Terbit: 28 October 2021 | Diperbarui: 8 August 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Tidak hanya dirasakan calon ibu, calon ayah pun bisa mengalami gejala kehamilan tertentu. Gejala kehamilan yang terjadi pada suami disebut sindrom Couvade. Yuk, simak seputar fenomena ini selengkapnya dalam penjelasan berikut!

Sindrom Couvade, saat Suami Ikut Merasakan Gejala Kehamilan

Apa Itu Sindrom Couvade?

Sindrom Couvade atau kehamilan simpatik adalah kondisi ketika seorang suami mengalami gejala kehamilan seperti yang dirasakan oleh istrinya. Kondisi ini bersifat sementara dan tidak menyebabkan masalah kesehatan yang berbahaya.

Sindrom Couvade bukanlah merupakan penyakit atau masalah psikologis tertentu, melainkan istilah yang mengacu pada fenomena umum saat kehamilan.

Seberapa Umum Sindrom Couvade Terjadi?

Suami di seluruh dunia dapat mengalami sindrom Couvade. Namun, jumlahnya bervariasi di berbagai belahan dunia.

Menurut data terbaru, sindrom ini menimpa sekitar 25% hingga 52% pria di Amerika Serikat yang memiliki pasangan hamil.

Kebanyakan gejala bersifat ringan. Namun, pada beberapa kasus, gejala bisa bersifat parah. Selain itu, gejala sebagian besar hilang setelah melahirkan.

Baca JugaPerbedaan Perut Buncit dan Hamil, Wanita Harus Tahu

Ciri-ciri Ngidam pada Suami

Tanda dan gejala yang mungkin dirasakan setiap suami bisa sangat berbeda—sama seperti gejala kehamilan yang sebenarnya.

Namun, secara umum ciri-ciri sindrom Couvade pada suami terbagi ke dalam efek psikologis dan efek fisik.

Ciri-ciri psikologis pada suami yang mungkin terjadi, termasuk:

  • Kecemasan.
  • Depresi.
  • Susah tidur (insomnia).
  • Kegelisahan.
  • Penurunan keinginan untuk berhubungan seks atau perubahan libido.

Sementara itu, ciri-ciri atau gejala fisik yang dapat terjadi, termasuk:

  • Mual, muntah, dan mulas.
  • Rasa sakit atau kembung di perut.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Keram di kaki.
  • Sakit punggung.
  • Iritasi genital atau urine.
  • Penambahan berat badan atau penurunan berat badan.
  • Distensi perut (perut terasa penuh).

Selain itu, sakit gigi menjadi salah satu gejala umum lainnya. Menurut penelitian, jika suami mengeluh sakit gigi, memiliki gejala fisik lain seperti yang dijelaskan di atas, dan memiliki pasangan hamil, penyebabnya mungkin sindrom Couvade.

Baca Juga3 Cara agar Pria Penderita Kanker Bisa Tetap Memiliki Anak

Penyebab Sindrom Couvade

Sampai saat ini penyebab pasti sindrom Couvade masih belum dapat diketahui. Namun, ada berbagai faktor yang dinilai dapat meningkatkan risiko kondisi ini terjadi, di antaranya:

  • Somatisasi. Gejala somatik adalah ciri fisik nyata yang terjadi karena tekanan emosional. Kondisi ini umum bagi calon ayah untuk merasakan kecemasan atau stres menyambut kelahiran anaknya
  • Perubahan kadar hormon. Beberapa penelitian menunjukkan pria yang istrinya hamil mungkin mengalami perubahan hormon, seperti penurunan testosteron dan peningkatan estradiol. Adanya perubahan ini dapat memicu gejala sindrom Couvade.
  • Ikatan batin. Suami yang lebih terikat dengan kehamilan istri dan memiliki lebih banyak ikatan batin dengan janin berisiko terhadap gejala kehamilan, termasuk mengidam.
  • Penyebab psikososial. Beberapa dokter meyakini bahwa sindrom Couvade berhubungan dengan kesehatan mental. Namun, hal ini ini hanya berdasarkan teori dan belum dibuktikan oleh penelitian.

Kapan Munculnya Ngidam pada Suami?

Gejala cenderung berkembang pada trimester pertama. Pada periode ini, seseorang dengan kondisi ini bisa mengalami gejala yang khas, yaitu morning sickness, kelelahan, dan berbagai gejala fisik kehamilan lainnya. Gejala dapat mereda selama trimester kedua atau di periode kapan pun selama kehamilan.

Setelah itu, gejala cenderung muncul kembali dan memburuk pada trimester ketiga dan saat menjelang kelahiran. Kemunculan kondisi ini tampaknya sama degan gejala kehamilan biasa.

Baca Juga8 Penyebab Ngidam Saat Hamil dan Tips Mengatasinya

Cara Mengatasi Sindrom Couvade

Hingga kini belum ada penanganan khusus pada sindrom Couvade. Namun, penelitian menemukan jika gejala biasanya akan menghilang setelah proses persalinan.

Gejala kehamilan yang mengganggu dapat diatasi sesuai dengan kondisi, seperti minum obat ketika mengalami insomnia, sakit kepala, atau sakit punggung.

Tidak hanya itu, apabila mengalami gejala kehamilan seperti suami ngidam, Anda dan pasangan bisa mengatasinya dengan saling berkomunikasi satu sama lain.

Selain itu, suami juga dapat ikut berpartisipasi aktif selama kehamilan berlangsung, mulai dari mengikuti kelas prenatal hingga mendampingi istri saat proses melahirkan.

Nah, itulah hal-hal mengenai sindrom Couvade yang sebaiknya diketahui. Jika suami ngidam atau mengalami gejala kehamilan lainnya, Anda tidak perlu khawatir berlebihan. Pasalnya, ini bisa membantu hubungan Anda dan pasangan semakin terjalin selama kehamilan.

Apabila mengalami keluhan yang mengganggu atau kekhawatiran mengenai kehamilan, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Semoga bermanfaat!

 

  1. Bradford, Evonne L. 2021. Couvade Syndrome (Sympathetic Pregnancy). https://www.babycenter.com/pregnancy/relationships/strange-but-true-couvade-syndrome-sympathetic-pregnancy_10364940. (Diakses pada 7 Agustus 2023).
  2. Kuna, Mithu. 2018. What Is Sympathetic Pregnancy? Can Your Partner Really Share Your Symptoms? https://www.babydoppler.com/blog/what-is-sympathetic-pregnancy-can-your-partner-really-share-your-symptoms/. (Diakses pada 7 Agustus 2023).
  3. Marcin, Ashley. 2020. What Is Couvade Syndrome? https://www.healthline.com/health/pregnancy/couvade-syndrome. (Diakses pada 7 Agustus 2023).
  4. Villines, Zawn. 2019. Couvade Syndrome: When Expectant Dads Get Pregnancy Symptoms. https://www.goodtherapy.org/blog/couvade-syndrome-when-expectant-dads-get-pregnancy-symptoms-0116197. (Diakses pada 7 Agustus 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi