Terbit: 22 April 2018 | Diperbarui: 31 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Salah satu pemeriksaan kehamilan yang penting dilakukan adalah pemeriksaan golongan darah. Pemeriksaan ini akan diketahui golongan darah ibu beserta dengan rhesusnya. Banyak pasangan yang mengabaikan perbedaan rhesus. Padahal, hal ini bisa memicu gangguan kehamilan.

Dampak yang Bisa Terjadi Jika Rhesus Ibu dan Janin Berbeda

Apa Itu Rhesus Darah?

Anda pasti sudah mengenal golongan darah manusia terbagi menjadi 4 jenis, yaitu A. B. O dan AB. Nah selain klasifikasi tersebut, golongan darah dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan protein dalam darah yang disebut Rhesus (Rh).

Rhesus merupakan jenis protein tertentu yang ditemukan di bagian luar dari sel darah merah. Tidak semua orang memiliki rhesus. Seseorang yang memiliki protein ini disebut dengan Rh positif (Rh+), sementara yang tidak memiliki protein ini dikenal dengan Rh negatif (Rh-). 

Sama halnya dengan golongan darah, protein rhesus didapat dari faktor keturunan. Rhesus anak tergantung dari rhesus kedua orang tuanya.

Apabila kedua orang tua memiliki rhesus yang sama, maka rhesus anak akan sama dengan rhesus orang tua. Sedangkan jika rhesus orang tua berbeda, rhesus anak pasti akan mengikuti salah satu rhesus orang tua.

Efek Perbedaan Rhesus Terhadap Kehamilan

Rhesus sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan kondisi kesehatan bayi. Namun jika ibu dengan Rh- mengandung janin dengan Rh+, maka kondisi ini biasa disebut inkompatibilitas rhesus.

Sebenarnya, kondisi ini tidak menjadi masalah pada awal kehamilan. Darah janin tidak akan masuk ke sistem peredaran ibu selama kehamilan. Namun, saat persalinan, darah bayi dan ibu akan bercampur. Tubuh ibu akan mengenali Rh bayi sebagai zat asing. 

Sistem imunitas tubuh ibu akan membentuk antibodi untuk melawan sel darah anak dengan Rh positif. Antibodi IgG dapat melewati plasenta dan merusak sel darah merah Rh+ pada janin. Hal ini menyebabkan penyakit Rh yang berbahaya pada janin dan dapat membuat janin susah berkembang.

Baca JugaGolongan Darah Ibu Bisa Memengaruhi Kehamilan, Benarkah?

Risiko Perbedaan Rhesus pada Janin

Apabila sang ibu melahirkan anak dengan rhesus positif pada kehamilan pertama, maka antibodi tubuh ibu akan mengenali protein Rh pada janin sebagai benda asing. Antibodi ibu akan masuk ke peredaran darah janin melewati plasenta dan menyerang sel darah janin.

Kondisi ini bisa menyebabkan sel darah janin bengkak dan pecah. Kerusakan sel darah pada janin dikenal dengan Rh disease atau hemolitik. Penyakit ini ditandai dengan jumah sel darah merah yang sangat sedikit pada janin. 

Ketika sel darah merah pada janin rusak, maka jumlah bilirubin pada sistem darah bayi akan bertambah. Semakin banyak bilirubin dalam tubuh adalah salah satu pertanda bahwa bayi mengalami gangguan pankreas. 

Beberapa risiko bayi yang dilahirkan dengan kondisi bilirubin tinggi adalah mereka akan mengalami penyakit kuning, lesi, dan otot lemah.

Jika kondisi inkompatibilitas rhesus ini tidak dicegah, maka bisa menyebabkan beberapa komplikasi, di antaranya kerusakan otak pada bayi, anemia, kejang-kejang, gagal jantung. hingga kematian pada bayi.

Baca juga: Bahaya yang Mengancam Jika Ibu Hamil Malas Bergerak

Cara Menangani Kehamilan dengan Inkopabilitas Rhesus

Jika seorang wanita memiliki pasangan dengan rhesus berbeda, dokter akan memberikan dua suntikan Rh-imunoglobulin selama kehamilan pertama, yaitu:

  • Suntikan pertama pada sekitar minggu ke-28 kehamilan
  • Suntikan kedua diberikan dalam kurun waktu 72 jam setelah persalinan.

Rh-imunoglobulin bertindak sebagai vaksin. Suntikan ini mencegah tubuh ibu untuk membuat antibodi Rh yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada janin atau mempengaruhi kehamilan selanjutnya.

Ibu hamil juga bisa saja menerima suntikan Rh-imunoglobulin apabila pernah mengalami keguguran, amniosentesis, atau pendarahan selama kehamilan.  

Pada kasus inkompatibilitas Rh yang lebih parah dan janin dalam bahaya, janin bisa menerima transfusi darah khusus yang dikenal dengan transfusi tukar (exchange transfusion). Transfusi darah ini bisa dilakukan pada saat bayi belum atau sudah dilahirkan. 

Metode exchange transfusion dilakukan dengan mengganti darah janin dengan darah yang memiliki Rh negatif. Langkah ini akan membuat sel darah merah janin menjadi lebih stabil dan meminimalisasi kerusakan dari antibodi Rh yang sudah ada dalam tubuh janin. 

Itu dia ulasan seputar perbedaan rhesus ibu dan bayi dalam kandungan. Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele. Apabila Anda dan pasangan memiliki rhesus yag berbeda, sebaiknya Anda segera memberitahu dokter kandungan saat pemeriksaan kehamilan.

Melalui langkah ini, dokter dapat membantu membuat rencana penanganan potensi perbedaan rhesus ini. 

  1. Anonim. 2022. Rh Incompatibility During Pregnancy. https://kidshealth.org/en/parents/rh.html. (Diakses pada 24 Juli 2023). 
  2. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2022. The Rh Factor: How It Can Affect Your Pregnancy. https://www.acog.org/womens-health/faqs/the-rh-factor-how-it-can-affect-your-pregnancy
  3. (Diakses pada 24 Juli 2023). 
  4. Cleveland Clinic. 2022. Rh Factor. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21053-rh-factor. (Diakses pada 24 Juli 2023). 
  5. NHS UK. 2021. Rhesus Disease. https://www.nhs.uk/conditions/rhesus-disease/causes/. (Diakses pada 24 Juli 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi