Terbit: 16 August 2019 | Diperbarui: 18 April 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ibu hamil malas bergerak merupakan suatu yang sangat wajar. Tidak dipungkiri, perubahan hormon dan fisik saat hamil membuat tubuh ibu menjadi tidak nyaman dan mudah lelah. Kondisi inilah yang sering kali membuat ibu hamil malas bergerak. Namun, apakah hal ini membahayakan ibu dan janin? 

9 Bahaya yang Mengancam Jika Ibu Hamil Malas Bergerak

Akibat dan Bahaya Ibu Hamil Malas Bergerak

Semakin bertambah usia kehamilan, semakin besar dan berat pula janin di dalam kandungan. Akibatnya, ibu hamil lebih sering memilih untuk duduk, rebahan,  atau sekedar mengistirahatkan tubuhnya,  Tetapi, hal ini tidak bisa dibiarkan. 

Sebab, ada risiko kesehatan yang bisa mengintai ibu dan juga janin apabila kurang gerak. Berikut ini, dampak ibu hamil kurang gerak yang sebaiknya Anda ketahui: 

1. Meningkatkan Denyut Jantung

Bahaya ibu hamil malas bergerak yang pertama adalah menimbulkan komplikasi seperti peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan ibu tetapi juga kondisi janin.

2. Meningkatkan Berat Badan 

Meningkatnya berat badan selama kehamilan adalah sesuatu yang normal, namun ibu hamil malas bergerak lebih mungkin akan mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan dan lebih sulit untuk kembali ke berat badan normal usai persalinan. 

Bahkan International Journal of Behavioral Nutritionana Physical Activity mengakui bahwa peningkatan berat badan tidak hanya bisa terjadi pada ibu, berat badan janin pun bisa ikut berlebihan. 

Selain itu,  menurut penelitian tersebut ibu hamil yang kurang gerak rentan memiliki bayi makrosomia atau lahir dengan berat badan besar. Bayi yang terlahir dengan kondisi makrosomia diketahui dapat menyebabkan ibu mengalami robek vagina dan pendarahan saat bersalin. 

3. Masalah Pencernaan

Masalah kesehatan saat hamil lainnya adalah munculnya masalah pencernaan. Dengan kondisi perut yang membesar dan meningkatnya berat badan, otomatis hal ini akan membuat ibu hamil malas bergerak. Kondisi ini berisiko meningkatkan ibu hamil susah buang air besar selama kehamilan.

Salah satu penyebab ibu hamil sulit buang air besar adalah meningkatnya hormon progesteron yang memengaruhi relaksasi otot, sehingga gerakan usus menjadi lambat.

Kondisi ini membuat proses pencernaan makanan menjadi lebih lama dan akhirnya menyebabkan sembelit. Ibu hamil yang mengalami sembelit akan mengalami feses keras, BAB tidak teratur, dan perut kembung.

4. Masalah Saat Persalinan

Jika Anda ingin proses persalinan berjalan lancar, sebaiknya Anda meluangkan waktu berolahraga. Beberapa olahraga yang aman untuk ibu hamil adalah yoga atau jalan santai.

Sebuah penelitian mengungkapkan, ibu hamil yang aktif bergerak sesuai dengan usia kehamilan bisa melewati persalinan kurang dari 3 jam. Sementara ibu hamil malas bergerak akan mengalami kesulitan saat melahirkan. 

5. Cepat Lelah Saat Persalinan

Terkait penjelasan sebelumnya, ibu hamil malas bergerak selain menyulitkan proses persalinan, hal itu juga bisa membuat stamina ibu lebih cepat habis saat menjalani proses persalinan. Sementara ibu hamil yang aktif bergerak dapat menjaga stamina lebih prima.

6. Gangguan Tidur

Bahaya ibu hamil malas bergerak berikutnya adalah mengalami insomnia (gangguan tidur), seperti yang dialami oleh kebanyakan ibu hamil. Agar masalah ini tidak terjadi, oleh karenanya ibu hamil harus rutin untuk olahraga.

Jalan santai dengan kecepatan sedang bisa membuat seluruh peredaran darah menjadi lancar dan membuat pikiran menjadi rileks. Kondisi inilah yang membuat ibu hamil dapat tidur dengan pulas.

7. Hipertensi

Perlu diketahui, volume darah selama kehamilan bisa meningkat sebanyak 45 persen. Peningkatan jumlah darah ini, menyebabkan ventrikel kiri menjadi lebih tebal dan lebih besar karena harus bekerja keras memompa darah ekstra. Kondisi ini bisa membuat ibu hamil berisiko mengalami hipertensi.

Belum diketahui penyebab pasti mengapa ibu rentan mengalami hipertensi saat hamil.  Namun, hipertensi dapat dihindari jika ibu hamil rajin beraktivitas fisik. Melakukan aktivitas fisik secara teratur juga berguna untuk mencegah komplikasi hipertensi saat hamil yaitu preeklampsia, dan menyebabkan bayi lahir prematur melalui operasi caesar. 

8. Diabetes Gestasional

Selain hipertansi, dampak ibu hamil malas bergerak lainnya yakni berisiko mengalami diabetes gestasional

Sebagian wanita memiliki diabetes selama kehamila, meski sebelumnya belum pernah memiliki diabetes. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus mengontrol kadar gula darah untuk tetap normal.

Saat Anda makan, tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan menjadi gula. Glukosa ini terbawa oleh aliran darah dan masuk ke dalam seluruh sel sebagai bahan energi. Perpindahan glukosa ke sel membutuhkan insulin agar kadar gula tetap normal.

Namun, selama kehamilan plasenta melepaskan hormon pertumbuhan yang beberapa di antaranya bisa mengganggu fungsi insulin dalam mengatur gula darah. Pada akhirnya, kadar gula darah akan meningkat dan diabetes gestasional bisa terjadi.

Sayangnya, saat hamil, tubuh ibu mengalami beberapa perubahan hormonal. Perubahan ini terjadi ketika sistem kerja hormon insulin menjadi kacau saat mengontrol glukosa. Jika kondisi ini ditambah dengan kebiasaan ibu hamil malas bergerak dan punya berat badan berlebih, risiko diabetes gestasional pun tidak bisa dihindari. 

9. Menimbulkan Stres

Jika ibu hamil malas bergerak, dampak yang bisa terjadi adalah munculnya rasa gelisah hingga proses persalinan. Namun, jika Anda rajin jalan santai, pembuluh darah dan otot di sekitar kepala serta leher akan mengendur.

Rasa gelisah itu bisa muncul dari bayangan mengenai proses persalinan, berat badan yang meningkat, hingga rasa kesepian. Stres selama kehamilan tidak hanya berdampak buruk bagi ibu, akan tetapi juga mengganggu perkembangan bayi.

Baca juga: 9 Kebiasaan Baik Ibu Hamil untuk Perkembangan Otak Janin

Tips Menghalau Rasa Malas Bergerak pada Ibu Hamil

Ada beberapa tips yang bisa ibu hamil coba lakukan agar tetap aktif selama masa kehamilan, antara lain: 

  • Pilih aktvitas fisik yang disukai. Agar tetap aktif selama hamil, cobala berbagai jenis aktivitas ringan seperti jalan cepat, yoga, atau berenang. Ibu hamil juga bisa melakukan aktivitas lain yang menarik, misalnya berkebun. 
  • Lakukan dengan konsisten. Untuk menjaga tubuh tetap aktif selama hamil, buatlah jadwal untuk berjalan kaki di pagi hari selama 30 menit dan lakukan secara rutin setiap hari.
  • Tidak sendirian.Olahraga atau aktivitas fisik jika dilkukan seorang diri mungkin akan terasa membosankan. Nah, untuk itu ibu hamil bisa mencari teman untuk menemani seperti suami, anggota keluarga, atau teman dekat. Cara ini dapat membuat aktivitas bumil lebih menyenangkan.
  • Imbangi dengan istirahat yang cukup. Pastikan ibu hamil tidak berlebihan dalam beraktivitas apalagi jika memaksakan diri. Apabila mulai lelah, segeralah beristirahat baik tidur siang, sekedar berbaring di sofa, atau tidur lebih awal. 
  • Konsumsi makanan bernutrisi. Penting bagi ibu hamil untuk memenuhi nutrisi selama kehamilan. Selain baik untuk perkembangan janin, mengonsumsi makanan bergizi dan kaya nutrisi juga membuat ibu hamil sehat dan bertenaga. 

Pada akhirnya, meski tubuh yang aktif bergerak memberi dampak positif bagi ibu hamil, terdapat beberapa aktivitas yang harus dihindari seperti melompat atau melakukan gerakan cepat. Hindari juga olahraga yang mengharuskan Anda berbaring telentang dalam jangka waktu yang lama, terutama setelah trimester pertama.

Jika Anda ragu untuk memulai olahraga, konsultasikan dengan dokter atau bidan sebelum memulai program olahraga. Perlu diketahui bahwa beberapa kondisi medis justru dapat menjadikan olahraga berbahaya.

  1. Anonim. 2019. Fatigue During Pregnancy. https://americanpregnancy.org/your-pregnancy/fatigue-during-pregnancy/ (Diakses pada 18 April 2023).
  2. Editorial Team NCBI. 2014. Risks of untreated depression in pregnancy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3952758/ (Diakses pada 18 April 2023).
  3. Editorial Team NCBI. 2017. Sedentary behaviours during pregnancy: a systematic review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5353895/ (Diakses pada 18 April 2023).
  4. Weber, Lisa. 2017. Consequences of a Lack of Exercise During Pregnancy. https://www.livestrong.com/article/321804-a-lack-of-exercise-during-pregnancy/ (Diakses pada 18 April 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi