wajah, rahang, leher, dan perut.

 

  1. Anonim. Burkitt Lymphoma. https://lymphoma-action.org.uk/types-lymphoma-non-hodgkin-lymphoma/burkitt-lymphoma. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  2. Anonim. 2020. Burkitt Lymphoma. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/non-hodgkin-lymphoma/types/burkitt-lymphoma. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  3. Anonim. Burkitt Lymphoma in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=160&contentid=2. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  4. Ansorge, Rick. 2021. Burkitt Lymphoma. https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/burkitt-lymphoma-prognosis-diagnosis-treatments. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  5. Kimuyu, Patrick. 2017. Burkitt Lymphoma. Forms, Effects, Risk Factors, Treatment. https://www.grin.com/document/381285. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  6. Lights, Verneda. 2018. Burkitt’s Lymphoma. https://www.healthline.com/health/burkitts-lymphoma. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  7. Mallick, Indranil. 2022. Types, Treatment, and Prognosis of Burkitt Lymphoma. https://www.verywellhealth.com/burkitt-lymphoma-2252367. (Diakses pada 13 Maret 2023).
  8. Tidy, Colin. 2015. Burkitt’s Lymphoma. https://patient.info/doctor/burkitts-lymphoma. (Diakses pada 13 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi