Terbit: 30 April 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Operasi caesar adalah salah satu pilihan ketika persalinan normal dinyatakan oleh dokter lebih berisiko untuk dilakukan. Proses metode persalinan ini umumnya membutuhkan pemulihan lebih lama dibandingkan persalinan normal. Sebenarnya, berapa kali operasi caesar boleh dilakukan? 

Berapa Kali Batas Aman Operasi Caesar Boleh Dilakukan?

Batas Maksimal Operasi Caesar

Sebenarnya tidak ada angka pasti yang menjadi batas maksimal operasi caesar. Akan tetapi, disarankan agar tidak melakukan metode persalinan ini lebih dari tiga kali karena dapat meningkatkan potensi risiko komplikasi. Tindakan tersebut juga bisa mempengaruhi tingkat persalinan normal pada kehamilan berikutnya. 

Meski demikian, hasilnya pada setiap orang akan berbeda-beda. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, beberapa wanita diketahui tidak mengalami komplikasi walau melakukan lebih dari enak kali operasi caesar. Namun, ada juga wanita yang mengalami komplikasi kehamilan serius seperti placenta accreta spectrum disorder atau adhesi (meski hanya menjalani satu kali operasi). 

Risiko Menjalani Tindakan Caesar Berulang Kali

Dokter biasanya baru akan merekomendasikan jenis persalinan ini apabila kehamilan Anda berisiko. Beberapa risiko komplikasi akibat operasi caesar melebihi batas maksimal yang aman antara lain: 

1. Sulit Melahirkan pada Kehamilan Selanjutnya

Luka yang terdapat disepanjang rahim dan organ disekitarnya akan membentuk jaringan parut. Nah, jika operasi dilakukan lebih dari tiga kali, ketebalan jaringan parut akan semakin meningkat. 

Kondisi tersebut juga bisa memicu terjadinya perlengketan rahim. Hal inilah yang membuat Anda akan lebih sulit untuk melahirkan. 

Baca juga: Penyebab dan Cara Menghilangkan Keloid Bekas Operasi Caesar

2. Plasenta Bermasalah

Semakin sering operasi caesar dilakukan, maka semakin tinggi pula risiko Anda mengalami masalah dengan plasenta. Kondisi yang umumnya terjadi berupa letak plasenta yang letaknya terlalu dalam pada dinding rahim (plasenta akreta) atau sebagian menutupi pembukaan serviks (plasenta previa). 

3. Pengangkatan Rahim

Pendarahan bisa terjadi jika operasi caesar sudah melebihi batas yang aman. Akibatnya, pengangkatan rahim atau histerektomi diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. 

4. Cedera Usus dan Kandung Kemih

Luka pada kandung kemih mungkin bisa terjadi, tetapi kondisi ini sangat jarang pada operasi caesar yang pertama kali. Biasanya risikonya akan meningkat pada tindakan caesar selanjutnya. 

Peningkatan risiko ini disebabkan oleh pelekatan kandung kemih dengan rahim setelah operasi caesar pertama atau sebelumnya. Pelekatan juga dapat menyebabkan penyumbatan usus kecil. 

5. Bekuan Darah

Risiko selanjutnya yaitu pembekuan darah. Pembekuan darah yang terjadi berbentuk seperti gel. Kondisi ini sebenarnya tidak membahayakan nyawa, karena darah beku dapat melindungi tubuh dari pendarahan.

Tetapi, kasusnya berbeda ketika gumpalan darah beku muncul dan menyumbat pembuluh darah (paha atau betis). Kondisi ini disebut dengan deep vein thrombosis dan biasanya dialami saat proses persalinan caesar berlangsung. 

6. Komplikasi Lainnya

Beberapa komplikasi juga bisa terjadi akibat terlalu sering melakukan operasi caesar, seperti: 

  • Diastasis Recti (otot-otot perut terpisah dan menjorok ke perut) 
  • Hernia
  • Mati rasa pada daerah sayatan
  • Endometriosis. 

Umumnya, risiko komplikasi akan meningkat jika wanita berusia 35 tahun atau lebih. 

Baca juga: Risiko Efek Samping Melahirkan dengan Operasi Caesar

Adakah Alternatif Selain Operasi Caesar?

Biasanya untuk menghindari komplikasi akibat operasi caesar, wanita lebih disarankan untuk menjalani persalinan normal. Terlebih jika kehamilannya termasuk kehamilan sehat dan tidak berisiko. 

Apabila Anda memang harus menjalani operasi caesar, pastikan dokter sudah menjelaskan risikonya secara menyeluruh.

Selain itu, wanita perlu menunggu setidaknya enam bulan setelah operasi jika ingin hamil kembali. Pemulihan setelah operasi caesar bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi. 

Jika Anda berkeinginan menjalani operasi caesar lebih dari sekali, sebaiknya konsultasikan pada dokter. Nantinya, dokter akan memberikan pilihan terbaik sesuai kondisi kesehatan Anda. 

  1. Anonim. 2023. Caesarean Section. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/. (Diakses pada 21 April 2023) 
  2. Anonim. 2022. How Many C-Sections Can Women Safely Have?. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/expert-answers/c-sections/faq-20058380#. (Diakses pada 21 April 2023) 
  3. American Pregnancy Association. C-Section Complications. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/c-section-complications/. (Diakses pada 21 April 2023)
  4. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2017. Vaginal Birth After Cesarean Delivery (VBAC). https://www.acog.org/womens-health/faqs/vaginal-birth-after-cesarean-delivery?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=int. (Diakses pada 21 April 2023) 
  5. Boehrer Horsager Robyn. 2019.  Why a Schedules C-Section After 35 Might be Too Risky? https://utswmed.org/medblog/cesarean-over-35-risks/. (Diakses pada 21 April 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi