Kehamilan Anda sudah memasuki usia 38 minggu, tetapi tidak kunjung mengalami tanda-tanda persalinan seperti kontraksi. Apa penyebab belum kontraksi ketika hamil tua? Simak penyebab hingga cara mengatasinya di bawah ini!
Normalkah Jika Hamil Tua tapi Belum Merasakan Kontraksi?
Salah satu tanda Anda akan melahirkan adalah munculnya kontraksi. Bagi Anda yang telah memasuki masa 38 minggu kehamilan namun belum merasakan kontraksi, sebenarnya tidak perlu khawatir.
Persalinan dianggap aman jika dilakukan pada usia kehamilan 37-41 minggu. Jika belum merasakan kontraksi pada usia 38 minggu maka kemungkinan Anda akan diminta menunggu hingga masuk 41 minggu sampai muncul tanda kontraksi alami.
Selama menunggu tanda kontraksi alami, Anda bisa mempersiapkan diri menjelang persalinan baik secara fisik maupun mental. Beristirahatlah yang cukup sambil bersantai bersama keluarga. Buat diri Anda serileks mungkin dan hindari stres berlebihan karena menunggu tanda persalinan.
Kenali Tanda-Tanda Persalinan
Meskipun dianjurkan untuk bersantai, tetapi Anda tetap perlu memantau kondisi kesehatan janin. Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi plasenta, ketuban dan posisi janin agar mencegah kondisi darurat pada janin.
Apabila plasenta sudah mengalami pengapuran dan cairan ketuban sudah keruh atau menipis, maka Anda harus menyegerakan persalinan. Apabila belum muncul tanda kontraksi, dokter akan menyarankan untuk persalinan dengan induksi.
Jika Anda mulai merasakan kontraksi, Anda perlu mengenali perbedaan antara kontraksi asli dan kontraksi palsu. Kontraksi asli akan berlangsung terus menerus dan tidak berhenti, semakin menguat dan akan terasa nyeri yang menjalar pada bagian punggung lalu ke arah perut.
Selain kontraksi, tanda persalinan semakin dekat adalah munculnya lendir darah dan pecahnya ketuban. Jika tanda tersebut sudah muncul, maka Anda sebaiknya segera bergegas ke rumah sakit untuk melakukan persalinan.
Baca Juga: 5 Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli (Baca Yuk, Mom)
Penyebab Belum Kontraksi Ketika Hamil Tua
Ada beberapa alasan yang membuat ibu hamil belum mengalami kontraksi meskipun sudah hamil tua. Akibatnya menyebabkan bayi sedikit lebih lama untuk dilahirkan. Berikut ini beberapa alasannya, meliputi:
- Kehamilan pertama.
- Ibu memiliki riwayat melahirkan bayi postterm – kehamilan yang berlangsung hingga usia 42 minggu atau lebih.
- Keluarga memiliki riwayat melahirkan bayi postterm.
- Mengalami obesitas.
- Bayi berjenis kelamin laki-laki.
- Hari perkiraan lahir (HPL) salah hitung.
Risiko pada Bayi Jika Belum Lahir Melewati Waktunya
Ketika kehamilan melampaui 41 minggu (akhir bulan) dan melampaui 42 minggu (post term), ibu hamil memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan tertentu. Beberapa risiko paling umum yang terkait dengan kehamilan postterm, antara lain:
- Makrosomia. Istilah ini untuk ukuran janin yang terlalu besar saat hamil. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko persalinan sesar atau distosia bahu (bahu terjebak di belakang tulang panggul ibu selama persalinan)
- Sindrom pascamaturitas. Sindrom ini ditandai dengan berat badan bayi yang tidak bertambah melewati hari perkiraan lahir (HPL), kulit kering atau kendur, serta kuku tangan dan kaki bayi yang panjang saat lahir.
- Cairan ketuban sedikit. Rendahnya kadar cairan ketuban dapat memengaruhi detak jantung bayi dan menyebabkan tali pusat tertekan selama kontraksi. Ini mengakibatkan kurangnya oksigen yang mengalir ke janin.
- Mekonium di paru-paru bayi. Mekonium atau feses pertama bayi yang memasuki paru-paru bayi dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius.
- Bayi lahir mati. Sil birt atau ketika bayi meninggal sebelum melahirkan dapat meningkatkan risiko melawati waktu lahir atau hari perkiraan lahir.
Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Kontraksi Saat Hamil Beserta Ciri-cirinya
Hal yang Harus Dilakukan Jika Sudah Hamil Tua Tapi Belum Kontraksi
Ketika usia kehamilan 40 minggu tanpa adanya tanda persalinan seperti kontraksi, Anda mungkin merasa lelah dengan rasa sakit dan nyeri kehamilan. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan bila tak kunjung kontraksi, di antaranya.
1. Pijat
Ahli terapi pijat percaya bahwa titik-titik tekanan tertentu pada tangan dan kaki dapat membantu merangsang proses persalinan alami tubuh, meskipun hal ini belum terbukti secara medis. Bahkan jika tidak mampu menjangkau terapis pijat prenatal, Anda bisa meminta pasangan untuk memijat bisa membantu meredakan punggung yang sakit sekaligus suasana hati Anda.
2. Berhubungan Intim
Hormon oksitosin meningkat saat Anda mengalami orgasme, yang dapat memicu persalinan pada kehamilan yang cukup bulan. Jadi, semakin banyak orgasme akan semakin baik. Oksitosin adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat di dinding rahim sehingga mempermudah proses kelahiran.
3. Melakukan Aktivitas Fisik
Meskipun olahraga ringan tidak mudah saat usia kehamilan 40 minggu, tetapi cobalah untuk tetap aktif secara fisik. Kendatipun peregangan, melakukan yoga prenatal atau sekadar berjalan-jalan sebentar, semuanya akan baik untuk Anda dan bayi Anda.
4. Manfaatkan Waktu dengan Baik
Jika sudah cukup bulan tapi tak kunjung melahirkan, sebaiknya manfaatkan waktu untuk istirahat, menyiapkan kamar bayi, isi dengan makanan siap saji, atau hal lain yang mendukung persalinan nantinya.
5. Melakukan Pemeriksaan
Melakukan pengujian dan pemeriksaan dapat dilakukan sekali atau dua kali dalam seminggu dan dapat mencakup:
- Tes nonstres (NST). Ini bertujuan mengukur detak jantung bayi untuk jangka waktu tertentu (biasanya sekitar 20 menit).
- Tes stres kontraksi (CST). Bertujuan mengukur detak jantung bayi saat rahim berkontraksi untuk menentukan apakah ada gawat janin.
- Profil Biofisik (BPP). Pengujian ini melibatkan kombinasi pemantauan detak jantung janin dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Kombinasi beberapa tes ini memudahkan dokter untuk memeriksa detak jantung, gerakan, dan tonus otot janin. Tingkat cairan ketuban juga bisa dinilai selama USG.
- Pemeriksaan serviks. Pemeriksaan manual memungkinkan dokter untuk menentukan kondisi serviks Anda. Serviks sepenuhnya akan melebar dan menghilang selama persalinan, jadi dokter akan memantau tanda-tanda pematangan dan perubahan lain yang menandakan persalinan segera dimulai.
Bergantung pada hasil dari pengujian ini, dokter mungkin akan memutuskan bahwa menginduksi persalinan adalah keputusan terbaik bagi dan bayi.
- Anonim. 2022. When your baby is overdue. https://raisingchildren.net.au/pregnancy/week-by-week/third-trimester/baby-is-overdue (Diakses pada 31 Juli 2023)
- Crider, Catherine. 2020. What You Should Know About Your Overdue Baby. https://www.healthline.com/health/pregnancy/overdue-baby (Diakses pada 31 Juli 2023)
- Gottesman, Nancy et al 2023. What to Do When You’re 40 Weeks Pregnant With No Sign of Labor. https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/preparing-for-labor/when-youre-overdue/ (Diakses pada 31 Juli 2023)