Infeksi menular seksual pada ibu hamil bisa terjadi dan dapat memberikan dampak yang berbahaya, baik untuk ibu dan janin. Selengkapnya ketahui bahayanya di bawah ini!
Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil
Penyakit menular seksual atau biasa disebut infeksi seksual menular (IMS), adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks dengan seseorang yang memiliki IMS. Seseorang bisa tertular penyakit ini dari aktivitas seksual yang dilakukan dengan mulut, anus, atau vagina.
Wanita hamil dapat terkena infeksi menular seksual. Terlepas apakah Anda sedang hamil atau tidak, IMS adalah penyakit serius yang memerlukan perawatan. Ketika hamil, sebagian besar IMS bisa sangat berbahaya bagi ibu dan janin.
Perlu Anda ketahui, kehamilan tidak memberikan perlindungan tambahan bagi ibu dan janin terhadap IMS.
Sebagian besar penyakit ini tidak memiliki gejala, yang membuat seseorang mungkin tidak tahu telah terinfeksi. Oleh karena itu, diperlukan tes skrining untuk segera mengambil langkah pengobatan untuk mencegah keparahan penyakit ini.
Tes Skrining Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil
Jika sedang hamil, Anda harus menjalani tes IMS, misalnya HIV (virus penyebab AIDS), sebagai bagian dari perawatan medis selama kehamilan. Hasil tes IMS bisa lebih serius, bahkan mengancam jiwa, bagi ibu dan janin jika terinfeksi saat hamil.
Selain tes untuk HIV, tes lainnya termasuk hepatitis B, klamidia, sifilis, gonore, dan hepatitis C.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali dampak bahayanya dari IMS dan bagaimana melindungi diri Anda dan janin yang belum lahir dari infeksi menular ini.
Jika didiagnosis menderita IMS saat hamil, pasangan seks juga harus melakukan tes skrining dan pengobatan.
Bahaya Infeksi Menular Seksual pada Ibu dan Janin
IMS dapat mempersulit kehamilan dan mungkin memiliki dampak serius pada ibu dan janin. Beberapa dari masalah ini mungkin terlihat saat lahir, sementara yang lain mungkin tidak ditemukan sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian.
Infeksi menular seksual pada ibu hamil menyebabkan berbagai komplikasi, berikut di antaranya: Sebagai contoh:
1. HIV
Wanita hamil dapat menularkan human immunodeficiency virus (HIV) kepada bayinya selama kehamilan, persalinan pervaginam, atau menyusui. Namun, jika HIV didiagnosis sebelum atau di awal kehamilan, segera mengambil langkah pengobatan untuk mengurangi risiko penularan.
2. Hepatitis B
Ketika terkena IMS menjelang persalinan, ibu hamil berisiko tinggi tertular hepatitis B. Namun, penularan dapat dicegah jika bayi berisiko dirawat segera setelah lahir.
Hepatitis B adalah infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini dapat ditularkan antar manusia melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya.
3. Hepatitis C
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hepatitis C selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur – bayi lahir ketika usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Jenis infeksi pada organ hati ini dapat ditularkan ke bayi selama kehamilan.
4. Gonore
Gonore adalah penyakit yang tidak diobati selama kehamilan. Penyakit ini dikaitkan dengan kelahiran prematur, ketuban pecah dini, dan berat badan lahir rendah. Gonore dapat ditularkan ke bayi selama persalinan pervaginam.
5. Klamidia
Penyakit klamidia selama kehamilan juga dikaitkan dengan persalinan prematur. Klamidia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Klamidia dapat ditularkan dari wanita ke bayinya selama persalinan pervaginam. Jika didiagnosis selama kehamilan, penyakit ini dapat diobati menggunakan antibiotik.
6. Sifilis
Sifilis selama kehamilan telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, lahir mati dan, dalam beberapa kasus, kematian setelah bayi lahir.
Bayi yang tidak diobati berisiko tinggi mengalami komplikasi yang terjadi pada banyak organ.
Cara Mengobati Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil
Pengobatan IMS pada ibu hamil tergantung pada seberapa jauh infeksi telah berkembang dan seberapa jauh kehamilan. Sebagian besar bakteri penyebab IMS dapat diobati dengan antibiotik yang diberikan sebagai suntikan atau diminum.
Berikut ini pengobatan infeksi menular seksual pada ibu hamil:
- HIV/AIDS. Penggunaan obat-obatan dapat mengurangi virus HIV, seperti viral load (jumlah virus di dalam darah seseorang) yang tidak terdeteksi. Anda dapat mencegah penularan virus ke bayi dengan meminum beberapa obat, seperti obat antivirus.
- Hepatitis B. Jika Anda menderita hepatitis B, dokter akan memberi bayi suntikan antibodi untuk mencegah si kecil terinfeksi.
- Gonore. Wanita hamil yang terinfeksi dapat diobati dengan antibiotik. Mengingat gonore sering kali tanpa menimbulkan gejala, semua bayi baru lahir diberikan obat pada matanya saat lahir untuk mencegah perkembangan infeksi gonore di mata.
- Klamidia. Ibu yang mengalami klamidia dapat diobati dengan antibiotik. Obat yang digunakan pada semua bayi baru lahir untuk mencegah infeksi gonore di mata juga dapat mencegah klamidia menginfeksi mata, tetapi tidak dapat mencegah pneumonia yang mungkin berkembang kemudian.
- Sifilis. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik selama kehamilan untuk mengurangi risiko penularan infeksi ke bayi dan menghentikan perkembangan sifilis pada pada ibu hamil.
Cara Mencegah Penularan IMS pada Ibu Hamil
Jika terinfeksi IMS, berikut ini langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularannya:
- Berhenti berhubungan seks sampai menemui dokter dan mendapatkan pengobatan.
- Menggunakan kondom setiap berhubungan seks, terutama dengan pasangan baru.
- Jangan melanjutkan berhubungan seks kecuali dokter mengatakan tidak masalah.
- Kembali ke dokter untuk melakukan pemeriksaan ulang.
- Pastikan pasangan seks juga mendapatkan perawatan.
Penting pula untuk mengikuti nasihat dokter dengan baik dalam menjalani perawatan infeksi menular seksual pada ibu hamil. Ini akan sangat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah penularan IMS.