Terbit: 11 May 2020 | Diperbarui: 21 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya mencegah dari serangan bakteri dan virus justru menyerang tubuh sendiri. Autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan sel asing dengan sel tubuh.

Penyakit Autoimun: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyebab Autoimun

Hingga kini penyebab penyakit autoimun adalah belum ditemukan dengan pasti. Namun menurut sebuah penelitian, seorang wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit autoimun dibanding pria. Pada beberapa kasus, penyakit ini dialami wanita selama masa subur (15 hingga 44 tahun).

Bahkan, penyakit autoimun lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu. Sebagai contoh, lupus memengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Hispanik daripada orang Kaukasia.

Sementara itu, penyakit autoimun tertentu seperti multiple sclerosis dan lupus bisa juga disebabkan karena faktor keturunan. Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun. Kondisi inilah yang bisa menjadi penyakit autoimun pada anak.

Para pakar menduga bahwa penyakit autoimun juga bisa disebabkan dari pola makan yang tinggi lemak, tinggi gula, kebiasaan konsumsi makanan olahan, paparan bahan kimia, dan peradangan. Namun, klaim terhadap beberapa penyebab autoimun ini masih diperlukan penelitian lanjutan.

Jenis Penyakit Autoimun

Hingga saat terdapat lebih dari 80 penyakit autoimun yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis penyakit yang diduga kuat penyebabnya adalah autoimun yang paling umum, di antaranya:

1. Diabetes Tipe 1

Pankreas menghasilkan hormon insulin yang membantu mengatur kadar gula di dalam darah. Pada diabetes melitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.

Hasil dari gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin untuk bertahan hidup.

2. Rheumatoid Arthritis

Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan menyerang sendi. Serangan ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian. Tidak seperti osteoartritis, yang biasanya menyerang orang yang sudah lanjut usia, penyakit autoimun ini dapat dimulai di usia 30-an atau bahkan lebih cepat.

3. Psoriasis

Penyakit autoimun jenis ini menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Hal itu menyebabkan sel-sel ekstra menumpuk dan membentuk bercak merah meradang, biasanya dengan sisik plak perak-putih pada kulit. Sebanyak 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian.

4. Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat. Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang–dari dan ke seluruh tubuh.

Multiple sclerosis dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan. Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk yang berkembang pada tingkat yang berbeda.

5. Systemic Lupus Erythematosus (Lupus)

Jenis penyakit ini bisa memengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung. Selain itu, nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum.

6. Penyakit Addison

Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen. Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat serta gula (glukosa). Kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.

Gejalanya meliputi kelemahan, cepat lelah, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.

7. Penyakit Graves

Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher dan menyebabkannya memproduksi terlalu banyak hormon. Memiliki terlalu banyak hormon ini dapat meningkatkan aktivitas tubuh. Gejala autoimun yang bisa muncul seperti gugup, detak jantung yang cepat, intoleransi panas, dan penurunan berat badan.

8. Sindrom Sjögren

Kondisi ini menyerang kelenjar yang menyediakan pelumasan untuk mata dan mulut. Gejala utama sindrom Sjögren adalah mata kering dan mulut kering, tetapi juga dapat memengaruhi sendi atau kulit.

9. Penyakit Hashimoto

Penyakit hashimoto adalah salah satu jenis dari penyakit yang membuat produksi hormon tiroid melambat. Gejala termasuk kenaikan berat badan, peka terhadap suhu dingin, cepat lelah, kerontokan rambut, dan pembengkakan tiroid (gondok).

10. Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis memengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengendalikan otot. Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontraksi.

Gejala yang paling umum adalah kelemahan otot yang memburuk saat melakukan aktivitas, namun bisa membaik dengan istirahat. Otot yang sering kali terlibat adalah otot yang mengontrol gerakan mata, pembukaan kelopak mata, menelan, dan gerakan wajah

11. Vaskulitis Autoimun

Vasculitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah. Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh darah dan arteri, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melaluinya.

12. Anemia Pernisiosa

Kondisi ini menyebabkan tubuh kekurangan protein yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan. Tanpa vitamin ini seseorang akan mengalami anemia. Penyakit autoimun ini lebih sering terjadi pada mereka yang sudah lanjut usia.

13. Penyakit Celiac

Orang dengan penyakit celiac tidak dapat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan produk biji-bijian lainnya. Ketika gluten berada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang bagian saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan.

Gejala Autoimun

Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit autoimun yang bisa dikenali, antara lain:

  • Kelelahan.
  • Otot pegal.
  • Kulit bengkak dan kemerahan.
  • Demam ringan.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.
  • Rambut rontok.
  • Ruam kulit.

Sementara itu pada penderita diabetes, penyakit ini bisa menimbulkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. Selain itu, jika Anda memiliki penyakit Irritable bowel syndrome (IBS), diare dan perut kembung bisa terjadi. Sedangkan pada penyakit seperti psoriasis, gejala bisa datang dan pergi, suatu periode gejala yang disebut flare-up.

Diagnosis Penyakit Autoimun

Tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis sebagian besar penyakit ini. Dokter akan menggunakan kombinasi tes, ulasan gejala dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis.

Tes antinuclear antibody (ANA) sering kali merupakan salah satu tes pertama yang digunakan dokter ketika tubuh menunjukkan gejala  penyakit autoimun. Jika hasil tes positif, Anda mungkin menderita salah satu dari penyakit autoimun. Akan tetapi, tes tersebut tidak bisa mengonfirmasi dengan pasti penyakit apa yang ada di tubuh.

Tes lainnya adalah mencari autoantibodi spesifik yang diproduksi penyakit autoimun tertentu. Dokter mungkin juga menyarankan untuk melakukan tes nonspesifik untuk memeriksa peradangan yang dihasilkan oleh penyakit ini di dalam tubuh.

Diagnosis sulit dilakukan karena terdapat lebih dari 80 penyakit autoimun yang berbeda, sering kali gejalanya menjadi tumpang tindih.

Pengobatan Penyakit Autoimun

Berikut ini adalah beberapa obat yang bisa digunakan untuk meredakan penyakit autoimun, antara lain:
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen (Motrin, Advil) dan naproxen (Naprosyn).
  • Obat imunosupresan. Obat ini sering digunakan untuk mengobati gangguan autoimun seperti lupus, psoriasis, dan rheumatoid arthritis.

Pada akhirnya, pengobatan utama untuk penyakit ini adalah dengan menurunkan peradangan dan menenangkan respon imun yang terlalu aktif.

 

  1. Watson, Stephanie. 2019. Autoimmune Diseases: Types, Symptoms, Causes, and More. https://www.healthline.com/health/autoimmune-disorders#treatment. (Diakses pada 11 Oktober 2019).
  2. What Are Autoimmune Disorders?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/autoimmune-diseases. (Diakses pada 11 Oktober 2019).
  3. What Are Common Symptoms of Autoimmune Disease?. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/what-are-common-symptoms-of-autoimmune-disease. (Diakses pada 11 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi