Terbit: 4 June 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ngidam memiliki kaitan erat dengan ibu hamil. Saat hamil, ibu hamil bisa menginginkan apa saja, termasuk sangat ingin makan es batu. Namun, banyak bumil yang merasa ragu untuk memenuhi ngidam yang satu ini. Simak faktanya berikut ini!

Bolehkah Ibu Hamil Makan Es Batu? Ini Penjelasannya!

Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Es Batu?

Ngidam merupakan hal umum yang dirasakan oleh ibu hamil. Namun, terkadang ibu hamil menginginkan hal yang aneh dan tidak biasa sehingga merasa ragu untuk memenuhi keinginan tersebut. 

Salah satunya adalah keinginan untuk makan atau mengunyah es batu. Sebenarnya, mengunyah es batu saat hamil aman untuk dilakukan selama tidak berlebihan dan es batu terbuat dari air matang. 

Selain itu, Anda perlu memastikan es batu dibuat dalam wadah yang tertutup untuk menghindari kontaminasi bakteri dari bahan makanan lain dalam lemari pembeku (freezer). 

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang bisa membuktikan efek negatif dari mengunyah es batu pada kehamilan dan janin dalam kandungan. Hanya saja, menggigit es batu sebenarnya berisiko menimbulkan kerusakan gusi, kerusakan gigi, hingga sakit tenggorokan pada bumil. 

Namun, apabila Anda terus menerus ingin makan es batu, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Pasalnya, keinginan makan es batu bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan tertentu. 

Jika ibu hamil terlalu banyak makan es batu, maka hal ini bisa memicu kekurangan gizi dan mengganggu tumbuh kembang janin akibat kekurangan kalori. Es batu hanya terdiri dari air yang tidak mengandung kalori. Jika Anda merasa kenyang hanya dengan makan es batu, maka tubuh otomatis kekurangan gizi. 

Oleh sebab itu, Anda boleh makan es batu selama hamil selama tidak berlebihan dan tetap mencukupi kebutuhan nutrisi dan kalori harian tubuh. 

Baca JugaBolehkah Ibu Hamil Minum Air Es? Ini Fakta Medisnya

Masalah Kesehatan yang Membuat Ibu Hamil Suka Makan Es Batu

Beberapa penyebab ibu hamil ingin makan es batu terus menerus, antara lain:

1. Anemia

Ibu hamil yang cenderung suka minuman dingin atau mengunyah es batu bisa menjadi gejala dari anemia defisiensi zat besi. Masalah nutrisi memang dapat menyebabkan Anda ngidam atau ingin makan es batu. 

Anemia merupakan kondisi tubuh dimana tubuh kekurangan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ibu hamil memang perlu pasokan darah dua kali lebih banyak daripada sebelum hamil. 

Ketika tubuh tidak memiliki jumlah zat besi yang cukup untuk produksi darah, maka tubuh akan kekurangan darah dan timbul anemia.

Selain mengalami keinginan untuk mengunyah es batu, seseorang yang mengalami anemia umumnya akan merasa lemas dan tidak berenergi. Selain itu, Anda juga mungkin merasakan sesak napas dan pusing. 

2. Dehidrasi

Ibu hamil kerap kali mengalami mual dan muntah. Kondisi ini membuat cairan terlalu banyak keluar dan bisa saja para bumil tidak ingin minum air akibat rasa mual yang dialami. 

Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi pada tubuh. Keinginan makan es batu bisa membuat tubuh tetap terhidrasi. Selain itu, es batu juga tidak memiliki aroma atau rasa tertentu. Oleh sebab itu banyak wanita hamil yang ingin makan es batu selama hamil. 

3. Pica

Jika Anda memiliki keinginan makan es batu dan tidak bisa ditahan, maka Anda mengalami pica. Dalam istilah kedokteran, pica merupakan kelainan yang ditandai dengan keinginan untuk makan sesuatu yang tidak memiliki nilai nutrisi. 

Orang yang mengalami pica umumnya ingin makan sesuatu yang bukan makanan, seperti tanah, tanah liat, rambut, kertas, atau es batu. Jika Anda ngidam es batu, maka Anda mungkin mengalami pica tipe pagophagia. 

Pica atau pagophagia ini umumnya muncul jika Anda mengalami anemia defisiensi zat besi, kekurangan nutrisi, atau masalah kesehatan mental. Apabila Anda mengalami hal ini, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. 

Baca JugaBolehkah Ibu Hamil Makan Es Krim? Ini Aturannya

Tips Minum Es Batu saat Hamil

Meskipun Anda boleh mengunyah es batu selama hamil, tetapi Anda sebaiknya tidak konsumsi sembarang es batu. Konsumsi es batu yang kotor bisa membahayakan janin dan kandungan. 

Beberapa tips jika Anda ingin konsumsi es batu, antara lain:

  • Konsumsi es batu secukupnya. Makan es batu berlebihan dapat membuat Anda kenyang dan tidak sempat makan makanan yang tinggi nutrisi Kondisi ini dapat mengganggu kehamilan.
  • Pastikan es batu terbuat dari air bersih dan matang. Konsumsi air yang belum dimasak dan kotor dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri. Untuk menjamin kualitas air dari es batu, Anda disarankan untuk membuat es batu sendiri di rumah.
  • Mengganti es batu dengan buah beku. Jika Anda ingin makan es batu karena ingin sensasi dingin dalam mulut, maka cobalah untuk membekukan buah-buahan, seperti anggur, semangka, atau stroberi. Selain bisa memenuhi keinginan makan makanan dingin, buah-buahan juga bisa membantu kebutuhan nutrisi tubuh.

Ngidam sudah menjadi bagian dari kehidupan ibu hamil. Makan es batu selama hamil masih boleh dilakukan selama es batu bersih dan terbuat dari air matang. Namun, sebaiknya hindari konsumsi dalam jumlah berlebihan karena bisa membuat Anda kekurangan gizi. 

Apabila keinginan mengunyah es batu sudah berlebihan, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter karena bisa menjadi salah satu tanda adanya masalah pada kesehatan.

  1. Achwal, Aarohi. 2023. Eating Ice While Pregnant – Is It Safe? https://parenting.firstcry.com/articles/eating-ice-while-pregnant-is-it-safe/. (Diakses pada 20 Juli 2023). 
  2. Lindberg, Sara. 2018. Why Do You Crave Ice? https://www.healthline.com/health/craving-ice. (Diakses pada 20 Juli 2023). 
  3. Pruthi, Rajiv K. 2022. Craving And Chewing Ice: A Sign Of Anemia? https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/expert-answers/chewing-ice/faq-20057982. (Diakses pada 20 Juli 2023). 
  4. Winder, Kelly. 2023. Eating Ice While Pregnant – Why You May Be Craving Ice. https://www.bellybelly.com.au/pregnancy/eating-ice-while-pregnant/. (Diakses pada 20 Juli 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi