Operasi vaginoplasty memang dapat mengembalikan kekencangan vagina. Namun, operasi penyempitan vagina ini memiliki dampak buruk yang perlu diwaspadai. Lebih lanjut simak dampak buruknya di bawah ini!
Apa itu Vaginoplasty?
Vaginoplasty adalah prosedur operasi yang dilakukan untuk mengencangkan, membentuk kembali, atau memperbaiki struktur bagian intim wanita. Operasi ini pada awalnya hanya dilakukan untuk memperbaiki struktur vagina pada wanita yang mengalami kecelakaan, pasca-melahirkan, atau terkena penyakit pada area vagina.
Akan tetapi, seiring dengan perkemangan jaman, operasi ini dilakukan oleh kalangan wanita yang sudah memasuki masa menopause atau wanita yang sudah melahirkan beberapa kali untuk mengencangkan otot-otot vagina mereka agar bisa kembali seperti semula.
Efek Buruk Vaginoplasty
Seperti jenis operasi lainnya, vaginoplasty memiliki efek samping yang perlu diwaspadai bagi wanita meskipun jarang terjadi. Beberapa efek sampingnya langsung terjadi setelah operasi, antara lain:
1. Fistula
Terjadinya fistula rektovaginal atau urethrovaginal adalah komplikasi lain yang mengganggu yang terkait dengan vaginoplasty. Hal ini terjadi karena cedera rektal atau uretra selama prosedur operasi dan mungkin memerlukan operasi kedua untuk perbaikan.
Risiko terjadinya fistula dianggap rendah, asalkan ahli bedahnya cukup terampil dan berpengalaman. Mungkin ada bau atau keputihan pada vagina karena pertumbuhan atau kolonisasi bakteri yang berlebihan. Hal ini mungkin memerlukan pengobatan antibiotik atau antijamur selain douching rutin.
2. Risiko Vaginoplasty Usus
Vaginoplasty usus adalah prosedur besar yang dapat diikuti dengan ileus paralitik, peritonitis, konstipasi, dan kesulitan buang air kecil.
Hal tersebut mungkin berhubungan dengan produksi lendir yang berlebihan dan menyebabkan harus memakai pembalut terus-menerus. Risiko kolitis neovaginal dan diversi juga ada.
Selain itu, risiko jangka panjang timbulnya karsinoma usus besar pada segmen sigmoid yang digunakan untuk vaginoplasty belum sepenuhnya diukur.
3. Stenosis Vagina
Stenosis vagina adalah komplikasi umum dari vaginoplasty dan memerlukan evaluasi ahli serta koreksi yang tepat waktu untuk memberikan tingkat dan kedalaman yang memadai pada organ.
Hal tersebut diperlukan baik untuk hubungan seksual maupun agar menstruasi eksternal dapat terjadi dengan baik. Stenosis introital sendiri dapat terjadi setelah prosedur operasi.
Baca Juga: Pendarahan Vagina: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Kerusakan Saraf
Kerusakan saraf dapat terjadi selama prosedur operasi jaringan di daerah perineum dan panggul, yang menyebabkan hipoestesi atau disestesia. Nyeri kronis juga dapat muncul karena kerusakan saraf.
Seperti yang Anda ketahui bahwa ada banyak saraf yang terdapat di area vagina yang berfungsi untuk menciptakan orgasmic experience.
5. Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih sering kali terjadi, karena uretra diperpendek selama prosedur vaginoplasty. Kebersihan dan hidrasi yang tepat biasanya merupakan tindakan pencegahan yang memadai.
Pasien yang mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus dievaluasi untuk mengetahui adanya striktur uretra.
Tes diagnostik sederhana adalah dengan mencoba memasukkan kateter 16F ke dalam kandung kemih untuk menyingkirkan kemungkinan penyempitan, termasuk stenosis pasca bulbar atau meatal.
6. Jaringan Granulasi
Jaringan granulasi pada vagina merupakan akibat dari penyembuhan yang tertunda dan sering kali terjadi. Kebutuhan untuk melakukan pelebaran yang sering dilakukan pada periode awal setelah operasi bisa memperburuk masalah dengan menyebabkan trauma berulang pada area granulasi.
Gejala yang khas adalah keluarnya cairan berwarna kekuningan dengan sedikit bercak darah. Dalam kebanyakan kasus, hal ini akan sembuh karena kebutuhan akan pelebaran yang sering berkurang seiring berjalannya waktu.
Jika gigih, pengobatan perak nitrat secara teratur dan pengobatan topikal krim steroid (triamcinolone) atau madu kelas medis (medihoney) akan mempercepat penyembuhan.
Baca Juga: Penyebab Munculnya Rasa Sakit saat Berhubungan Intim
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya segera hubungi dokter jika Anda mengalami komplikasi vaginoplasty berikut ini:
- Perban berlumuran darah, yang bisa menjadi tanda pendarahan berlebihan.
- Infeksi, yang dapat menyebabkan demam atau keluarnya cairan kekuningan dari bekas sayatan.
- Nyeri yang tidak merespon pengobatan.
- Tanda-tanda penggumpalan darah, seperti pembengkakan abnormal di selangkangan atau tungkai bawah.
- Muntah dan tidak bisa menahan cairan.
Dampak yang terkait dengan operasi penyempitan vagina dan proses pemulihan bergantung pada jenis vaginoplasty yang dilakukan. Jadi, pastikan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat! Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anonim. 2021. Vaginoplasty. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/21572-vaginoplasty#risks-benefits (Diakses pada 16 Oktober 2023)
- Meltzer, Toby. 2016. Vaginoplasty procedures, complications and aftercare. https://transcare.ucsf.edu/guidelines/vaginoplasty#:~:text=Immediate%20risks%20include%20bleeding%2C%20infection,be%20controlled%20with%20local%20pressure. (Diakses pada 16 Oktober 2023)
- Osborn, Corinne O. 2018. Vaginoplasty: Gender Confirmation Surgery. https://www.healthline.com/health/transgender/vaginoplasty (Diakses pada 16 Oktober 2023)