Terbit: 21 April 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Keputihan adalah hal lumrah yang dialami oleh kaum hawa. Ketika Anda masih remaja dan belum menikah, keputihan adalah kondisi yang umum terjadi. Namun, bagaimana jika mengalami keputihan saat hamil tua? Apakah itu sesuatu yang normal atau berbahaya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Keputihan saat Hamil Tua, Apakah Ini Tanda Bahaya?

Normalkah Keputihan saat Hamil Tua?

Banyak wanita hamil cemas karena mengalami keputihan saat menginjak trimester tiga. Terlebih lagi, keputihan tersebut semakin banyak dan memiliki perbedaan karakteristik aroma, warna, dan kekentalan dari keputihan yang dialami biasanya.

Keputihan saat hamil tua bisa normal dan bisa tidak normal. Anda tidak perlu cemas jika keputihan tersebut normal. Akan tetapi, Anda perlu waspada bila keputihan tersebut memiliki ciri-ciri keputihan patologis.

Keputihan normal pada ibu hamil disebabkan karena perubahan hormon yang berdampak pada peningkatan jumlah cairan vagina dan terjadinya penurunan tingkat keasaman vagina. Hal tersebut membuat keputihan semakin banyak saat hamil tua.

Anda perlu cemas jika ternyata keputihan tersebut bersifat patologis. Keputihan patologis adalah keputihan tidak normal dan berbahaya pada ibu hamil dan janinnya. Jadi, bahaya atau tidaknya keputihan pada ibu hamil tergantung pada jenisnya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera dapatkan penanganan dari tenaga medis profesional jika Anda mengalami pendarahan lebih dari satu hari dan disertai demam. Meski keputihan saat hamil tua adalah sesuatu yang normal, jangan pernah untuk mendiagnosis dan mengobati sendiri.

Baca juga: Mengenali Ciri Keputihan yang Terkait dengan Kanker Serviks

Penyebab Keputihan saat Hamil Tua

Keputihan saat hamil tua secara normal umumnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti  hormon, perubahan serviks, dan tekanan kepala bayi di bagian serviks. Meningkatnya kadar hormon estrogen saat hamil mampu menyebabkan peningkatan aliran darah yang ke area panggul sehingga merangsang selaput lendir dan meningkatkan keputihan. 

Selain itu, munculnya keputihan saat hamil tua juga bisa disebabkan oleh kondisi serviks dan dinding vagina yang melunak ketika hamil. Keluarnya keputihan berlebih saat hamil sebetulnya berguna untuk mencegah infeksi. 

Saat mendekati akhir kehamilan, kepala bayi  yang umumnya akan menekan leher rahim sehingga tekanan tersebut juga bisa menyebabkan peningkatan keputihan.

Kondisi keputihan saat hamil tua yang disebabkan oleh hal-hal di atas biasanya tergolong keputihan normal. Sementara, keputihan saat hamil dianggap tidak normal jika disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 

1. Infeksi Jamur

Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur di area vagina yang tidak terkendali sehingga memicu infeksi. Kondisi ini biasanya mengakibatkan keputihan tebal yang disertai dengan rasa gatal dan  sensasi terbakar. Dapat pula menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan seks.

2. Gonore dan Klamidia

Kedua jenis infeksi menular seksual (IMS)  ini juga dapat dialami ibu yang hamil tua. Keputihan abnormal yang disebabkan oleh gonore dan klamidia yakni; berwarna kekuningan, hijau, atau gelap. Gejala lainnya juga bisa membuat nyeri panggul dan susah buang air kecil. 

3. Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis adalah infeksi bakteri yang paling sering terjadi. Kondisi ini menyebabkan peningkatan keputihan dengan bau busuk yang sangat kuat. Seorang wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki peningkatan risiko tertular infeksi ini.

4. Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul terjadi ketika bakteri menyebar dari vagina ke organ reproduksi lainnya (rahim, saluran telur) dan menyebar sampai ke dalam rongga panggul. Penyakit ini juga dapat menghasilkan cairan yang berbau busuk.

5. Human Papillomavirus (HPV) atau Kanker Serviks

Infeksi HPV disebarkan melalui kontak seksual. Kondisi ini dapat menyebabkan seorang wanita menderita kanker serviks. Meskipun sering kali tidak menimbulkan gejala, kanker jenis ini dapat menyebabkan keputihan bercampur darah atau bau busuk. Pencegahan bisa dilakukan dengan skrining Pap smear tahunan dan melakukan tes HPV.

6. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh protozoa. Infeksi ini biasanya menyebar melalui kontak seksual, berbagi handuk atau pakaian. Vagina Anda akan mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau serta memiliki bau busuk. Gejala umum yang bisa terjadi adalah peradangan dan gatal-gatal pada vagina meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.

7. Komplikasi Kehamilan

Keputihan abnormal juga dapat disebabkan oleh komplikasi kehamilan. Apabila keputihan yang ibu hamil alami berwarna cenderung merah terang dan jumlahnya banyak, maka kondisi tersebut bisa mengindikasikan plasenta berada di bawah rahim ([plasenta previa) atau lepasnya plasenta (abruptio plasenta). 

Baca juga: 18 Komplikasi Kehamilan yang Harus Diwaspadai

Penanganan Keputihan saat Hamil Tua

Peningkatan volume cairan vagina yang berbau ringan selama kehamilan adalah normal, akan tetapi jika warna dan bau yang tidak biasa sering terjadi, hal itu bisa menunjukkan adanya infeksi.  Dokter biasanya meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobati infeksi.

Berikut adalah beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan saat Anda mengalami keputihan saat hamil tua, antara lain:

  • Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh area kemaluan.
  • Rajin membersihkan area kewanitaan dengan air bersih dan sabun yang aman bagi ibu hamil.
  • Rutin mengganti pakaian dalam dan gunakan pakaian dalam yang bersih.
  • Pilihlah pakaian dalam yang tidak ketat dan berbahan nyaman.
  • Hindari penggunaan panty liner terlalu sering dan lama.
  • Hindari penggunaan sabun kewanitaan atau cairan semprot yang beraroma.
  • Hindari penggunaan tampon.
  • Menghindari douching.
  • Hindari mengenakan celana jeans ketat dan stoking nilon.
  • Konsumsi makanan sehat dan batasi konsumsi gula karena gula mendorong infeksi ragi.
  • Konsumsi makanan dan suplemen probiotik yang aman dikonsumsi selama kehamilan.

Itulah informasi lengkap mengenai peningkatan keputihan saat hamil tua yang sebaiknya ibu hamil ketahui. Jika mengalami tanda-tanda keputihan abnormal yang sudah dijelaskan sebelumnya, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. 

  1. Anonim. Vaginal Discharge During Pregnancy. https://americanpregnancy.org/pregnancy-health/vaginal-discharge-during-pregnancy/. (Diakses pada 12 April 2023).
  2. Ellis, Mary Ellen. 2018. Everything You Need to Know About Vaginal Discharge. https://www.healthline.com/symptom/vaginal-discharge. (Diakses pada 12 April 2023).
  3. Leonard, Jayne. 2020. What Do Different Colors of Discharge Mean in Pregnancy?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323433. (Diakses pada 12 April 2023).
  4. Schaeffer Juliann. 2019. Vagina Discharge During Pregnancy: What’s Normal? https://www.healthline.com/health/pregnancy/vaginal-discharge-during-pregnancy. (Diakses pada 12 April 2023) 
  5. Watson Stephanie. 2022. Vaginal Discharge: What’s Abnormal?. https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal#1. (Diakses pada 12 April 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi