Terbit: 28 July 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Polycystic kidney disease (PKD) atau penyakit ginjal polikistik adalah pertumbuhan kista di ginjal yang dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal. Simak informasi lengkapnya dari definisi, gejala, penyebab, cara mengobati, pencegahan, dan lainnya di bawah ini!

Penyakit Ginjal Polikistik: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, Pencegahan, dll

Apa Itu Penyakit Ginjal Polikistik?

Penyakit ginjal polikistik adalah kelainan bawaan di mana sekumpulan kista tumbuh di dalam ginjal yang menyebabkannya membesar dan kehilangan fungsinya seiring waktu. Kista adalah tumor jinak berupa benjolan kecil yang berisi cairan. Jika kista tumbuh terlalu banyak dan membesar, maka ginjal berisiko mengalami kerusakan.

Penyakit ginjal polikistik juga dapat menyebabkan kista tumbuh di hati dan di organ lainnya dalam tubuh. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi) dan gagal ginjal.

Ciri dan Gejala Penyakit Ginjal Polikistik

Kebanyakan penderita penyakit PKD tanpa merasakan gejala selama bertahun-tahun. Kista yang berkembang biasanya tumbuh kecil atau lebih besar sebelum penderita menyadari gejalanya.

Berikut ini sejumlah gejala penyakit ginjal polikistik awal:

  • Sering buang air kecil.
  • Darah dalam urine (hematuria).
  • Nyeri perut.
  • Nyeri punggung bawah.
  • Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Batu ginjal.
  • Gagal ginjal.
  • Tubuh merasa kelelahan.
  • Kelainan pada kuku.

Sedangkan anak-anak penderita penyakit ginjal polikistik autosomal resesif mungkin memiliki gejala berikut:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • ISK
  • Sering buang air kecil

Gejala pada anak-anak kemungkin mirip dengan masalah kesehatan lainnya. Jadi, penting untuk mendapatkan perawatan medis bagi anak yang mengalami salah satu gejala yang telah disebutkan di atas.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika mengalami beberapa tanda dan gejala penyakit ginjal polikistik, segera periksakan dokter. Begitupun jika memiliki salah satu anggota keluarga mengalami penyakit ini, kunjungi dokter untuk melakukan skrining.

Jenis dan Penyebab Penyakit Ginjal Polikistik

Penyakit ini biasanya diwariskan dari orang tua. Lebih jarang lagi, penyakit dapat berkembang pada orang yang memiliki masalah ginjal serius lainnya.

Ada tiga jenisnya yang sekaligus menjadi penyebab penyakit ginjal polikistik, di antaranya:

1. Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD)

ADPKD kadang-kadang disebut PKD dewasa. Seseorang memiliki orang tua yang mengalami PKD memiliki peluang 50 persen mengembangkan jenis ini.

Gejala penyakit ginjal polikistik sering kali berkembang antara usia 30 dan 40 tahun. Namun, bagi beberapa orang mulai mengalami gejala saat masih anak-anak.

2. Autosomal Recessive Polycystic Kidney Disease (ARPKD)

ARPKD jauh lebih jarang daripada ADPKD. Jenis ini juga diturunkan dari keluarga, tetapi kedua orang tua harus membawa gen untuk penyakit ini.

Orang yang menjadi pembawa ARPKD tidak akan memiliki gejala jika hanya memiliki satu gen. Jika mereka mewarisi dua gen (dari masing-masing orang tua kandung), kemungkinan akan memiliki ARPKD.

ARPKD terbagi menjadi empat jenis, di antaranya:

  • Bentuk perinatal muncul saat lahir.
  • Bentuk neonatal terjadi saat bulan pertama kelahiran.
  • Bentuk infantil terjadi saat anak berusia 3-12 bulan.
  • Bentuk juvenil terjadi setelah anak berusia 1 tahun.

3. Acquired Cystic Kidney Disease (ACKD)

ACKD tidak diturunkan dari keluarga, tetapi sering kali terjadi di kemudian hari. ACKD biasanya berkembang pada orang yang sudah memiliki masalah ginjal lainnya. Kondisi ini lebih umum pada orang yang mengalami gagal ginjal atau sedang menjalani dialisis ginjal (prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal).

Faktor Risiko Penyakit Ginjal Polikistik

Satu-satunya faktor yang cenderung untuk mengembangkan penyakit ini adalah memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal. Meskipun beberapa kasus terjadi dari mutasi spontan, tetapi kejadian seperti ini terjadi secara acak dan hanya sedikit yang diketahui tentang faktor risiko untuk mutasi gen.

Diagnosis Penyakit Ginjal Polikistik

Mengingat jenis ADPKD dan ARPKD diwariskan dari keluarga, dokter akan meninjau riwayat keluarga pasien penderita PKD. Dokter mungkin awalnya melakukan hitung darah lengkap untuk memeriksa anemia atau tanda-tanda infeksi dan urinalisis untuk mencari darah, bakteri, atau protein dalam urine.

Guna mendiagnosis ketiga jenis PKD, dokter dapat menggunakan tes pencitraan untuk mendeteksi kista ginjal, hati, dan organ lainnya. Tes pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosis PKD, di antaranya:

  • Ultrasonografi (USG) perut. Tes noninvasif ini menggunakan gelombang suara untuk memudahkan melihat kista di ginjal.
  • CT (computed tomography) scan perut. Tes ini menggunakan sinar X untuk menghasilkan gambar bagian organ dalam sehingga memudahan dalam mendeteksi kista yang lebih kecil di ginjal.
  • Pemindaian MRI (magnetic resonance imaging) perut. MRI dilakukan menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar struktur ginjal yang memudahkan mencari kista.
  • Intravenous pyelogram (IVP). Tes ini menggunakan pewarna khusus yang disuntikkan melalui vena untuk membuat pembuluh darah terlihat lebih jelas ketika menggunakan sinar X. Ini memudahkan dalam memeriksa ginjal.

Cara Mengatasi Penyakit Ginjal Polikistik

Mengobati penyakit ginjal polikistik bertujuan untuk mengatasi gejalanya dan mencegah komplikasi PKD. Namun, pengobatan utamanya adalah mengontrol tekanan darah tinggi (hipertensi) yang dapat memperlambat perkembangan kerusakan ginjal lebih lanjut.

Selain itu, berikut ini beberapa cara mengatasi penyakit ginjal polikistik:

1. Gaya Hidup Sehat

Menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi sehingga dapat memperlambat atau mencegah gagal ginjal. Gaya hidup yang harus dilakukan, di antaranya:

  • Olahraga teratur
  • Minum banyak cairan, terutama air putih
  • Mengurangi asupan garam dan lemak
  • Mengontrol stres
  • Tidur yang cukup
  • Berhenti merokok

2. Obat-obatan

Dokter mungkin menyarankan pasien agar mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini seperti angiotensin converting enzyme (ACE) atau inhibitors or angiotensin II receptor blockers (ARBs) biasanya digunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi.

Selain itu, obat-obatan lainnya mungkin diresepkan dokter berdasarkan gejala, di antaranya:

  • Acetaminophen untuk mengendalikan rasa sakit pada punggung bawah, sendi, dan perut.
  • Antibiotik untuk infeksi kandung kemih (ISK) atau ginjal. Pengobatan infeksi dengan antibiotik yang cepat dapat mencegah kerusakan ginjal.

3. Operasi

Jika rasa sakit lebih parah dan konstan akibat tekanan dari kista yang berukuran besar, cara mengatasi penyakit ginjal polikistik mungkin memerlukan prosedur operasi untuk mengangkatnya.

Dialisis atau transplantasi ginjal juga disarankan jika ginjal kehilangan fungsinya untuk mengeluarkan limbah dan cairan berlebih dari darah.

4. Pengobatan Lainnya

Jika memiliki penyakit ginjal polikistik dan riwayat keluarga dengan aneurisma otak (intrakranial) yang membesar dan pecah, dokter dapat merekomendasikan skrining rutin untuk aneurisma intrakranial.

Jika aneurisma ditemukan, kliping bedah aneurisma untuk mengurangi risiko perdarahan mungkin diperlukan, tergantung pada ukurannya. Sedangkan perawatan nonbedah aneurisma kecil mungkin dengan mengendalikan tekanan darah tinggi dan kolesterol darah tinggi, serta berhenti merokok.

Komplikasi Penyakit Ginjal Polikistik

Ketika ukuran kista pada ginjal bertambah besar, kemungkinan akan menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Katarak atau kebutaan.
  • Penyakit hati.
  • Anemia.
  • Komplikasi pada kehamilan, seperti preeklampsia.
  • Kista pecah.
  • Batu ginjal.
  • Gagal hati.

Pencegahan Penyakit Ginjal Polikistik

Jika memiliki penyakit ginjal polikistik dan sedang menjalani program kehamilan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk membantu menilai risiko menularkan penyakit tersebut kepada anak.

Menjaga kesehatan ginjal mungkin dapat membantu mencegah beberapa komplikasi yang telah disebutkan di atas. Salah satu cara terpenting untuk melindungi ginjal adalah dengan mengelola tekanan darah.

Selain itu, berikut adalah beberapa tips yang dapat menjaga tekanan darah tetap terkendali:

  • Minum obat tekanan darah yang diresepkan dokter.
  • Perbanyak makan makanan yang mengandung sedikit garam, termasuk buah, sayuran, dan biji-bijian.
  • Mempertahankan berat badan yang sehat. Tanyakanlah kepada dokter berapa berat badan yang tepat untuk Anda atau Anda bisa mengakses kalkulator BMI (Indeks Massa Tubuh).
  • Berolahraga secara teratur, setidaknya melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari dalam seminggu.
  • Jika merokok, segera berhenti.
  • Kurangi asupan alkohol.

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Polycystic kidney disease (PKD). https://healthengine.com.au/info/polycystic-kidney-disease-pkd. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  2. Barrell, Amanda. 2020. Polycystic kidney disease: Definition, complications, and outlook. https://www.medicalnewstoday.com/articles/polycystic-kidney-disease#what-is-it. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  3. Mayo Clinic Staff. 2018. Polycystic kidney disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polycystic-kidney-disease/symptoms-causes/syc-20352820. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  4. Phillips, Natalie. 2020. Polycystic Kidney Disease. https://www.healthline.com/health/polycystic-kidney-disease. (Diakses pada 28 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi