Terbit: 16 April 2013 | Diperbarui: 23 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Tidak sedikit ibu hamil yang memilih operasi caesar karena dinilai lebih minim rasa sakit. Pada dasarnya operasi caesar juga memiliki beberapa risiko sama seperti prosedur medis lainnya. Namun, yang membedakan hanyalah persiapan, penanganan, kemungkinan komplikasi dan efek samping pasca melahirkan. Apa risiko efek samping melahirkan dengan operasi caesar? 

Risiko Efek Samping Melahirkan dengan Operasi Caesar

Risiko pada Ibu yang Melahirkan Secara Caesar

1. Infeksi 

Salah satu risiko melahirkan secara caesar adalah infeksi pada luka operasi. Kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi adalah kurang terjaganya kebersihan di area luka, atau perawatan luka yang kurang tepat. 

Umumnya, infeksi terjadi pada luka sayatan operasi caesar dan muncul dalam beberapa minggu pertama setelah operasi. Luka sayatan yang mengalami infeksi akan bengkak, terasa nyeri, kemerahan, dan mengeluarkan nanah. 

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mandi Pasca Operasi Caesar?

2. Terjadinya Pembekuan Darah

Melahirkan secara caesar juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pembukan darah (trombosis). Kondisi ini ditandai dengan kemerahan di kaki, nyeri, dan kaki terasa hangat. 

Namun, saat ini terjadi Anda bisa atasi dengan menyangga kaki menggunakan bantal. Umumnya dokter juga akan meresepkan obat antikoagulan untuk mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah. 

3. Efek Samping Obat Anestesi

Ketika melahirkan secara caesar, ibu akan menjalani proses anestesi dengan obat bius. Meski jarang terjadi, efek samping yang ditimbulkan obat anastesi seperti mual, pusing, muntah, hingga mati rasa bisa saja terjadi. Namun, kondisi ini hanya bersifar sementara dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari pascamelahirkan. 

4. Pendarahan

Risiko untuk kehilangan banyak darah saat operasi caesar cenderung lebih besar dibandingkan saat melahirkan secara normal. Meski begitu, kasus pendarahan setelah operasi caesar umumnya jarang terjadi. 

5. Sulit  Buang Air Kecil 

Pada saat pembedahan dokter akan menodorong kandung kencing agar tidak ikut tersayat ketika membuka dinding rahim. Akibatnya, otot-otot saluran kencing akan terganggu sehingga masih ada sisa urin di kandung kemih meski Anda sudah buang air kecil. 

Untuk mengatasinya akan dipasang selang kateter untuk membantu mengeluarkan urin. Lakukan latihan otot dasar panggul untuk menghindari masalah ini.

6. Pelengketan Plasenta

Ibu yang menjalani operasi caesar berisiko mengalami perlengkatan plasenta pada rahim (plasenta akreta). Perlengketan juga bisa terjadi bila darah, jaringan rahim (endometrium) atau jaringan plasenta tertinggal dan menempel pada usus atau organ dalam lainnya.

7. Emboli Air Ketuban

Emboli terjadi bila cairan ketuban dan komponennya masuk ke dalam aliran darah hingga menyumbat pembuluh darah. Emboli air ketuban bisa terjadi pada persalinan normal atau  operasi caesar, sebab ketika proses persalinan berlangsung terdapat banyak pembuluh darah yang terbuka. Kejadian ini amat sangat jarang terjadi.

Baca juga: 12 Pantangan Setelah Operasi Caesar yang Harus Bunda Ketahui

Risiko pada Bayi Setelah Operasi Caesar

Selain pada ibu, melahirkan secara caesar juga bisa menimbulkan risiko pada bayi. Beberapa risiko yang bisa terjadi antara lain: 

  • Gangguan Pernapasan

Bayi yang dilahirkan melalui operas caesar lebih mungkin mengalami gangguan pada sistem pernapasan. Biasanya, komplikasi ini terjadi jika bayi dilahirkan sebelum berusia 39 minggu. Saat di mana paru-parunya belum berkembang dengan sempurna. 

Akan tetapi, jika bayi tidak disertai dengan gangguan lainnya, ibu tidak perlu khawatir karena gangguan pernapasan akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. 

  • Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

Operasi caesar diketahui dapat mempengaruhi daya tahan tubuh bayi yang baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena bayi yang baru lahir tidak terpapar bakteri baik (flora normal) yang terdapat pada jalan lahir atau vagina ibunya. 

Kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian nutrisi pada bayi melalui ASI. Selain mengandung protein, lemak, vitamin, dan mineral. Di dalam ASI juga terkangdung sinbiotik yang merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik. 

Kedua kandungan ini diyakini dapat mengembalikan keseimbangan mikrobiota yang terletak pada saluran cerna, sehingga dapat mendukung sistem imun bayi. 

Sebelum memutuskan untuk melakukan persalinan dengan cara caesar sebaiknya tanyakan kepada dokter keuntungan dan kerugian yang Anda alami bila melahirkan dengan cara caesar. Semoga bermanfaat, Teman Sehat!

  1. National Health Service. 2023.Risks Caesarean Section. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/risks/. (Diakses pada 15 April 2023) 
  2. Anonim. 2022. What Are the Risks of a C-Section? https://www.webmd.com/baby/risks-of-a-c-section. (Diakses 15 April 2023) 
  3. Anonim. Deep Vein Thrombosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/deep-vein-thrombosis/symptoms-causes/syc-20352557. (Diakses pada 15 April 2023) 
  4. Anonim. 2018. Post-Cesarean Wound Infection: How Did This Happen?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/post-cesarean-wound-infection. (Diakses pada 15 April 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi