Terbit: 28 November 2023 | Diperbarui: 5 December 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Sisa tali pusat (pusar) bayi baru lahir umumnya akan lepas dalam kurun waktu 1-3 minggu setelah kelahiran. Sementara itu perawatannya perlu diperhatikan dan dilakukan dengan cara yang benar agar tidak terjadi infeksi. Simak informasi seputar perawatan tali pusat bayi berikut ini.

7 Cara Merawat Tali Pusar pada Bayi Baru Lahir agar Cepat Kering

Cara Merawat Tali Pusar Bayi

Selama kehamilan, tali pusar berperan penting untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Setelah bayi lahir, tali pusar tidak dibutuhkan lagi sehingga harus dipotong dan disimpan.

Pada bayi yang baru lahir, tali pusar lama kelamaan akan mengering. Sebelum tali pusar terlepas, perlu perawatan dengan baik dan benar untuk mencegah infeksi.

Berikut ini beberapa cara merawat tali pusar bayi, di antaranya:

1. Menjaga Tali Pusar Tetap Bersih

Tali pusat yang masih lengket dan kotor, bersihkan menggunakan kain berbahan lembut yang sudah dibasahi dengan air hangat. Anda bisa menggunakan alkohol swab yang lebih praktis. Jika terdapat kotoran di tali pusat yang sulit dijangkau, Bunda bisa menggunakan bantuan cotton buds.

Selama tali pusar belum lepas, gunakan lap yang sudah diperas agar air tidak mengenai tali pusar. Namun setelah tali pusar lepas, Anda bisa memandikan si Kecil dengan berendam.

2. Mandi Menggunakan Spons

Sambil menunggu tali pusat terlepas dengan sendirinya, Anda bisa memandikan bayi dengan spons. Meski begitu, tanyakan pada dokter tentang seberapa sering harus memandikan bayi yang masih belum kering tali pusarnya. Hal ini dikarenakan kulit bayi yang masih sensitif dan tidak perlu dibersihkan setiap hari.

Baca JugaKetahui Lebih Dalam Penyebab dan Bahaya Bayi Terlilit Tali Pusar

3. Pastikan Tali Pusar Tetap Kering

Tali pusar yang selalu kering akan lebih cepat terlepas. Oleh karena itu, jaga selalu kondisinya tetap kering dan biarkan tali pusatnya tidak terbungkus apa pun.

Jika tali pusatnya tampak basah, bersihkan perlahan hingga kering dengan kain lap bayi yang bersih. Membiarkan tali pusar terpapar udara juga sangat membantu mengeringkan tali pusar yang masih basah. 

4. Mengenakan Pakaian Katun dan Longgar

Gunakanlah pakaian katun bersih dan longgar untuk bayi yang baru lahir dan sedang proses penyembuhan tali pusarnya. Tidak masalah mengenakan pakaian tipis dan longgar karena tidak akan mengganggu tali pusar yang belum mengering, tetapi hindari pakaian yang terlalu ketat atau kain yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik.

5. Jangan Sampai Popok Menutupi Tali Pusar

Ketika bayi menggunakan popok, pastikan popok tidak sampai menutupi tali pusar bayi. Sebaiknya lipat popok sampai berada di bawah tali pusar untuk melindunginya dari urine si Kecil.

6. Biarkan Tali Pusar Terlepas Sendiri

Cara merawat tali pusar bayi yang benar adalah membiarkan tali pusar terlepas dengan sendirinya. Tali pusar yang terlepas sebelum waktunya dapat mengakibatkan pendarahan di bagian tersebut dan dapat membuat bayi kesakitan. Biasanya, tali pusar akan lepas dengan sendirinya pada usia bayi 10-21 hari.

7. Periksa Tanda-Tanda Infeksi

Cairan bening yang keluar dari tali pusar, tetesan darah, dan keropeng atau kerak yang mengering adalah kondisi yang normal. Namun, jika Bunda melihat tanda-tanda tali pusat yang terinfeksi atau jika bayi demam, segera beri tahu dokter.

Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Perawatan Tali Pusat Bayi

Penting untuk diketahui, bahwa tali pusat bayi akan mengalami perubahan warna selama proses penyembuhan. Ini adalah hal yang normal dan Anda tidak perlu khawatir. 

Saat baru dilahirkan tali pusat bayi umumnya akan berwarna kekuningan dan mengkilap. Seiring berjalannya waktu, tali pusat akan berubah menjadi cokelat, abu-abu, keunguan, kebiruan, dan akhirnya menjadi hitam. 

Perubahan warna ini akan berjalan bersama dengan tali pusat yang mengering, menyusut, dan akhirnya puput atau lepas dari tubuh bayi. Puputnya tali pusat dari tubuh bayi mungkin akan disertai dengan sedikit darah. Tidak perlu panik karena kondisi ini juga termasuk hal yang normal. 

Pada beberapa kasus, lepasnya tali pusat dapat disertai dengan cairan bening atau kuning serta sisa jaringan di pusat yang dikenal dengan umbilical granuloma. Tenang saja, cairan ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. 

Namun, ada beberapa kondisi yang perlu mendapatkan perhatian khusus serta penanganan dokter, yaitu jika tali pusar bayi menunjukkan adanya infeksi. Tanda infeksi yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tali pusat berwarna kekuningan atau berbau tidak sedap.
  • Ada pendarahan yang tidak berhenti dan jumlahnya banyak pada area tali pusat.
  • Bayi mengalami demam.
  • Ada nanah pada tali pusar atau area di sekitarnya.
  • Kulit di sekitar tali pusat bengkak dan berwarna kemerahan.
  • Bayi menangis setiap kali tali pusat atau kulit di sekitarnya terkena sentuhan.

Perawatan Setelah Tali Pusat Terlepas

Saat tali pusat terlepas, mungkin Anda akan melihat bercak kecil, jaringan parut merah muda, sedikit cairan kuning bening, atau sedikit pendarahan. Kondisi ini termasuk wajar, meski begitu perawatan lanjutan sampai tali pusat sembuh dan benar-benar bersih diperlukan.

Berikut beberapa perawatan tali pusar yang sudah terlepas:

  • Mencuci tangan sebelum mulai membersihkan area tali pusar bayi.
  • Bersihkan sisa kotoran atau cairan dengan menggunakan lap atau kapas basah, kemudian keringkan dengan hati-hati.
  • Mandi dengan spons agar tidak membasahi tali pusar, cukup dilakukan 2-3 kali seminggu.
  • Pastikan untuk tidak menutup tali pusar bayi, karena dapat mencegahnya tetap kering.   
  • Gunakan baju tipis dan longgar agar tali pusar cepat mengering.
  • Lipat popok bayi bagian atas agar tidak menutupi tali pusar, hal ini untuk mencegah iritasi dan infeksi.  

Baca JugaPenting Diketahui, Inilah 8 Manfaat Menjemur Bayi di Pagi Hari

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda melihat tanda-tanda infeksi pada tali pusar bayi. Berikut gejala yang perlu bisa dikenali, antara lain:

  • Nanah (cairan kekuningan) yang terdapat di sekitar pangkal tali pusar dan berbau tidak sedap.
  • Kulit merah dan lembut di sekitar pangkal tali pusar.
  • Bayi menangis ketika tali pusar atau kulit di sekitarnya disentuh.
  • Demam.

Hubungi juga dokter jika melihat ada masalah lain pada area tali pusar, meliputi:

  • Benjolan merah lembap di pusar bayi yang berlangsung lebih dari 2 minggu setelah tali pusar terlepas. Ini mungkin sedikit jaringan berlebih yang disebut granuloma umbilikalis. Dokter dapat menangani masalah kecil ini.
  • Jaringan yang menggembung di sekitar pusar, biasanya terlihat setelah tali pusar terlepas. Ini mungkin hernia umbilikalis, yang biasanya akan hilang dengan sendirinya. Tetapi harus dipantau oleh dokter.

Berapa Lama Tali Pusar Sembuh?

Pusar baru akan sembuh total dalam beberapa hari. Setelah terlepas, area pusar mungkin berdarah atau sedikit mengeluarkan cairan. Namun, jika cairan berbau tidak sedap dan adanya warna merah di sekitar pusar, ini mungkin tanda infeksi dan perlu konsultasi dengan dokter. 

Terkadang pusar tidak sembuh sepenuhnya dan jaringan merah lembap terbentuk di atas lokasi pusar, sering kali disertai adanya benjolan (granuloma). Kondisi ini biasanya tidak berbahaya, tetapi harus dalam pantauan dokter untuk pemeriksaan.

 

  1. Anonim. 2022. Umbilical Cord Care: Do’s and Don’ts for Parents. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/umbilical-cord/art-20048250. (Diakses pada 6 Juli 2023)
  2. Anonim. 2022. Umbilical Cord Care. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-umbilical-cord. (Diakses pada 6 Juli 2023).
  3. Christiano, Donna. 2019. Identifying and Treating an Infected Umbilical Cord. https://www.healthline.com/health/baby/infected-umbilical-cord. (Diakses pada 6 Juli 2023).
  4. Lewis, Rhona. 2020. The Umbilical Cord Fell Off, What Should I Do?. https://www.healthline.com/health/baby/umbilical-cord-fell-off. (Diakses pada 6 Juli 2023)
  5. Norris, Taylor. 2018. Everything You Need to Know About Baby Belly Buttons. https://www.healthline.com/health/parenting/baby-belly-button. (Diakses pada 6 Juli 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi