Terbit: 22 November 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Apakah Anda merasakan muncul keputihan setelah sesi intim bersama pasangan? Anda tidak sendiri, banyak wanita yang merasakan hal yang sama setelah berhubungan seksual. Mengapa hal ini bisa terjadi? Simak ulasannya pada artikel berikut ini!

Apa Penyebab Muncul Keputihan Setelah Berhubungan Intim?

Apa Itu Keputihan?

Keputihan merupakan cairan putih atau bening yang keluar dari vagina. Keputihan merupakan hal yang normal terjadi pada wanita. Rahim, serviks, dan vagina akan memproduksi cairan keputihan untuk membantu membersihkan dan melumasi vagina, serta melawan bakteri buruk dan infeksi. 

Keputihan yang keluar dari vagina merupakan hal yang normal, termasuk setelah berhubungan seksual. Namun, perubahan jumlah, konsistensi, warna, atau aroma dapat menjadi indikasi dari infeksi atau masalah lain pada area reproduksi.

Normalkah Mengalami Keputihan Setelah Berhubungan Intim?

Setelah berhubungan seksual, Anda akan menyadari bahwa ada cairan keputihan. Keputihan ini bisa memiliki konsistensi seperti lendir, atau lebih kental. Apapun bentuk keputihan, ini adalah hal yang normal terjadi dan merupakan bagian dari berhubungan seksual.

Keputihan setelah berhubungan intim merupakan respon tubuh terhadap rangsangan seksual dan membantu melumasi vagina. Selain itu, keputihan yang muncul setelah berhubungan seksual berguna untuk membuat kadar pH di area vagina menjadi lebih seimbang.

Namun, Anda perlu tahu bahwa keputihan yang sehat dan normal, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Berwarna putih atau bening
  • Teksturnya tebal dan lengket
  • Memiliki konsistensi licin dan basah
  • Tidak memiliki bau menyengat dan mengganggu.

Jika Anda mengalami keputihan yang memiliki bau menyengat dan warnanya tidak biasa (hijau atau abu-abu), maka Anda disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter. 

Baca Juga9 Makanan yang Baik Dikonsumsi Sebelum Berhubungan Intim

Penyebab Keputihan Setelah Berhubungan Intim

Beberapa alasan munculnya keputihan setelah berhubungan seksual, antara lain:

1. Ejakulasi Wanita

Tidak hanya pria, ternyata wanita juga bisa mengalami ejakulasi selama berhubungan seksual. Ejakulasi pada wanita terjadi ketika cairan keluar melalui uretra. 

Namun, tidak semua wanita mengalami hal ini. Para peneliti masih belum yakin mekanisme terjadinya ejakulasi wanita. The Journal of Sexual Medicine memperkirakan bahwa sekitar 10-54 persen wanita sudah mengalami ejakulasi saat berhubungan seksual. 

Oleh sebab itu, Anda tidak perlu khawatir jika mengalaminya karena ini merupakan respon tubuh yang normal.

2. Gairah Seksual

Gairah seksual akan membuat aliran darah ke area genital menjadi semakin meningkat. Akibatnya, pembuluh darah akan melebar untuk meningkatkan suplai darah. 

Pada wanita, pelebaran pembuluh darah akan menyebabkan bagian labia, klitoris, dan jaringan di sekitar vagina membengkak. Selain itu, kelenjar dalam vagina akan mensekresikan cairan yang bening dan encer untuk membantu melumasi vagina selama penetrasi seksual. 

Cairan ini akan membuat keputihan semakin terlihat. Keputihan akan semakin kental dan berwarna bening atau putih susu. 

3. Perubahan Siklus Menstruasi

Melakukan hubungan seksual saat wanita mengalami perubahan siklus menstruasi dapat memicu munculnya keputihan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon. 

Pada awal dan akhir siklus menstruasi, keputihan akan berwarna putih dan kental. Saat ovulasi, keputihan yang keluar dari vagina umumnya bening dan cair. 

Mendekati akhir menstruasi, darah yang tertinggal akan keluar bersama dengan keputihan, sehingga membuat keputihan berwarna cokelat. 

4. Infeksi Jamur Vagina

Infeksi jamur vagina muncul ketika jamur Candida tumbuh terlalu banyak pada vagina. Kondisi ini dikenal juga dengan vaginal candidiasis. 

Infeksi jamur ini dapat menyebar ketika melakukan hubungan seksual. Jika Anda menyadari adanya keputihan yang kental, putih, dan menggumpal setelah berhubungan seksual, maka ini adalah indikasi adanya vaginal candidiasis. 

5. Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis merupakan penyakit yang muncul ketika bakteri normal pada vagina tumbuh secara berlebihan. Hal ini dapat terjadi ketika pH dalam vagina terganggu ketika berhubungan seksual. 

Kondisi vaginosis bakterialis umumnya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual, tetapi tidak juga dapat terjadi tanpa berhubungan seksual. 

Gejala yang muncul ketika wanita mengalami vaginosis bakterialis, antara lain keputihan yang berwarna putih kekuningan atau abu-abu, area vagina berbau amis setelah penetrasi seksual, nyeri saat buang air kecil, dan keputihan lebih banyak dibandingkan biasanya. 

6. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Melakukan hubungan seksual memang dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya keputihan yang tidak normal. 

Penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan keputihan, antara lain:

  • Gonore. Gejala yang muncul akibat penyakit ini, antara lain keputihan berwarna putih, jumlah keputihan lebih banyak dari biasanya, pendarahan vagina saat tidak menstruasi, dan sakit saat buang air kecil. Penyakit ini bisa saja tidak menimbulkan gejala. 
  • Klamidia. Penyakit ini dapat menyebabkan keputihan berwarna kuning putih, sakit saat buang air kecil, dan pendarahan saat tidak menstruasi. Terkadang klamidia tidak menimbulkan gejala apapun. 
  • Trichomoniasis. Penyakit ini menyebabkan keputihan yang berbau amis, dan dapat berwarna putih, bening, hijau, atau kuning. Penderitanya juga dapat merasa nyeri, kemerahan, dan rasa terbakar pada area vagina. 

Cara Mengatasi Keputihan Setelah Berhubungan Intim

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan setelah berhubungan seksual, antara lain:

1. Kompres dengan Air Es

Menempatkan air es di daerah vital atau duduk di bak mandi air hangat dapat membantu mengurangi rasa gatal dan sakit yang muncul akibat keputihan setelah berhubungan seksual. 

Anda dapat mandi dalam posisi duduk dan menutupi area genital dan rektal. Anda juga dapat menjadi di bak mandi yang diisi dengan sedikit air. 

2. Hindari Menggunakan Produk Pewangi Kewanitaan

Memiliki aroma khas pada area kewanitaan merupakan hal yang normal. Anda tidak perlu menutupinya dengan produk pewangi atau membersihkannya dengan sabun kewanitaan. 

Jika menyadari adanya keputihan yang lebih banyak dan aroma yang tidak biasa, sebaiknya Anda tidak membersihkan area kewanitaan dengan sabun dan pewangi kewanitaan. 

Penggunaan sabun pembersih kewanitaan dan produk pewangi dapat mengganggu pertumbuhan bakteri dalam vagina dan malah meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur yang lebih parah. 

3. Membersihkan Area Kewanitaan dengan Benar

Membersihkan diri setelah melakukan hubungan seksual dapat melindungi pria dan wanita dari infeksi menular seksual. Anda dapat membilas area kewanitaan dengan air hangat. 

Hindari penggunaan bedak, sabun, atau spray pewangi karena penggunaannya justru akan meningkatkan risiko infeksi. 

Selain itu, Anda juga disarankan untuk buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk menurunkan risiko infeksi uretra. 

4. Melakukan Pemeriksaan ke Dokter

Jika Anda menyadari adanya gejala nyeri dan rasa terbakar pada vagina, serta keputihan menjadi lebih kental dan putih, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.

Infeksi bakteri dan jamur ini dapat terjadi pada pria dan wanita, sehingga Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan bersama dengan pasangan untuk membuat penyakit ini sembuh total. 

Baca JugaAturan Berhubungan Intim Saat Hamil yang Aman dan Nyaman

5. Gunakan Obat Sesuai Aturan Dokter

Keputihan yang tidak normal setelah berhubungan seksual bisa saja perlu pengobatan tertentu. Untuk mengatasi infeksi bakteri dan jamur, pada umumnya dokter akan memberikan antibiotik atau antijamur. 

Antibiotik atau antijamur ini dapat berupa gel atau krim yang dimasukkan ke vagina atau tablet yang perlu diminum. Anda perlu menggunakan obat sesuai dengan petunjuk dokter agar pengobatan dapat berjalan dengan maksimal.

Keputihan setelah berhubungan seksual merupakan hal yang wajar terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk melumasi area vagina selama aktivitas seksual berlangsung.

Namun, ada keputihan yang tidak normal dan menjadi tanda infeksi bakteri dan jamur. Oleh sebab itu, Anda perlu menjaga kebersihan area kewanitaan setelah melakukan hubungan seksual. 

  1. Anonim. 2021. Things You Should (and Shouldn’t) Do After Sex. https://www.webmd.com/sex-relationships/ss/slideshow-sexual-hygiene. (Diakses pada 11 April 2023).
  2. Cleveland Clinic. 2022. Vaginal Discharge. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge. (Diakses pada 11 April 2023).
  3. Eske, Jamie. 2020. What Can Cause Discharge After Sex? https://www.medicalnewstoday.com/articles/discharge-after-sex. (Diakses pada 11 April 2023)
  4. Nunez, Kirsten. 2019. What Causes White Discharge During or After Sex? https://www.healthline.com/health/white-discharge-during-sex. (Diakses pada 11 April 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi