Terbit: 7 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tidak sedikit ibu hamil menggendong anak pertamanya yang berusia sekitar 1-2 tahun. Lantas, bolehkah menggendong anak saat sedang hamil? Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam ulasan berikut ini!

Bolehkah Ibu Menggendong Anak saat Hamil? Cek di Sini

Bolehkah Ibu Hamil Menggendong Bayi?

Menggendong bayi sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan ibu hamil. Kadang kala si kakak merasa ingin bermanja dengan ibunya dengan cara digendong. Hal ini dapat membantu mengurangi kecemburuan kakak pada adik yang sedang berada di perut ibunya.

Namun, menggendong bayi dapat menjadi berbahaya jika ibu merasa tidak nyaman, apalagi dalam waktu yang lama. Umumnya menggendong bayi di saat hamil dapat memberikan tekanan di bagian punggung bawah karena beban yang besar, terutama jika kehamilan ibu memasuki trimester ketiga.

Menggendong anak saat hamil memiliki risiko yang sama dengan membawa barang berat saat hamil.

Beberapa efek yang dirasakan setelah menggendong bayi saat hamil adalah pusing, lemas, pandangan berkunang-kunang saat berdiri, keguguran, atau bayi lahir dengan berat rendah. Atau komplikasi kehamilan seperti tekanan darah tinggi, vertigo, dan peningkatan risiko jatuh. Jadi, tetap waspada ya, Bunda.

Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Menggunakan Makeup?

Tips Menggendong Anak Saat Hamil

Apabil ibu hamil ingin menggendong bayi saat hamil, sebaiknya lakukan dengan hati-hati. Cara ibu menggendong sangat berkaitan dengan nada otot perut, bentuk tubuh, dan beberapa faktor lainnya.

Berikut ini tips menggendong anak saat hamil yang benar:

1. Mengangkat Anak dengan Berjongkok

Jangan mengangkat atau menggendong anak dengan sembarangan. Angkatlah anak dengan berjongkok sebelumnya dengan punggung tetap lurus. Saat mengangkat, bernapaslah dengan mulut untuk memberi tenaga lebih kuat.

2. Jangan Menggendong secara Tiba-Tiba

Hal yang terpenting hindari menggendong anak secara tiba-tiba saat tubuh belum siap. Jika terjadi hal-hal mendadak yang mengharuskan Anda untuk menggendong bayi, sebaiknya siapkan dulu postur tubuh Anda untuk menggendong.

3. Gendong Bayi di Punggung

Pada trimester ketiga, gendongan bayi Anda di punggung dengan yang tinggi dan suportif dengan gendongan lembut cenderung paling baik.

Sebaiknya gunakan gendongan bayi yang nyaman dan menjaga berat badan balita tetap tinggi, nyaman, dan meminimalkan tekanan yang tidak rata pada panggul dan tulang belakang , dan juga menyeimbangkan bobot kehamilan.  Menggendong mungkin hanya untuk waktu yang singkat.

Baca Juga: Kelahiran Prematur: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

4. Gendong Bayi Hanya Saat Penting

Sebisa mungkin untuk tidak menggendong bayi Anda kecuali benar-benar penting, terutama selama trimester pertama dan ketiga kehamilan. Menggendong bayi secara tidak perlu dapat membuat tubuh Anda tegang, pada trimester ketiga kehamilan, ketika tubuh Anda sudah mengalami stres yang sangat tinggi.

Ketegangan berlebih dapat melukai janin, bayi Anda, atau bahkan Anda sendiri. Hal yang terpenting untuk diingat adalah bahwa Anda harus menggendong bayi sambil duduk dalam posisi yang nyaman saat Anda menggendongnya.

5. Ajak Bayi Anda Melakukan Aktivitas Lain

Menggendong bayi Anda adalah bagian intim dan penting dari perkembangannya. Terbukti bahwa anak-anak akan lebih stabil secara psikologis ketika banyak melakukan kontak fisik dengan kedua orang tuanya sejak dini.

Karena ibu sedang hamil, bagaimanapun, penting bagi ibu untuk melibatkan bayi Anda dalam aktivitas lain yang mengimbangi Anda tidak sering menggendongnya. Beberapa dari aktivitas ini termasuk memasukkan musik ke dalam interaksi Anda, berbicara dengan anak, atau menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak.

Baca Juga: Cara Menggendong Bayi yang Aman, Nyaman, dan Sesuai Usia

Kondisi Ibu Hamil yang Dilarang Menggendong Anak

Meskipun ibu hamil boleh menggendong bayi, ada beberapa hal yang harus dihindari agar tidak membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Kondisi ibu hamil yang dilarang menggendong anak, berikut di antaranya:

  • Kehamilan yang berisiko. Apabila Anda memiliki kehamilan yang berisiko seperti posisi yang berada di bawah, sebaiknya waspada. Hindari untuk beraktivitas berat, termasuk menggendong bayi.
  • Riwayat keguguran. Sebaiknya jangan menggendong bayi anda jika pernah mengalami keguguran berulang sebelumnya karena kelemahan rahim atau disebut rahim inkompeten.
  • Riwayat perdarahan. Jika memiliki riwayat perdarahan dari jalan lahir dan tidak ingin terulang, sebaiknya hindari untuk menggendong bayi.
  • Hamil bayi kembar. Mengandung bayi kembar tentu akan membuat beban kehamilan Anda menjadi dua kali lipat. Dengan mengendong bayi, akan lebih berisiko bagi kehamilan Anda.
  • Hamil dengan kondisi tertentu. Kehamilan yang disertai dengan kondisi tekanan darah tinggi (hipertensi), asma, wasir, dan varises vagina harus berhati-hati menggendong bayi atau hindari bila perlu.

Hal yang terpenting adalah berhati-hati dalam kehamilan Anda jika memiliki balita yang sudah mulai aktif. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!

 

  1. Arora, Mahak. 2020. Lifting a Baby or Toddler While Pregnant – Risks and Safety Tips. https://parenting.firstcry.com/articles/lifting-baby-or-toddler-while-pregnant-risks-and-safety-tips/ (Diakses pada 19 Juni 2023)
  2. Dacunha, Dara. 2019. Safe Babywearing While Pregnant. https://ergobaby.com/blog/2020/01/safe-babywearing-while-pregnant/ (Diakses pada 19 Juni 2023)
  3. Weiss, Robin E. 2021. Survive Your Second Pregnancy When You Have a Toddler. https://www.verywellfamily.com/surviving-pregnancy-with-a-toddler-2759924 (Diakses pada 19 Juni 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi