Terbit: 21 April 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kelahiran anak menjadi momen yang membahagiakan sekaligus mengharukan bagi orang tua. Namun, pada beberapa kondisi, trauma pasca melahirkan bisa terjadi. Kenali lebih jauh seputar fenomena ini dalam penjelasan berikut.

Waspada! Trauma Pasca Melahirkan, Ini Cara Mengatasinya

Apa Itu Trauma Pasca Melahirkan?

Trauma pasca melahirkan atau yang dikenal dengan istilah postpartum post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah trauma yang dirasakan setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini bisa dipicu oleh peristiwa menakutkan yang dialami oleh diri sendiri ataupun menyaksikan kejadian yang menimpa orang lain secara langsung.

Setiap calon ibu pasti menginginkan persalinan berjalan dengan aman dan lancar. Sayangnya, beberapa kondisi menyebabkan pengalaman mengharukan ini berubah menjadi pengalaman yang traumatis.

Jika mengalaminya, ibu bisa mengalami mimpi buruk, gangguan kecemasan yang parah, hingga adanya kilas balik atau pikiran mengenai peristiwa itu.

Trauma pasca melahirkan bisa menjadi kondisi yang sulit untuk hadapi, apalagi Anda diharuskan untuk merawat bayi yang baru dilahirkan. Oleh karena itu, gangguan ini sebaiknya ditangani dengan baik.

Baca JugaBaby Blues Syndrome: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dll

Gejala Trauma Melahirkan

Gejala trauma setelah melahirkan bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara umum, berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dialami, di antaranya:

  • Menghindar dari segala hal yang mengingatkan peristiwa yang menyebabkan trauma.
  • Merasa takut dan tidak berdaya setiap mengingat peristiwa tersebut.
  • Menghindari pembicaraan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis yang dialami.
  • Gangguan tidur dan mimpi buruk.
  • Terbayang-bayang akan peristiwa yang menimbulkan trauma.
  • Mudah cemas dan panik saat teringat peristiwa tersebut.
  • Sering menarik diri dari pergaulan.
  • Sering marah, mudah tersinggung, selalu gelisah, dan sangat waspada.
  • Selalu menyalahkan diri sendiri atas peristiwa traumatis yang terjadi.
  • Bereaksi berlebihan jika dihadapkan dengan kondisi yang mengingatkan terhadap kejadian traumatis.

Diagnosis Trauma Pasca Melahirkan

Sebelum memberikan diagnosis, dokter terlebih dahulu akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar kesehatan mental pasien.

Jika gejala mengarah pada post-traumatic stress disorder, dokter akan memberikan rujukan ke psikiater atau psikolog untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Penyebab Trauma Pasca Persalinan

Trauma pasca persalinan berhubungan dengan pengalaman kehamilan atau melahirkan yang traumatis.

Ada beberapa kondisi yang dapat memicu trauma, di antaranya:

  • Menjalani operasi caesar darurat yang tidak direncanakan.
  • Kelahiran prematur.
  • Komplikasi persalinan, misalnya prolaps tali pusat (tali pusar).
  • Mengalami beberapa komplikasi setelah persalinan, seperti preeklamsia, perineum robek, hingga perdarahan hebat.
  • Persalinan dengan menggunakan vakum atau forsep.
  • Bayi membutuhkan perawatan intensif neonatal (NICU).
  • Persalinan yang menyakitkan, terlalu lama, dan sulit.
  • Kematian bayi saat melahirkan atau setelah kelahiran.
  • Merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup saat proses persalinan.

Baca JugaPostpartum Depression: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Faktor Risiko Trauma Melahirkan

Selain pengalaman traumatis saat melahirkan, trauma pasca persalinan juga dapat terjadi karena berbagai kondisi.

Beberapa faktor pada ibu yang dapat meningkatkan risiko trauma pasca melahirkan, antara lain:

  • Riwayat infertilitas (ketidaksuburan) dan membutuhkan bantuan untuk hamil.
  • Riwayat aborsi.
  • Riwayat masalah mental, termasuk post traumatic stress disorder (PTSD) dan depresi.
  • Riwayat isolasi sosial.

Dampak dari Trauma Melahirkan

Trauma pasca melahirkan tidak boleh dianggap sepele dan membutuhkan penanganan. Bila dibiarkan berlarut-larut, ada berbagai dampak yang bisa terjadi pada ibu, seperti:

  • Sulit menerima perawatan atau tindakan medis lanjutan, padahal hal ini dibutuhkan.
  • Kemungkinan untuk tidak mau hamil dan melahirkan lagi menjadi meningkat.
  • Kesulitan untuk menyusui bayi, entah karena kurang percaya diri, sakit, produksi ASI yang rendah, atau terbayang-bayang pengalaman traumatis yang dialami.

Cara Mengatasi Trauma Pasca Persalinan

Penanganan untuk kondisi trauma pasca melahirkan dapat berupa pemberian obat-obatan dan terapi.

Obat-obatan

Obat antidepresan atau anti-kecemasan kemungkinan akan diresepkan dalam jangka pendek untuk mengurangi gejala trauma pasca melahirkan.

Obat yang digunakan umumnya hampir sama dengan obat pada pasien dengan depresi pasca persalinan, misalnya selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum Lebih Dalam

Terapi

Cara menangani trauma setelah melahirkan selanjutnya adalah terapi. Perawatan ini dapat membantu ibu memproses kembali pengalaman traumatis yang dihadapinya dan mendapatkan pemahaman baru yang lebih baik setelahnya.

Beberapa pilihan terapi untuk mengobati trauma pasca persalinan, antara lain:

  • Terapi pemaparan (exposure therapy): Terapi akan melibatkan pemaparan terhadap peristiwa yang ditakuti dengan hati-hati.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT): Terapi melibatkan identifikasi dan perubahan pada pola pikir.
  • Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR): Terapi dilakukan untuk menggali kembali peristiwa traumatis dengan menggunakan teknik gerakan mata. Ini dilakukan untuk membantu pasien lebih kuat dalam menghadapi peristiwa tersebut.

Itulah beberapa hal seputar trauma pasca melahirkan yang sebaiknya diketahui. Kondisi ini memang tampak sulit untuk dihadapi. Namun, ketahuilah bahwa kesembuhan bukan merupakan sesuatu yang mustahil untuk digapai.

Dengan pengobatan yang tepat, pikiran terhadap pengalaman-pengalaman traumatis di masa lalu berangsur-angsur dapat membaik. Anda pun bisa menjadi sosok orang tua yang diidam-idamkan.

 

  1. Anonim. What is Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)? https://www.psychiatry.org/patients-families/ptsd/what-is-ptsd. (Diakses pada 20 April 2023).
  2. Brown, Maressa. 2021. Postpartum Post-Traumatic Stress Disorder (P-PTSD). https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/postpartum-post-traumatic-stress-disorder. (Diakses pada 20 April 2023).
  3. Wisner, Wendy. 2021. What Is Postpartum PTSD? https://www.verywellmind.com/postpartum-ptsd-symptoms-traits-causes-treatment-5207692. (Diakses pada 20 April 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi