Terbit: 11 March 2018 | Diperbarui: 24 February 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kemoterapi adalah perawatan kanker yang menimbulkan efek samping pada kesuburan pria yang membuat pasangannya sulit hamil. Namun, adakah cara untuk pria penderita kanker memiliki keturunan? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Cara Tetap Subur dan Punya Anak bagi Pria Pengidap Kanker

Efek Samping Kemoterapi Terhadap Kesuburan Pria

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker yang membelah dengan cepat.

Obat kemoterapi tertentu yang diberikan selama masa kanak-kanak, bagaimanapun, dapat merusak testis dan memengaruhi kemampuannya untuk menghasilkan sperma. Jenis kemoterapi tertentu di kemudian hari juga dapat mempengaruhi produksi sperma.

Mengingat sel sperma membelah dengan cepat, ini menjadi sasaran kerusakan akibat kemoterapi. Infertilitas permanen pun dapat terjadi jika semua sel yang belum matang di testis yang membelah untuk membuat sperma baru (sel punca spermatogonial) bisa rusak hingga tidak mampu lagi menghasilkan sel sperma yang matang.

Setelah kemoterapi, produksi sperma melambat atau bahkan mungkin berhenti sama sekali. Meski begitu, beberapa produksi sperma mungkin kembali, tetapi bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun, dan terkadang tidak kembali sama sekali.

Selain membunuh sel kanker, obat-obatan dalam kemoterapi memberikan efek lainnya yang mengganggu kesuburan pria, di antaranya:

  • Merusak sperma pria. Ini karena sperma juga membelah diri dengan cepat. Akibatnya, sel sperma juga ikut dibunuh oleh obat kemoterapi. Rusaknya sel sperma dapat mengurangi kesuburan pria dan pada akhirnya menurunkan peluang untuk kehamilan.
  • Merusak sel germinal. Kemoterapi bisa merusak sel germinal (sel nutfah), merupakan sel yang akan berkembang dan membentuk sperma pada pria.
  • Menghambat produksi testosteron. Obat yang digunakan untuk kemoterapi juga menyebabkan terhentinya produksi testosteron, hormon seks utama pria yang dihasilkan testis.
  • Efek samping lainnya. Kemoterapi juga dapat merusak saraf dan pembuluh darah di daerah pelvis sehingga pria mengalami disfungsi ereksi, yang mana dapat mengganggu kesuburan pria.

Perawatan kanker lainnya juga dapat membahayakan organ reproduksi dan kelenjar yang mengontrol kesuburan pria, berikut di antaranya:

  • Terapi hormon.
  • Terapi radiasi.
  • Operasi.
  • Transplantasi sel induk.

Perlu Anda ketahui, ada berbagai kanker yang sering terjadi pada pria, antara lain kanker prostat, kanker testis, kanker paru, kanker darah (leukemia), dan kanker hati.

Baca Juga: Pahami Tujuan, Cara Kerja, hingga Efek Samping Kemoterapi

Cara Menjaga Kesuburan dan Memiliki Keturunan bagi Pria Penderita Kanker

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pria untuk melindungi sperma dan membuat mereka bisa tetap mendapatkan anak. Perawatan ini dapat dilakukan sebelum pengobatan kanker.

Berikut ini beberapa cara menjaga kesuburan pria penderita kanker, antara lain:

1. Perisai Anti-radiasi

Cara pertama yang bisa dilakukan adalah menggunakan perisai anti-radiasi. Saat dilakukan pengobatan kanker seperti radioterapi, perisai timbal kecil ditempatkan di atas testis untuk mengurangi paparan radiasi. Ini untuk mencegah rusaknya jaringan pada testis.

2. Kriopreservasi Sperma

Jika pemakaian perisai tidak bisa dilakukan karena lokasi kanker yang sudah dijangkau, pria disarankan untuk menampung spermanya terlebih dahulu dengan prosedur kriopreservasi sperma. Prosedur ini melibatkan pembekuan dan penyimpanan sperma.

Penyimpanan sperma bisa dilakukan di bank sperma atau klinik kesuburan untuk digunakan kemudian hari. Sampel sperma yang dibekukan dapat disimpan selama bertahun-tahun.

Saat program kehamilan mulai dilakukan, sperma bisa digunakan untuk membuahi sel telur di dalam tubuh wanita atau di luar tubuh wanita atau disebut program bayi tabung.

Baca Juga: Penyebab Mandul pada Pria dan Wanita yang Perlu Diwaspadai

3. Pembekuan Jaringan Testis

Cara lain agar pria penderita kanker memiliki keturunan adalah dengan pembekuan jaringan testis. Metode ini dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan testis sehingga saat dibutuhkan bisa dicairkan terlebih dahulu.

Membekukan jaringan testis dapat dilakukan pada anak laki-laki yang belum melewati masa pubertas, untuk menyelamatkan pengobatan infertilitas di masa depan.

Prosedur ini dilakukan dengan mengeluarkan jaringan yang mengandung sel-sel penghasil sperma dari testis melalui sayatan kecil (dipotong). Kemudian dibekukan dan disimpan.

Itulah beberapa cara agar pria masih tetap bisa mendapatkan keturunan meski menjalani terapi untuk pengobatan kanker.

 

  1. Anonim. 2020. Fertility Issues in Boys and Men with Cancer. https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side-effects/fertility-men#:~:text=Chemotherapy%20(especially%20alkylating%20drugs)%20can,decrease%20the%20production%20of%20sperm. (Diakses pada 24 Februari 2023)
  2. Anonim. 2022. Fertility preservation: Understand your options before cancer treatment. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/in-depth/fertility-preservation/art-20047512 (Diakses pada 24 Februari 2023)
  3. Anonim. Tanpa Tahun. How Does Chemotherapy Affect Male Fertility?. https://www.novaivffertility.com/fertility-help/how-does-chemotherapy-affect-male-fertility (Diakses pada 24 Februari 2023)


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi