Terbit: 10 September 2017 | Diperbarui: 7 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Olahraga memang dianjurkan untuk dilakukan selama kehamilan. Namun, jenis olahraga yang dipilih tentunya harus diperhatikan. Lantas, bolehkah ibu hamil olahraga lari? Yuk, cek faktanya berikut ini!

Bolehkah Ibu Hamil Olahraga Lari? Cek Faktanya

Bolehkah Olahraga Lari saat Hamil?

Ibu hamil dianjurkan untuk berolahraga secara rutin. Pasalnya, olahraga selama kehamilan dapat membantu memperbaiki suasana hati, menambah energi tubuh, bahkan mencegah komplikasi kehamilan yang berbahaya.

Hanya saja, sebagian ibu hamil merasa khawatir jika olahraga berat seperti lari akan memberikan dampak tertentu pada kehamilan.

Padahal, olahraga lari aman dilakukan oleh ibu hamil, asalkan kehamilan Anda normal dan sehat. Aktivitas fisik ini tidak akan meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah.

The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan olahraga intensitas sedang setiap minggunya selama 150 menit.

Perlu diketahui, olahraga lari tergolong olahraga dengan intensitas sedang. Jadi, Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum memulai latihan.

Apabila sebelum kehamilan Anda sudah terbiasa melakukan olahraga ini, dokter kemungkinan besar akan mengizinkannya.

Selain lari, beberapa jenis olahraga yang aman untuk ibu hamil juga bisa dilakukan, misalnya saja berenang, yoga, bahkan berjalan jalan kaki.

Baca Juga10 Olahraga untuk Ibu Hamil, Calon Ibu Perlu Baca!

Kapan Ibu Hamil Boleh Olahraga Lari?

Ibu hamil diperbolehkan untuk mulai olahraga sejak trimester pertama kehamilan. Namun, pada periode ini Anda mungkin akan kesulitan untuk melakukannya akibat mual dan muntah yang dirasakan.

Sementara itu, saat trimester kedua kehamilan, sebagian besar ibu hamil sudah mulai merasakan gejala kehamilan perlahan berkurang dan energi yang sudah kembali. Pada periode ini, Anda mungkin ingin memaksimalkan olahraga lari.

Di sisi lain, kebanyakan ibu hamil menghindari olahraga lari di trimester ketiga atau trimester akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh ketidaknyamanan akibat perut yang semakin membesar.

Namun, perlu diingat bahwa sebelum melakukan olahraga atau aktivitas fisik apa pun, Anda sebaiknya mencermati kondisi kesehatan tubuh.

Apabila kondisi masih belum stabil atau kondisi janin lemah, sebaiknya olahraga lari Anda hindari untuk mencegah komplikasi kehamilan yang tidak diinginkan.

Baca Juga18 Komplikasi Kehamilan yang Harus Diwaspadai

Risiko Olahraga Lari saat Hamil

Umumnya olahraga apa saja yang dilakukan cenderung aman bagi kehamilan, asalkan kehamilan Anda sehat.

Justru, aktivitas fisik ini akan mendatangkan sejumlah manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan kualitas tidur, meredakan nyeri punggung, dan meningkatkan suasana hati.

Kendati demikian, ibu hamil dengan beberapa kondisi tertentu tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga lari. Kalaupun ingin, Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Beberapa kondisi yang cenderung berisiko untuk melakukan olahraga lari, antara lain:

  • Preeklamsia: Olahraga lari dan aktivitas fisik berat lainnya sebaiknya Anda hindari jika mengalami tekanan darah tinggi atau masalah pada jantung.
  • Plasenta previa: Dokter mungkin akan melarang Anda berolahraga dengan intensitas sedang sampai berat jika masalah pada plasenta tidak kunjung membaik pada akhir trimester kedua.
  • Anemia: kurang darah merah saat hamil kemungkinan membuat dokter menyarankan Anda untuk tidak melakukan olahraga lari saat hamil.
  • Cerclage serviks: Bumil dianjurkan untuk beristirahat selama beberapa hari setelah prosedur dilakukan.
  • Masalah paru-paru: Adanya masalah pada paru-paru, misalnya cystic fibrosis, mengharuskan Anda untuk membatasi sejumlah aktivitas fisik, termasuk di antaranya olahraga lari.
  • Kehamilan kembar: Biasanya dokter akan melarang Bumil melakukan olahraga atau aktivitas berat, seperti lari.

Lebih jelasnya lagi, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter mengenai tingkat keamanan olahraga lari terhadap kehamilan kembar Anda.

Baca Juga13 Olahraga yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Tips aman Olahraga Lari bagi Ibu Hamil

Tertarik untuk olahraga lari saat hamil? Jangan buru-buru. Sebaiknya Anda perhatikan beberapa tips aman untuk melakukannya berikut ini:

1. Gunakan Sepatu yang Nyaman

Sebelum memutuskan untuk olahraga lari, Anda sebaiknya memperhatikan kenyamanan kaki. Pastikan sepatu yang digunakan merupakan sepatu khusus untuk berlari.

Jenis sepatu ini dapat menopang kaki dengan baik. Dengan begitu, risiko cedera bisa dikurangi.

2. Lakukan Pemanasan

Sebelum berolahraga, Anda sebaiknya melakukan pemanasan lebih dulu. Pemanasan bisa dilakukan selama 5-10 menit.

Cara ini diketahui dapat membantu mengurangi risiko cedera dan membantu meningkatkan kekuatan tubuh.

3. Gunakan Bra Khusus Olahraga

Jika ibu hamil ingin olahraga lari, pastikan untuk menggunakan bra khusus olahraga. Hal ini dapat membantu mencegah nyeri payudara ketika berlari.

Selain itu, celana khusus atau penopang perut tambahan juga bisa digunakan untuk membantu menopang perut, menjaga keseimbangan, dan mengurangi ketidaknyamanan.

4. Minum Banyak Air Putih

Tips lainnya yang harus diperhatikan oleh ibu hamil saat akan olahraga lari adalah jaga hidrasi tubuh. Tentunya, Anda harus banyak minum air putih.

Saat hamil, tubuh membutuhkan cairan lebih banyak dari biasanya. Jika Anda harus berolahraga lari, cairan di dalam tubuh berisiko terkuras.

Untuk mencegah dehidrasi saat hamil, sering-seringlah minum air putih. Selain mengembalikan cairan tubuh yang hilang, air dapat menambah volume cairan ketuban dan baik untuk pencernaan ibu hamil.

5. Lari di Permukaan Rata

Olahraga lari sebaiknya dilakukan di permukaan yang rata. Bahkan, Bumil dianjurkan untuk melakukan olahraga ini di jogging track supaya lebih aman. Cara ini dapat menurunkan risiko ibu hamil terjatuh, apalagi ketika perut ibu hamil semakin membesar.

Baca Juga7 Olahraga untuk Ibu Hamil Kembar yang Aman dan Bermanfaat

6. Hindari Memaksakan Diri

Perubahan hormon selama kehamilan membuat ibu hamil sering merasa kelelahan. Jadi, wajar saja jika durasi lari Anda tidak selama biasanya.

Hindarilah terlalu memaksakan diri untuk mencapai target tertentu. Anda bisa memperlambat tempo, menyelinginya dengan jalan kaki, atau beristirahat di tengah-tengah.

7. Perhatikan Tanda Berbahaya

Bagi ibu hamil yang ingin berolahraga lari, sebaiknya perhatikan beberapa tanda berbahaya berikut:

  • Kontraksi rahim yang sering terjadi dan terasa sakit.
  • Perdarahan.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri dada.
  • Pusing, hingga hampir pingsan.
  • Bengkak dan nyeri pada betis.
  • Kelemahan pada otot.
  • Sesak napas.

Jika mengalami satu atau beberapa gejala di atas, segera hentikan aktivitas Anda, lalu temui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kini Anda sudah mengetahui fakta seputar olahraga lari untuk ibu hamil. Sebelum memutuskan untuk melakukan olahraga jenis apa pun, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

 

  1. Heard, Lara. 2022. Can You Run While Pregnant? https://whattoexpect.com/pregnancy/your-health/running-while-pregnant. (Diakses pada 5 Juli 2023).
  2. Lake, Kandis. 2021. Can You Run While Pregnant? Plus, Running Tips for Each Trimester. https://www.babycenter.com/pregnancy/diet-and-fitness/running-during-pregnancy_7877. (Diakses pada 5 Juli 2023).
  3. WebMD Editorial Contributors. 2023. Is it Safe to Run While Pregnant? https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-run-while-pregnant. (Diakses pada 5 Juli 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi