Terbit: 7 March 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kelainan pembuluh darah atau vaskular dapat terjadi di mana saja. Pasalnya, pembuluh darah melewati seluruh organ di dalam tubuh. Salah satu kelainan pada vaskular adalah aneurisma berry atau berry aneurysm. Seperti apa gejala penyakit ini? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini!

Aneurisma Berry: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Aneurisma Berry?

Aneurisma berry adalah aneurisma yang terjadi pada dinding pembuluh arteri di otak. Bentuknya terlihat seperti buah beri yang menggantung pada batang pembuluh darah.

Aneurisma sendiri merupakan pembesaran arteri yang terjadi akibat kelemahan pada dinding arteri.

Melansir Healthline, aneurisma berry umumnya muncul di dasar otak, tempat bertemunya pembuluh darah utama. Kondisi ini juga dikenal sebagai Circle of Willis’.

Lama-kelamaan, aneurisma dapat pecah akibat dari tekanan terus-menerus pada dinding arteri yang kian melemah. Kondisi ini cukup serius dan membutuhkan penanganan medis segera.

Selain itu, menurut American Stroke Association, hanya 1,5 sampai 5 persen orang yang akan menderita berry aneurysm.

Sementara, di antara orang yang memiliki aneurisma otak tersebut, hanya 0,5 hingga 3 persen yang akan mengalami pecahnya aneurisma.

Gejala Aneurisma Berry

Gejala aneurisma berry yang kecil tampak samar sehingga cukup sulit untuk mendeteksinya. Namun, apabila ukuran aneurisma besar, tekanan pada otak dan saraf dapat terjadi.

Kondisi tersebut pada gilirannya akan menyebabkan gejala neurologis, meliputi:

  • Sakit kepala pada area tertentu.
  • Pupil mata membesar.
  • Penglihatan kabur atau menjadi ganda.
  • Rasa sakit di bagian atas atau belakang mata.
  • Kelemahan dan mati rasa.
  • Kesulitan berbicara.

Selain itu, apabila aneurisma pecah, darah pada arteri yang terkena akan pindah ke otak. Kondisi ini dikenal dengan sub arachnoid hemorrhage (SAH) atau perdarahan subarachnoid.

Apabila mengalami perdarahan tersebut, penderita akan merasakan gejala di atas dan beberapa gejala lainnya, seperti:

  • Sakit kepala yang cukup parah. Kemunculannya cukup cepat.
  • Hilang kesadaran.
  • Mual dan muntah.
  • Kaku pada leher.
  • Fotofobia, atau kepekaan terhadap cahaya.
  • Kejang.
  • Perubahan mendadak pada kondisi mental.
  • Kelopak mata turun.

Penyebab Aneurisma Berry 

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, bisa karena bawaan sejak lahir, kondisi medis, hingga gaya hidup.

Melansir Healthline, secara umum berry aneurysm terjadi pada orang dewasa di atas usia 40 tahun dan sering kali menyerang wanita.

Baca Juga15 Bahaya Penyakit Peredaran Darah yang Harus Diwaspadai

Faktor Risiko Aneurisma Berry 

Kondisi ini dapat meningkat pada orang yang memiliki faktor risiko sebagai berikut:

  • Kebiasaan merokok.
  • Kelainan kongenital pada dinding pembuluh darah arteri.
  • Riwayat keluarga dengan aneurisma berry (meningkatkan risiko aneurisma pecah).
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
  • Tumor, infeksi, atau benturan pada kepala.
  • Menggunakan narkoba, terutama kokain.
  • Berusia lebih dari 40 tahun.
  • Berjenis kelamin wanita.
  • Penyakit tertentu, seperti sindrom Ehlers-Danlos, sindrom Marfan, displasia fibromuskular, dan penyakit ginjal polikistik.
  • Kadar estrogen yang rendah.

Diagnosis Aneurisma Berry 

Dokter akan mendiagnosis seseorang dengan kondisi ini melalui serangkaian pemeriksaan. Namun, terlebih dahulu dokter akan melakukan wawancara medis secara mendetail. Setelahnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan.

Selain itu, terdapat sejumlah pemeriksaan penunjang lainnya untuk mendiagnosis keadaan ini, di antaranya:

  • Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah secara rutin, analisis gas darah, dan lain sebagainya.
  • Pencitraan, pemeriksaan meliputi CT (computerized tomography) scan, MRI (magnetic resonance imaging) scan, dan angiografi.
  • Pungsi lumbal untuk mendeteksi adanya darah dalam cairan serebrospinalis.

Pengobatan Aneurisma Berry

Penanganan kondisi ini dapat melalui pengobatan oral ataupun pembedahan. Berikut rinciannya:

Obat-obatan

Konsumsi obat bertujuan untuk mengatasi kondisi tertentu. Sebagai contoh, obat antinyeri diberikan pada penderita yang mengalami sakit kepala. Selain itu, obat antihipertensi dapat digunakan untuk mengurangi perdarahan.

Pembedahan

Terdapat tiga jenis prosedur pembedahan untuk mengobati berry aneurysm. Tindakan akan bergantung pada kondisi aneurisma yang pecah dan tidak pecah.

  • Surgical clipping. Pembedahan yang satu ini umum dilakukan pada kasus aneurisma berry. Dokter bedah saraf akan memasangkan klip pada aneurisma sehingga area tersebut bebas dari aliran darah.
  • Endovascular coiling. Prosedur ini memungkinkan dokter bedah memasukkan kateter pada lokasi dengan aneurisma. Proses ini mirip dengan angiogram serebral, tindakan yang sama ketika dokter mendapatkan diagnosis.
  • Flow Diverter. Pengobatan ini tergolong baru untuk mengatasi aneurisma berry. Sebuah tabung kecil (stent) akan dimasukkan pada lokasi aneurisma. Tujuannya adalah mengarahkan aliran darah menjauh dari area tersebut.

Baca JugaPenyakit Arteri Karotis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Komplikasi Aneurisma Berry 

Pecahnya aneurisma hanya berlangsung selama beberapa detik. Namun, efeknya tidak bisa disepelekan.

Darah yang muncul akibat aneurisma pecah akan menyebabkan kerusakan secara langsung pada sel-sel di sekitarnya. Selain itu, perdarahan akan merusak sel-sel lain dan meningkatkan tekanan di dalam tengkorak.

Jika tekanan terlalu tinggi, maka suplai oksigen dan darah ke otak menjadi terganggu. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan kehilangan kesadaran hingga kematian.

Melansir NCBI, sejumlah komplikasi akibat penyakit berry aneurysm, antara lain:

  • Rebleeding. Aneurisma yang telah pecah akan berisiko mengalami perdarahan lagi. Apabila perdarahan ulang terjadi, kerusakan sel-sel otak lebih lanjut akan terjadi.
  • Hyponatremia. Perdarahan subarachnoid akan mengakibatkan keseimbangan natrium dalam darah terganggu. Ini dapat terjadi akibat kerusakan pada area di dekat dasar otak (hipotalamus).
  • Vasospasm. Aneurisma otak yang pecah akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit tidak menentu (vasospasme). Kondisi ini dapat membatasi aliran darah ke sel-sel otak dan mengakibatkan kerusakan sel tambahan.
  • Hidrosefalus. Penumpukan cairan di rongga otak.
  • Seizures.
  • Cardiac stress.

Pencegahan Aneurisma Berry

Sebenarnya, tidak ada tindakan khusus guna mencegah berry aneurysm. Kendati demikian, Anda dapat menurunkan risiko penyakit ini dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih baik. Beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan, di antaranya:

  • Berhenti merokok. Sebisa mungkin hindari paparan asap rokok jika Anda termasuk perokok pasif.
  • Hindari penggunaan narkoba.
  • Lakukan diet sehat, termasuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans, tinggi kolesterol, serta tinggi garam dan gula.
  • Bergerak aktif.
  • Jika memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, konsultasi kepada dokter terkait cara mengontrolnya.

Apabila memiliki faktor risiko aneurisma berry atau mengalami beberapa gejala khas penyakit ini, jangan tunda untuk segera mengonsultasikannya kepada dokter.

 

  1. Anonim. Brain Aneurysm. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brain-aneurysm/symptoms-causes/syc-20361483#:~:text=The%20Dangers%20of%20Brain%20Aneurysm&text=It%20often%20looks%20like%20a,thin%20tissues%20covering%20the%20brain. (Diakses pada 7 Maret 2022).
  2. Franks, Ian. 2018. Berry Aneurysms: Know the Signs. https://www.healthline.com/health/berry-aneurysm. (Diakses pada 7 Maret 2022).
  3. Koutsothanasis, George A., & Sampat, Raghuram. 2021. Berry Aneurysm. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557480/. (Diakses pada 7 Maret 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi