Terbit: 2 May 2018 | Diperbarui: 5 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Pil KB merupakan salah satu pilihan kontrasepsi yang paling mudah. Namun, banyak wanita enggan mengonsumsi pil KB karena banyaknya mitos negatif yang beredar. Simak mitos dan fakta seputar pil KB di bawah ini!

Mitos dan Fakta Tentang Pil KB yang Perlu Anda Ketahui

Mitos dan Fakta Mengenai Pil KB

Ada banyak beredar mitos seputar keamanan dan efisiensi pil KB, dan mitos ini menimbulkan ketakutan dan mungkin menghalangi sebagian orang untuk menggunakan alat kontrasepsi yang paling tepat bagi mereka.

Berikut ini mitos dan fakta seputar pil KB, di antaranya:

1. Pil KB Bikin Gemuk

Mitos ini merupakan salah satu yang beredar di masyarakat. Hal ini yang membuat banyak wanita enggan menggunakan pil KB. Faktanya, jika disiplin menggunakannya, pil KB merupakan alat kontrasepsi yang cukup ampuh untuk menjaga kehamilan.

Pil KB mengandung hormon estrogen dan progestin buatan yang dapat menambah nafsu makan. Namun, hal ini hanya berdampak pada sedikit wanita. Dengan pengendalian makan yang baik, Anda bisa terhindar dari kegemukan setelah mengonsumsi pil KB.

2. Pil KB Membuat Siklus Haid Tidak Teratur

Msis menyebutkan bahwa menggunakan pil KB dianggap dapat membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Namun anggapan ini hanyalah mitos.

Faktanya, pil KB mengandung hormon estrogen yang dapat membantu siklus menstruasi menjadi lebih teratur. Pada beberapa kasus, cara untuk mengobati siklus menstruasi yang tidak teratur justru dengan menggunakan pil KB.

3. Minum Pil KB Terlalu Lama Bikin Susah Hamil

Setelah sekian lama menggunakan pil KB disebut-sebut dapat membuat wanita yang ingin mendapatkan momongan menjadi sulit hamil.

Namun, sebagian besar wanita membuktikan bahwa selepas minum pil KB, peluang untuk hamil justru sangat besar. Bahkan jika Anda lupa mengonsumsi pil KB selama 3 hari berturut-turut lalu melakukan hubungan seksual, Anda berpeluang tinggi untuk hamil.

Baca Juga: Kenali Efek Berhenti Minum Pil KB pada Wanita Sebelum Melakukannya

4. Pil KB Menyebabkan Kanker

Mitos umum lainnya adalah bahwa pil KB dianggap menyebabkan kanker. Namun,  satu studi pada tahun 2010, misalnya, menemukan sedikit peningkatan tingkat kanker payudara di antara wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Risiko keseluruhannya tetap rendah.

Sebagian besar peningkatan risiko terjadi pada wanita yang menggunakan pil triphasic, yang menggunakan tiga dosis hormon berbeda selama siklus wanita.

Risikonya mungkin lebih rendah dengan pil jenis lain. Tidak hanya itu, karena penelitian ini bersifat prospektif, tidak dapat mengontrol semua faktor risiko lainnya.

Hal yang tak terduga bahwa pil KB juga dapat menurunkan risiko jenis kanker lainnya. Meskipun penelitian umumnya menunjukkan sedikit peningkatan pada kanker payudara dan serviks, KB hormonal dapat menurunkan risiko kanker payudara dan serviks.

5. Pil Menyebabkan Cacat Bawaan

Meskipun pil KB dianggap aman dan efektif, tapi ini adalah obat, yang berarti pil memiliki beberapa efek samping. Namun, faktanya bahwa melahirkan bayi dengan keterlambatan perkembangan atau cacat bawaan bukanlah salah satunya. Bahkan jika wanita secara tidak sengaja hamil saat minum pil, janin tidak akan terpengaruh.

Baca Juga: Minum Pil KB Saat Hamil, Ini Bahaya yang Mungkin Terjadi

6. Minum Pil KB Harus di waktu yang Sama Setiap Hari

Salah satu aturan yang harus dijalankan saat minum pil KB antara lain disiplin mengonsumsi pil KB pada jam yang sama setiap harinya. Dengan minum pil KB pada jam yang sama, pil KB akan bekerja lebih optimal.

Namun, waktu Anda harus minum pil KB bervariasi berdasarkan jenis pil. Misalnya pil kombinasi seperti Lo Loestrin Fe dan Annovera mengandung estrogen dan progestin, dan Anda dapat meminumnya kapan saja dalam periode 24 jam.

7. Tidak Boleh Melewatkan Haid Saat Pakai Pil KB

Dimungkinkan dan aman untuk melewatkan haid Anda dengan pil KB atau cincin vagina. Dalam kasus pil KB, melewatkan haid melibatkan melewati pil gula dan segera memulai paket pil baru.

Meskipun hal ini menyebabkan bercak sesekali, dokter tidak menganggapnya berbahaya untuk dilakukan, dan wanita dapat melewatkan haid dalam jangka panjang. Namun, kelemahan utamanya adalah mungkin lebih sulit untuk menentukan apakah Anda hamil.

Ada baiknya konsultasikan ke dokter jika Anda tertarik melewatkan haid untuk menentukan cara paling efektif dalam melakukannya.

8. Pil KB Pengaruhi Hasrat dan Kenikmatan Seksual

Sebagian orang yang mencari pil KB mungkin percaya bahwa pil kontrasepsi oral gabungan (COC) dapat mengurangi kenikmatan seksual atau hasrat seks (kehilangan libido) atau menyebabkan frigiditas (disfungsi seksual) pada wanita.

Namun, fakta tidak ada bukti bahwa COC memengaruhi gairah seks wanita. Meskipun beberapa wanita yang menggunakan pil KB telah melaporkan peningkatan atau penurunan minat dan kinerja seksual, sehingga sulit untuk mengatakan apakah perubahan tersebut merupakan hasil dari COC.

Nah, itu dia berbagai mitos terkait pil KB yang sepatutnya jangan Anda percayai mulai dari sekarang. Jadi Anda tidak perlu khawatir lagi mengonsumsi pil KB.

Namun, jika Anda merasa pil KB tidak cocok dengan rutinitas atau kesibukan Anda, pilihlah alat kontrasepsi lain yang lebih sesuai untuk Anda. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2012. Myths and facts about the Pill. https://www.ippf.org/blogs/myths-and-facts-about-contraceptive-pill#:~:text=Myth%3A%20There%20is%20a%20risk%20of%20infertility%2C%20or%20a%20delayed,COC)%20does%20not%20cause%20infertility. (Diakses pada 5 Juli 2023)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Myths About Birth Control.
    https://www.pandiahealth.com/resources/myths-about-birth-control/ (Diakses pada 5 Juli 2023)
  3. Fielding, Sarah. 2021. 7 common birth control myths debunked by OB-GYNs. https://www.insider.com/guides/health/reproductive-health/birth-control-myths (Diakses pada 5 Juli 2023)
  4. Villines, Zawn. 2020. Debunking common birth control myths. https://www.medicalnewstoday.com/articles/birth-control-myths (Diakses pada 5 Juli 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi