Migrain saat hamil adalah gejala yang umum terjadi, terutama saat usia kehamilan baru memasuki trimester pertama. Kira-kira, apa penyebab migrain pada ibu hamil? Bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya? Simak selengkapnya dalam penjelasan berikut!
Gejala Migrain saat Hamil
Migrain adalah kondisi saat kepala mengalami nyeri intens dengan kualitas cukup parah dan terjadi selama beberapa saat. Migrain umumnya hanya terasa di salah satu sisi kepala.
Gejala diawali dengan nyeri yang tumpul, lalu nyeri berubah menjadi berdenyut dan konstan. Anda bisa merasakan nyeri di area pelipis, kepala, dan pangkal kepala.
Secara umum, beberapa gejala yang bisa dirasakan ketika ibu hamil mengalami keluhan migrain, antara lain:
- Rasa sakit pada salah satu sisi kepala (atau keduanya).
- Sensasi berdenyut pada kepala dan bisa sampai area pelipis.
- Mual dan muntah.
- Penglihatan kabur.
Selain gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, mungkin masih ada ciri migrain pada ibu hamil lainnya yang belum disebutkan.
Segera periksakan diri ke dokter apabila kondisi ini mulai mengganggu Anda dalam beraktivitas.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Pusing saat Hamil, Bumil Perlu Tahu
Penyebab Migrain saat Hamil
Mual dan muntah adalah dua gejala atau ciri-ciri hamil yang paling umum disadari banyak orang. Namun faktanya, kehamilan juga bisa ditandai dengan migrain.
Migrain saat hamil bisa disebabkan oleh adanya perubahan hormon, seperti hormon estrogen. Selain itu, perubahan volume darah juga turut menjadi penyebab migrain pada Bumil.
Beberapa faktor risiko lainnya yang diduga memicu terjadinya kondisi ini meliputi:
- Makan tidak teratur.
- Kurang istirahat.
- Tekanan darah tinggi saat hamil (preeklamsia).
- Kejang otot.
- Stres.
Kendati merupakan kondisi umum dan terbilang normal, bukan berarti migrain di tengah kehamilan bisa Anda anggap sepele. Baiknya segera periksakan diri ke dokter begitu Anda merasakan gejala sakit kepala sebelah ini agar bisa ditangani lebih lanjut oleh dokter.
Apakah Migrain saat Hamil Berbahaya?
Apabila Anda memang memang memiliki riwayat sakit kepala ringan sebelum kehamilan, migrain saat hamil biasanya merupakan kondisi kesehatan yang tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, Anda harus tetap mewaspadai berbagai risiko komplikasi pada kehamilan, seperti preeklamsia, kelahiran prematur, dan bayi berat lahir rendah.
Periksakan kondisi migrain Anda ke dokter jika keluhan baru dirasakan saat hamil. Selain itu, segera temui dokter jika Anda mengalami gejala seperti:
- Migrain berlangsung dalam beberapa jam atau muncul sangat sering.
- Migrain disertai dengan demam.
- Penglihatan menjadi kabur dalam waktu yang cukup lama.
Bisa saja migrain yang dialami merupakan tanda kondisi medis serius, seperti meningitis, tekanan darah tinggi, perdarahan di otak, atau tumor.
Baca Juga: 10 Olahraga untuk Ibu Hamil, Calon Ibu Perlu Baca!
Cara Mengatasi Migrain saat Hamil
Cara mengatasi migrain ketika hamil yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
1. Periksa ke Dokter
Langkah pertama, kunjungi dokter kandungan yang menangani Anda. Hal ini penting, mengingat migrain bisa dipicu oleh berbagai faktor.
Pemeriksaan menyeluruh oleh dokter akan membantu menentukan diagnosis sehingga penanganan yang diberikan akan sesuai.
Dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan untuk mengetahui penyebab migrain pada ibu hamil, mulai dari anamnesis, tes fisik, hingga tes penunjang seperti pengambilan sampel darah, dan sebagainya.
Guna mempermudah diagnosis, Anda bisa memberitahukan pada dokter tentang sejumlah hal seperti:
- Gejala apa saja yang dirasakan.
- Seberapa sering migrain terjadi.
- Kapan saja migrain biasanya muncul.
- Makanan dan minuman yang dikonsumsi (terutama dalam 24 jam terakhir).
- Apa saja yang sudah dilakukan untuk meminimalisir gejala migrain.
Setelah mengetahui penyebab pasti migrain saat hamil muda yang Anda alami, dokter dapat menentukan metode pengobatan apa yang paling tepat guna menyembuhkannya.
2. Obat-Obatan
Dokter mungkin akan memberikan beberapa resep obat-obatan untuk mengatasi gejala migrain yang Anda alami. Umumnya, obat-obatan tersebut bersifat pereda nyeri, di antaranya:
- Acetaminophen.
- Aspirin.
- Ibuprofen.
- Naproxen.
Dari semua obat pereda nyeri tersebut, Acetaminophen adalah jenis obat antinyeri yang paling aman untuk dikonsumsi para ibu hamil. Obat-obatan lainnya tidak disarankan oleh karena dapat menimbulkan efek samping seperti perdarahan pada ibu hamil dan komplikasi jantung pada bayi (Aspirin).
Sementara itu, Ibuprofen dan Naproxen belum sepenuhnya dikatakan aman mengingat masih terbatasnya penelitian yang membahas efek penggunaannya pada wanita hamil.
Selain obat antinyeri, dokter biasanya juga akan memberikan obat-obatan seperti antiemetik guna meredakan gejala mual dan muntah.
3. Yoga
Melakukan aktivitas yoga juga menjadi ‘obat’ alternatif untuk meredakan migrain yang Anda rasakan ketika hamil.
Pasalnya, yoga membantu tubuh untuk lebih relaks. Yoga juga dapat merangsang pelepasan dopamin sehingga diharapkan sakit kepala sebelah bisa sedikit demi sedikit hilang.
Lakukan aktivitas yoga di pagi hari, atau Anda bisa mengikuti kelas yoga khusus untuk ibu hamil.
4. Minum Air Putih yang Banyak
Migrain saat hamil sedikit banyak dipengaruhi oleh kurangnya cairan di dalam tubuh atau yang dikenal sebagai dehidrasi.
Saat migrain menyerang, Anda bisa segera mengonsumsi air putih yang banyak untuk mengurangi keluhan.
Setelah migrain hilang, pastikan untuk tetap menjaga asupan cairan di dalam tubuh seperti minum air putih minimal 2 liter perhari guna mencegah migrain kembali datang.
5. Tidur yang Cukup
Alihkan rasa sakit akibat migrain saat hamil dengan cara tidur.
Ya, tidur cukup adalah salah satu cara yang dianjurkan, bahkan bisa dibilang wajib, untuk Anda kerjakan selama hamil. Selain menjaga agar tubuh tetap bugar, tidur juga efektif untuk meredakan migrain.
Pastikan tubuh Anda sudah dalam keadaan relaks guna mendapatkan tidur yang berkualitas dan manfaatnya terasa saat bangun nanti.
6. Olahraga
Cara mengatasi migrain sebelah kanan atau kiri juga bisa dengan melakukan olahraga.
Olahraga membantu tubuh untuk melepaskan dopamin atau ‘hormon bahagia’. Efek relaks dan bahagia yang dihasilkan juga secara tidak langsung meredakan migrain yang Anda alami.
Akan tetapi, konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum melakukan cara ini. Dokter akan memberikan rekomendasi jenis olahraga apa yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mual Muntah saat Hamil
Cara Mencegah Migrain saat Hamil
Migrain saat hamil memang rentan untuk dialami. Akan tetapi, kondisi ini juga sedikit banyak dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Satu hal yang mungkin bisa Anda lakukan adalah dengan meminimalkan migrain terjadi terus-menerus. Beberapa cara untuk mengurangi keluhan migrain yang berkepanjangan, antara lain:
- Menghindari konsumsi makanan atau minuman tertentu yang berpotensi menyebabkan migrain, misalnya kafein, cokelat, dan makanan yang mengandung MSG.
- Minum banyak air putih.
- Istirahat yang cukup.
- Kelola stres dengan baik.
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter Kebidanan dan Kandungan.
Itu dia informasi mengenai migrain saat hamil yang perlu Anda ketahui. Jaga selalu kesehatan Anda dan calon buah hati, ya. Semoga bermanfaat!
- Anonim. Migraine Headaches During Pregnancy. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=migraine-headaches-during-pregnancy-90-P02476#. (Diakses pada 10 Mei 2023).
- Anonim. Migraine Headaches and Pregnancy. https://www.webmd.com/migraines-headaches/migraine-headaches-and-pregnancy#1. (Diakses pada 10 Mei 2023).
- Anonim. Migraine During Pregnancy: Symptoms, Treatment & Medication. https://americanpregnancy.org/pregnancy-health/migraines-during-pregnancy/. (Diakses pada 10 Mei 2023).
- Goadsby, J. et al. 2008. Migraine in Pregnancy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2440903/. (Diakses pada 10 Mei 2023).
- Pfaffenrath V dan Rehm M. 1998. Migraine in Pregnancy. What Are the Safest Treatment Options? https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9825951. (Diakses pada 10 Mei 2023).