Terbit: 11 January 2023 | Diperbarui: 20 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Terapi urine adalah metode pengobatan tradisional yang dilakukan dengan mengoleskan atau meminum air kencing sendiri. Lantas, bagaimana dunia medis melihat terapi air seni ini? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.

Fakta Medis Terapi Urine yang Penting untuk Anda Tahu

Cara Kerja Terapi Urine

Urine merupakan cairan dan produk limbah yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ginjal manusia bekerja sebagai penyaring yang akan mengeluarkan kelebihan air dan limbah aktivitas sel dari pembuluh darah.

Limbah ini akan dibawa ke kantung kemih sebagai urine. Sekitar 91 sampai 96 persen urine terdiri dari air dan sisanya adalah garam, ammonia, dan limbah dari proses metabolisme tubuh.

Terapi urine dilakukan dengan minum segelas urine sendiri setiap pagi atau menaruh urine pada bagian kulit tertentu. 

Terapi ini dilakukan karena urine dipercaya sudah digunakan sebagai obat untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan seperti: asma, arthritis, alergi, kanker, masalah pencernaan, migrain, dan masalah kesuburan. 

Baca JugaMengenal Beeturia, Urine dan Feses Berwarna Merah setelah Makan Bit

Mitos Seputar Terapi Urine

Metode pengobatan terapi urine dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit. Berikut adalah beberapa contoh mitos seputar manfaat terapi urine, di antaranya:

1. Dapat Mencegah Infeksi

Minum air seni pertama pada pagi hari dipercaya dapat mencegah infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Faktanya, dalam urine terkandung berbagai bakteri yang berbahaya. Jika daya tahan tubuh seseorang tidak baik, maka risiko infeksi bakteri justru akan meningkat. 

2. Mampu Membuat Gigi Lebih Putih

Warga Roma kuno diketahui menggunakan air seni untuk memutihkan gigi, karena memercayai kandungan amonia di dalamnya bisa bertindak sebagai agen pemutih. 

Dalam kondisi tertentu, air seni bisa mengandung amonia. Namun, diketahui amonia ini muncul saat tubuh dehidrasi, terdapat batu ginjal, dan adanya infeksi saluran kencing. Tentu ini bukanlah kondisi yang baik.

Jika ada infeksi dalam saluran kencing, maka urine akan mengandung bakteri. Mengoleskan urine yang terkontaminasi bakteri pada gigi dan gusi hanya akan meningkatkan risiko terjadi infeksi pada area mulut.

Baca Juga: 14 Penyebab Kencing Bau Menyengat yang Harus Anda Waspadai 

3. Membantu Mengobati Masalah Kulit

Masyarakat pada zaman dahulu percaya bahwa air seni mampu mengobati masalah kulit seperti jerawat.

Manfaat ini disebabkan oleh kandungan urea dalam air kencing. Urea terbentuk pada hasil samping pemecahan protein. Urea memang digunakan untuk mengobati kondisi kulit kering seperti eksim dan psoriasis.

Namun, jika ingin mengobati masalah kulit dengan urea, sebaiknya gunakan urea sintetis yang banyak terdapat dalam produk perawatan kulit. Mengoleskan air kencing pada kulit tentu kurang efektif akibat konsentrasi urea dalam air kencing cenderung kecil. 

4. Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker

Urine penderita kanker dipercaya mengandung antigen tumor. Ketika minum air seni yang mengandung antigen tumor, maka tubuh diharapkan akan memproduksi antigen alami sehingga pertumbuhan sel kanker dapat dicegah. 

Faktanya, penelitian ini dilakukan pada air seni unta. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat ini.

5. Membantu Mengobati Sengatan Ubur-ubur

Anda mungkin pernah mendengar bahwa mengoleskan air kencing pada area kulit yang tersengat ubur-ubur bisa mengurangi rasa sakit. 

Namun, urine juga mengandung komponen sodium yang akan membuat luka akibat sengatan menjadi lebih sakit. Ketika tersengat ubur-ubur, sebaiknya Anda mengoleskan salep khusus.

Baca Juga: Terapi Urine untuk Kesehatan Kulit Wajah, Benarkah Ada Manfaatnya? 

Bahaya Melakukan Terapi Urine

Minum air kencing dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, di antaranya:

1. Infeksi

Sebuah studi yang melibatkan 100 orang anak kecil menemukan bahwa terdapat berbagai bakteri dalam urine. Beberapa bakteri yang berhasil ditemukan, antara lain:

  • Salmonella.
  • Pseudomonas.
  • Shigella.
  • Escherichia coli.
  • Staphylococcus.

Ketika orang yang memiliki sistem imun lemah konsumsi air kencing, maka risiko terkena infeksi juga akan meningkat. 

2. Dehidrasi

Dalam urine terdapat garam dalam jumlah yang signifikan dan konsentrasinya akan bertambah ketika Anda mengalami dehidrasi

Konsumsi garam berhubungan dengan meningkatnya rasa haus. Semakin tinggi sodium dalam tubuh, maka Anda akan semakin merasa haus. 

Konsumsi air seni yang mengandung garam dalam jumlah tinggi dapat membuat Anda semakin haus. 

3. Bersifat Racun

Sistem urinaria atau saluran kemih bekerja untuk mengeluarkan racun dalam tubuh. Ketika ada zat berbahaya dalam tubuh, ginjal akan menyaringnya dan mengeluarkannya lewat air kencing. 

Minum air kencing berarti Anda minum zat beracun yang ingin dikeluarkan oleh tubuh. Hal ini akan memicu kerusakan ginjal karena organ ini harus bekerja lebih keras akibat konsentrasi racun yang semakin tinggi.

4. Mengganggu Kerja Obat

Banyak sisa obat yang dikeluarkan melalui urine ketika tubuh selesai memprosesnya. Jika Anda konsumsi urine yang mengandung obat, itu artinya Anda sama saja dengan minum obat tersebut ke dalam tubuh.

Saat Anda minum obat yang sama, maka itu berarti jumlah obatnya akan melebihi dari yang diresepkan. Kondisi ini akan menyebabkan reaksi buruk pada tubuh.

Pada akhirnya, jika Anda ingin mendapatkan manfaat dari kandungan tertentu dalam urine, sebaiknya pilihlah alternatif lainnya, misalnya menggunakan urea sintetis yang banyak terdapat pada produk perawatan kulit. 

 

  1. Anonim. Urea Cream Keratolytics (Topical), General – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6047-829/urea-topical/urea-keratolytic-topical/. (Diakses pada 10 Januari 2023).
  2. Anonim. 2022. Are There Health Benefits to Drinking Urine? https://www.webmd.com/diet/health-benefits-drinking-urine. (Diakses pada 10 Januari 2023).
  3. Nall, Rachel. 2019. Why Does My Urine Smell Like Ammonia? https://www.healthline.com/health/urine-smells-like-ammonia. (Diakses pada 10 Januari 2023). 
  4. Nall, Rachel. 2021. Is Urine Sterile? Fact vs. Fiction. https://www.healthline.com/health/is-urine-sterile. (Diakses pada 10 Januari 2023).
  5. Osborn, Corinne O’Keefe. 2018. What Are the Risks and Benefits of Drinking Urine? https://www.healthline.com/health/drinking-urine. (Diakses pada 10 Januari 2023). 
  6. Romli, F, et al. 2017. The Growth Inhibitory Potential and Antimetastatic Effect of Camel Urine on Breast Cancer Cells In Vitro and In Vivo. https://hellosehat.com/urologi/kandung-kemih/terapi-urine/. (Diakses pada 10 Januari 2023).
  7. Villines, Zawn. 2019. Does Drinking Urine Have Any Real Health Benefits? https://www.medicalnewstoday.com/articles/326830. (Diakses pada 10 Januari 2023).  


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi