Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga berisiko mengalami penyakit diabetes, khususnya diabetes tipe 1. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk rutin memeriksakan kesehaan anak. Selengkapnya kenali gejala, pengobatan, hingga pencegahan diabetes di bawah ini!
Gejala Diabetes pada Anak
Ciri-ciri diabetes pada anak kurang lebih sama dengan apa yang dialami oleh orang tua. Namun, sebagian besar gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 anak tumpang tindih.
Secara umum, berikut ini gejala diabetes pada anak-anak, di antaranya:
1. Perubahan Kebiasaan Makan dan Tidur
Penderita penyakit diabetes biasanya cenderung minum air lebih banyak daripada biasanya, menurut American Diabetes Association. Kondisi kesehatan dapat membuat penderita diabetes merasa sangat haus atau lapar, tidak peduli seberapa banyak mereka makan.
2. Sering Buang Air Kecil
Mengingat penderita diabetes lebih banyak minum air, anak akan mengalami peningkatan jumlah frekuensi buang air kecil. Selain intensitas dalam buang air kecil, BAB juga perlu diperhatikan.
Anak dengan diabetes mungkin sering bangun di malam hari untuk buang air kecil atau bahkan sering ngompol. Sementara pada siang hari, terkadang anak akan ke toilet setiap 15 menit sekali.
3. Perubahan Berat Badan
Kondisi ini adalah hal yang umum terjadi sebelum anak diagnosis diabetes. Anda sebaiknya mewaspadai jika anak mengalami penurunan berat badan yang signifikan karena bisa menandakan diabetes tipe 1. Sementara itu, kenaikan berat badan yang lambat dan berlebihan bisa mengindikasikan diabetes tipe 2.
4. Penurunan Energi dan Kelelahan
Kelelahan yang ekstrem dan penurunan energi adalah gejala yang juga harus diwaspadai, terutama jika anak merasa lebih lelah dari biasanya.
Dalam hal gejala, sebenarnya bisa mirip dengan yang dirasakan oleh orang dewasa. Jadi, kemungkinan akan ada sedikit lebih banyak kelelahan pada anak, atau bahkan mungkin mengalami naik turunnya energi anak.
5. Masalah Penglihatan
Lonjakan gula darah pada anak dapat menyebabkan lensa matanya membengkak, yang menyebabkan penglihatan kabur. Sebagai akibatnya, penglihatan anak-anak mungkin tidak seimbang dan tidak mampu fokus dengan jelas melihat objek.
6. Napas Wangi Buah
Anak-anak yang memiliki diabetes biasanya mengalami napas berbau buah atau wangi seperti permen karet rasa buah. Gejala yang berpotensi mengancam jiwa ini mungkin menunjukkan ketoasidosis diabetik (tingginya kadar keton dalam tubuh). Kondisi ini biasanya hanya terjadi pada diabetes tipe 1.
7. Masalah Pencernaan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penderita diabetes mungkin juga mengalami masalah pencernaan yang ditandai dengan mual, muntah, atau sakit perut. Gejala-gejala gastrointestinal ini cenderung lebih umum terjadi pada penderita diabetes tipe 1.
8. Mati Rasa atau Kesemutan
Kadar gula darah yang tinggi pada anak dapat menyebabkan neuropati diabetes, yang merupakan bentuk kerusakan saraf. Kondisi ini muncul dalam berbagai bentuk, termasuk merasakan mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
9. Lipatan Kulit yang Menghitam
Penderita diabetes mungkin mengalami penggelapan pada lipatan kulit, seperti ketiak dan leher. Gejala ini disebut acanthosis nigricans.
Penggelapan lipatan kulit terjadi karena resistensi terhadap insulin yang diproduksi secara alami dan terkait dengan diabetes tipe 2.
10. Luka yang Sulit Sembuh
Jika anak mengalami luka atau infeksi yang bertahan lebih lama dari biasanya, kemungkinan ini merupakan gejala diabetes tipe 2. Penyebabnya adalah gula darah tinggi, neuropati diabetes, dan penurunan sirkulasi. Sering mengalami infeksi juga cenderung terjadi pada diabetes.
Baca Juga: Kenali Pola Makan yang Sehat untuk Penderita Diabetes
Jenis Diabetes pada Anak
Seperti pada orang dewasa, berikut ini adalah dua jenis diabetes yang dapat terjadi pada anak-anak:
Diabetes Tipe 1
Jenis diabetes tipe 1 kerap terjadi pada anak-anak. Hal ini karena tubuh anak biasanya tidak memiliki kemampuan memproduksi insulin dengan sendirinya. Sebagai akibatnya, gula di dalam darah sulit untuk diproses menjadi energi dan menjadi menumpuk.
Diabetes Tipe 2
Jenis diabetes ini jarang terjadi pada anak, meskipun risiko terkena penyakit ini masih besar. Diabetes tipe 2 terjadi apabila insulin yang dihasilkan oleh tubuh tidak dapat bekerja dengan maksimal. Dampaknya, tubuh mengalami penumpukan gula dalam darah.
Menurut data yang diperoleh dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian diabetes melitus pada anak usia 0-18 tahun mengalami lonjakan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun.
Cara Mengatasi Diabetes pada Anak
Meskipun belum ada obat khusus untuk penyakit diabetes, anak-anak yang memiliki dengan penyakit ini bisa menjalani kehidupan normal apabila penyakitnya tetap terkendali.
Mengelola penyakit diabetes harus fokus dalam hal berikut:
- Memantau kadar gula darah.
- Terapi insulin yang diberikan dalam bentuk beberapa suntikan per hari atau melalui pompa insulin.
- Menjaga pola makan yang sehat.
Selain itu, jagalah agar kadar gula darah Si Kecil berada pada kisaran normal. Hal ini dapat membantu menurunkan risiko masalah kesehatan jangka panjang yang terkait dengan kontrol diabetes yang buruk.
Selain pola makan yang sehat, ajak anak berolahraga selama tiga puluh menit dalam sehari untuk membantu anak-anak mengelola diabetes.
Cara Mencegah Diabetes pada Anak
Anak yang memiliki diabetes, terutama tipe 2, sering kali terjadi pada usia yang masih sangat mudah. Apabila diabetes yang didapatkan karena memiliki orang tua dengan riwayat diabetes, ada beberapa cara pencegahan di bawah ini harus Anda lakukan dengan baik.
Berikut ini adalah cara mencegah diabetes bagi anak-anak:
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Beberapa orang tua kerap membiarkan anaknya makan apa saja karena sedang ada pada fase pertumbuhan. Namun, jika anak dibiarkan makan sembarangan, obesitas bisa saja terjadi dan memicu masalah kesehatan, salah satunya adalah diabetes.
Oleh karena itu, untuk mencegah diabetes pada anak, atur pola makan anak setiap hari dan pastikan Si Kecil mendapatkan gizi yang seimbang.
2. Edukasi Anak Terkait Kondisinya
Apabila Anda adalah orang tua yang memiliki anak dengan penyakit diabetes, sebaiknya beri edukasi tentang apa yang terjadi pada dirinya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Selanjutnya minta anak untuk tidak makan sembarangan atau menjaga pola makan sehat.
3. Rajin Melakukan Aktivitas Fisik
Salah satu pemicu obesitas selain makanan yang dikonsumsi adalah aktivitas fisik yang sangat rendah.
Biasanya anak-anak cenderung aktif dalam melakukan apa pun. Namun, pada kondisi tertentu anak jadi malas melakukan olahraga karena ketagihan menggunakan gadget.
Baca Juga: 7 Jenis Olahraga yang Bisa Mencegah Diabetes
4. Cek Kesehatan Sebelum Puber
Umumnya anak-anak yang memiliki risiko diabetes tipe 2 dari orang tuanya akan mengalami kondisi ini sebelum mengalami puber. Artinya sebelum usia itu kondisi anak harus dijaga dengan baik dan pastikan cek kesehatannya secara rutin.
Dokter mungkin akan memberikan saran bagaimana menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes.
5. Melakukan Gaya Hidup Sehat
Terkadang anak melakukan apa yang mereka lihat dan mencontohnya. Jika orang tua tidak bisa mencontohkan aktivitas yang sehat, anak juga akan enggan melakukannya juga. Oleh karena itu, beri anak contoh yang baik dalam menjalani pola hidup sehat.
Peran orang tua sangat penting untuk membantu anak mencegah penyakit diabetes, mulai dari pola makan hingga aktivitas fisik anak.
- Anonim. Diabetes in Children. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/chronic/Pages/Diabetes.aspx. (Diakses pada 28 Desember 2022)
- Anonim. Symptoms of Diabetes in Children. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/your-child-and-diabetes/symptoms. (Diakses pada 28 Desember 2022)
- Anonim. Signs of Diabetes in Children. https://www.jdrf.org/t1d-resources/about/symptoms/children/. (Diakses pada 28 Desember 2022)
- Hoeger, Sierra. 2022. 10 Easy-to-Miss Signs of Diabetes in Children. https://www.parents.com/health/diabetes/signs-of-diabetes-in-children/ (Diakses pada 28 Desember 2022)