Terbit: 9 March 2023
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kemoterapi adalah salah satu opsi pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Meski dapat membantu penderita untuk merasa lebih baik, pengobatan ini memiliki efek samping bagi tubuh.

12 Efek Samping Kemoterapi yang Perlu Anda Waspadai

Mengenali Efek Kemoterapi bagi Tubuh

Meski dapat efektif membunuh sel kanker, pengobatan ini bisa memengaruhi sel-sel sehat. Hal inilah yang kemudian menimbulkan efek samping pada tubuh. Berikut ini beberapa efek samping kemoterapi yang bisa terjadi, di antaranya:

1. Rambut Rontok

Salah satu efek pengobatan kemoterapi yang paling umum adalah kerontokan rambut, namun sebenarnya tidak semua obat kemoterapi menyebabkan kerontokan rambut (alopecia). 

Kerontokan rambut mungkin terjadi ketika pasien melakukan perawatan kemoterapi pertama dan mungkin semakin meningkat dalam 1 hingga 2 bulan pertama.

Rambut yang rontok bukan hanya rambut kepala, namun bisa juga rambut alis, bulu mata, atau bulu di bagian tubuh lain.

Sebaiknya, konsultasikan ke dokter untuk meminimalisir efek samping ini. Dokter mungkin menyarankan Anda menggunakan topi atau helm dingin (cold cap) khusus untuk mengurangi aliran darah ke kepala yang menyebabkan kerontokan setelah menjalani kemoterapi.

2. Ruam atau Memar Kulit

Perawatan kemoterapi menyebabkan penurunan jumlah sel darah trombosit yang berfungsi sebagai pembekuan darah saat tubuh mengalami luka berdarah.

Kekurangan trombosit dapat membuat darah lebih sulit beku dan mungkin menyebabkan kulit memar, berdarah, gusi berdarah, dan mimisan yang sulit dihentikan.

Pengobatan ini juga meningkatkan sel peradangan pada tubuh, sehingga trombosit mengalami pemecahan dan menyebabkan kaki atau tangan menjadi bengkak.

3. Nafsu Makan Menurun

Sebagian pasien yang menjalani perawatan kemoterapi dapat mengalami penurunan nafsu makan. Efeknya, penderita bisa mengalami penurunan berat badan dan kehilangan massa otot, kondisi yang justru akan menyulitkan pengobatan kemoterapi.

4. Masalah Tidur

Beberapa pasien kemoterapi juga mengeluhkan gejala insomnia. Padahal, kekurangan jam istirahat akan semakin memperburuk kesehatan pasien.

Oleh karena itu, mendapatkan waktu istirahat yang cukup selama perawatan kemoterapi adalah sesuatu yang penting agar mendapatkan hasil yang maksimal. Konsultasi pada dokter bila gejala insomnia semakin tak terkendali.

5. Gangguan Mulut dan Tenggorokan

Kemoterapi juga dapat menyebabkan masalah mulut dan tenggorokan, biasanya terjadi pada 5 hingga 14 hari selama perawatan. Dalam dunia medis kondisi disebut mucositis.

Masalah mulut dan tenggorokan yang mungkin terjadi selama perawatan kemoterapi, antara lain:

  • Sariawan.
  • Sakit tenggorokan.
  • Mulut kering.
  • Masalah pada indera perasa.
  • Bau mulut.
  • Nyeri saat mengunyah atau menelan.
  • Infeksi mulut.

Baca Juga: 5 Jenis Kanker yang Membuat Anda Mimisan Terus-menerus

6. Masalah Pencernaan

Pasien kemoterapi mungkin mengalami masalah pencernaan beberapa hari setelah perawatan pertama. Masalah pencernaan bisa berupa diare atau sembelit. 

7. Perubahan Kulit dan Kuku

Efek samping kemoterapi lain yang mungkin terjadi berupa perubahan kulit dan kuku. Pasien mungkin mengalami iritasi kulit ringan seperti kulit ruam, kulit, kasar, gatal, perubahan warna kulit tidak merata, atau sensitivitas terhadap sinar matahari.

Selain kulit, perubahan juga bisa terjadi pada kuku; kuku menjadi rapuh, lepas, atau terdapat bintik/garis putih pada kuku.

8. Anemia

Selama menjalani pengobatan ini, jumlah sel darah merah kaya oksigen menurun dan menyebabkan gejala anemia seperti lemah, letih, lesu, kulit pucat, dan detak jantung tidak teratur.

Pasien yang mengalami anemia harus meningkatkan asupan zat besi seperti daging merah, kacang-kacangan, sereal, dan sayuran berdaun hijau tua untuk mengembalikan sel darah merah dalam tubuh.

9. Gangguan Memori dan Konsentrasi

Kondisi ini dikenal dengan istilah chemo fog atau chemo brain. Pengobatan kemoterapi dapat mengganggu sistem saraf pusat yang bertugas untuk mengatur fungsi koordinasi, konsentrasi, kognitif, memori, pola pikir, dan emosi.

Pasien dapat meminta bantuan orang terdekat atau profesional untuk memastikan dirinya tetap bisa menjalani kehidupan dengan baik. Umumnya, efek chemo fog tersebut bisa sembuh saat pengobatan kemoterapi berakhir.

10. Perubahan Emosional

Pasien kanker akan merasa sedih, cemas, atau stres dengan kondisi yang dialami. Kumpulan perasaan sedih dan khawatir tersebut juga bisa berkepanjangan selama pengobatan kanker; di mana penderita merasa cemas apakah pengobatan akan berhasil atau tidak.

Dikarenakan kondisi mental bisa mempengaruhi kondisi fisik, pasien kanker harus mendapat dukungan dari orang-orang terdekat dan bantuan profesional untuk mengembalikan semangat dan kepercayaan diri.

Baca Juga: 9 Pantangan Makanan Setelah Kemoterapi, Pasien Kanker Wajib Tahu

11. Masalah Seksual dan Kesuburan

Pengobatan kemoterapi juga dapat memengaruhi libido dan menurunkan kesuburan. Bagi wanita, efek perubahan hormon akibat kemoterapi dapat menyebabkan menstruasi tidak lancar atau menopause secara tiba-tiba. Bagi pria, perawatan kemoterapi dapat memengaruhi jumlah dan kualitas sperma.

12. Masalah Sistem Imun

Pengobatan ini dapat melemahkan sistem imun sehingga pasien rentan terkena infeksi. 

Perlu diketahui juga, obat-obatan kemoterapi dapat menurunkan jumlah sel darah putih (neutropenia) yang berperan untuk sistem kekebalan tubuh.

Anda mungkin merasa jadi cepat lelah dan mudah sakit dari biasanya karena sistem imun tidak bekerja maksimal.

Cara Mengatasi Efek Samping Kemoterapi

Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi, antara lain:

  • Menggunakan obat antimual dan muntah.
  • Segera duduk di tempat terbuka ketika merasa mual.
  • Konsumsi makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (puding, sereal, puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma, kacang, dan makanan tinggi protein lainnya).
  • Makan dalam porsi kecil dengan jadwal yang lebih sering, misalnya 6 kali sehari dan konsumsi camilan sehat.
  • Lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah, gunakan pembersih mulut.
  • Menggunakan pelembap bibir sesuai kebutuhan.
  • Hindari rokok, makanan pedas, dan air es.
  • Mandi dengan air hangat dan hindari bermain gadget tidur sebelum tidur.
  • Guna mencegah infeksi, sebaiknya tingkatkan asupan vitamin C, jauhi kontak dengan orang sakit sementara waktu, makan sayur dan buah, serta rajin cuci tangan.

Nah, itulah berbagai efek samping usai kemoterapi yang harus diwaspadai beserta cara mengatasinya. Bagaimanapun, manfaat kemoterapi lebih banyak dari efek samping yang ditimbulkannya. Anda harus selalu konsultasi ke dokter untuk meminimalisir dampak negatif sekaligus meningkatkan peluang untuk sembuh.

 

  1. Anonim. 2019. Side Effects of Chemotherapy. https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/how-cancer-treated/chemotherapy/side-effects-chemotherapy. (Diakses pada 9 Februari 2023).
  2. Anonim. Side effects-Chemotherapy. 2020. https://www.nhs.uk/conditions/chemotherapy/side-effects/. (Diakses pada 9 Februari 2023.
  3. Pietrangelo, Ann. 2019. The Effects of Chemotherapy on Your Body. https://www.healthline.com/health/cancer/effects-on-body. (Diakses pada 9 Februari 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi