Terbit: 16 March 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Sebagian besar kanker payudara bersifat reseptor estrogen positif. Ini artinya, kemunculan kanker disebabkan oleh hormon estrogen. Supaya kanker tidak menyebar, dokter biasanya akan meresepkan estrogen. Namun, bagaimana jika penderita kanker payudara tidak mempan terhadap pengobatan?

Mengapa Penderita Kanker Payudara Bisa Kebal Terhadap Pengobatan?

Mengenal Terapi Hormon pada Penderita Kanker Payudara

Terapi hormon merupakan salah satu perawatan untuk kanker. Terapi bisa dilakukan jika jenis kanker yang diderita bersifat reseptor estrogen positif (ER positif) atau progesteron positif (PR positif). Kedua jenis kanker ini disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron.

Untuk mengetahui jenis kanker yang diderita, dokter akan menganalisis darah dan jaringan tubuh. Ini bertujuan untuk melihat apakah sel kanker memiliki reseptor estrogen atau progesteron.

Barulah setelahnya bisa disimpulkan apakah kanker tergolong ER positif atau PR positif.

Tujuan terapi hormon untuk kanker payudara, di antaranya:

  • Mencegah kemunculan kanker kembali.
  • Mengurangi risiko kanker untuk berkembang di jaringan payudara lainnya.
  • Mengurangi ukuran tumor sebelum operasi dilakukan.
  • Memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kanker yang sudah menyebar.

Baca Juga: Rutin Konsumsi Yoghurt Turunkan Risiko Kanker Payudara?

Pada kasus kanker payudara, penelitian menemukan bahwa sekitar 70 persen kasusnya bersifat reseptor estrogen positif (ER positif). Ini artinya, terapi hormon estrogen bisa diberikan sebagai penanganan.

Obat-obatan terapi yang umum digunakan yaitu tamoxifen dan fulvestrant. Jenis obat-obatan ini dapat membantu menurunkan kadar hormon atau menghambat reseptor estrogen agar kanker tidak tersebar. Terapi ini dikenal sebagai terapi endokrin.

Mengapa Terapi Tidak Bekerja pada Kanker Payudara? 

Penelitian yang terbit di jurnal Future Medicinal Chemistry mengungkapkan fakta mengenai terapi endokrin pada penderita kanker payudara.

Menurut penelitian tersebut, sepertiga penderita kanker payudara kebal terhadap pengobatan. Kondisi ini berdampak buruk terhadap peluang untuk bertahan hidup.

Para peneliti masih belum dapat menjelaskan secara pasti alasan di balik pasien yang kebal terhadap pengobatan terapi tersebut.

Namun, para ahli dari Dana-Farber Cancer Institute mengungkapkan penyebab terapi endokrin tidak bekerja pada sebagian penderita kanker payudara. Hal tersebut disebabkan oleh mutasi gen tertentu membuat sel kanker tidak merespons pengobatan dengan baik.

Baca Juga: Benarkah Sering Menggunakan Deodoran Picu Kanker Payudara?

Temuan tersebut pada akhirnya dapat menghasilkan pendekatan yang lebih efektif untuk pasien yang tidak merespons perawatan dengan baik.

Sementara itu, penelitian sebelumnya menemukan bahwa penyebab terapi tidak bekerja dengan baik adalah adanya mutasi gen reseptor estrogen pada sel kanker.

Para peneliti melakukan analisis terhadap mutasi di laboratorium dengan menggunakan sampel kanker payudara estrogen positif. Hasilnya ditemukan bahwa mutasi tersebut menyebabkan kanker menjadi resisten terhadap obat tamoxifen dan fulvestrant.

Mutasi genetik berpotensi menyebabkan kanker beradaptasi dengan kekurangan kadar estrogen di dalam tubuh. Selain itu, mutasi juga dapat meningkatkan risiko kanker untuk menyebar ke jaringan lain.

Baca Juga8 Jenis Kanker Payudara yang Umum hingga Langka

Kombinasi Terapi untuk Penderita yang Kebal Pengobatan

Setelah mengetahui efek dari mutasi pada kanker payudara, para peneliti eralih ke gen modern yaitu CRISPR-Cas9. Tindakan ini dilakukan untuk menentukan secara pasti gen yang berhubungan dengan reseptor estrogen.

Hasilnya, gen khusus yang disebut dengan CDK7, diduga dapat menjadi target untuk pengobatan kanker yang baru.

Mengenai terapi CDK7 untuk penderita kanker payudara yang kebal terhadap pengobatan terapi endokrin, penelitian sebelumnya telah menganalisis hal ini. Hasilnya, kombinasi THZ1 dan obat fulvestrant efektif untuk menangani sel kanker payudara ER positif dan memperlambat pertumbuhan kanker secara signifikan.

Hal itulah yang membuat sejumlah pakar menyakini bahwa, kombinasi beberapa terapi bisa menjadi pengobatan yang efektif pada pasien kanker payudara ER positif yang kebal terhadap pengobatan.

 

  1. Anonim. 2020. Hormone Therapy for Breast Cancer. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/hormone-therapy-for-breast-cancer/about/pac-20384943. (Diakses pada 13 Februari 2023).
  2. Cohut, Maria. 2018. Why Do Some Breast Cancers Become Treatment-Resistant? https://www.medicalnewstoday.com/articles/320897. (Diakses pada 13 Februari 2023).
  3. Fan, Weimin, dkk. 2015. Endocrine Therapy Resistance in Breast Cancer: Current Status, Possible Mechanisms and Overcoming Strategies. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5558537/. (Diakses pada 13 Februari 2023).
  4. Jeselsohn, Rinath, dkk. 2018. Allele-Specific Chromatin Recruitment and Therapeutic Vulnerabilities of ESR1 Activating Mutations. https://www.cell.com/cancer-cell/fulltext/S1535-6108(18)30004-7. (Diakses pada 13 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi