Terbit: 3 May 2019 | Diperbarui: 5 October 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Selain dikelompokkan ke dalam empat golongan darah yaitu A,B,AB, dan O, golongan darah juga dibedakan berdasarkan faktor Rhesus (Rh). Faktor Rhesus atau Rhesus adalah protein bawaan yang ada pada permukaan sel darah merah.

Cek Golongan Darah Rhesus: Pengertian, Prosedur, Hasil

Pemeriksaan Rh sama pentingnya dengan cek golongan darah, yaitu untuk menentukan golongan darah seseorang. Tujuannya adalah agar seseorang lebih mudah ketika akan menerima transfusi dan donor karena telah diketahui Rhesusnya. Pemeriksaan rhesus golongan darah paling krusial pada ibu hamil yang kemungkinan memiliki Rhesus yang bertolak belakang dengan janin.

Apa Itu Cek Golongan Darah Rhesus(Rh)?

Cek golongan darah Rhesus adalah tes yang dilakukan untuk menentukan tipe darah seseorang.

Darah memiliki antigen pada permukaannya. Keberadaan antigen A dan B menentukan golongan darah seseorang. Sedangkan jenis antigen lainnya yaitu Rhesus keberadaannya menentukan tipe Rhesus darah seseorang.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat dua tipe Rhesus yaitu Rh+ (positif) dan Rh- (negative). Jika ditemukan antigen rhesus dalam sel darah merah, maka artinya seseorang tersebut memiliki Rh+ dan jika tidak maka memiliki tipe Rh-.

Cek golongan darah Rhesus biasanya memang menjadi rangkaian cek golongan darah. Jadi selain menentukan golongan darah dengan antibodi anti-A dan antibodi anti-B, akan dilakukan juga pemeriksaan dengan antibodi anti-Rh.

Cek golongan darah dan rhesus penting untuk dilakukan pada beberapa kondisi seperti berikut ini:

  • Seseorang akan mendonorkan darah
  • Seseorang akan mendonorkan organ, jaringan, dan sumsum tulang
  • Ibu hamil untuk mencegah penyakit hemolitik pada bayi akibat perbedaan Rh ibu dan janin.

Prosedur Cek Golongan Darah Rhesus

Cek golongan darah dan rhesus biasanya dilakukan bersamaan. Tidak ada yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan cek golongan darah dan tidak perlu berpuasa untuk pemeriksan Rhesus

Dokter akan mengambil sampel darah dari vena atau dari pembuluh kapiler pada ujung jari tangan. Khusus pada bayi umumnya sampel darah diambil dari bagian tumit.

Prosedur pengambilan darah untuk pemeriksaan Rhesus melalui pembuluh darah vena adalah sebagai berikut: petugas kesehatan akan memasang band tangan agar pembuluh darah lebih terlihat.

Bagian kulit akan dioleskan antiseptik menggunakan kapas untuk mencegah infeksi. Setelah itu digunakan jarum untuk menusuk permukaan kulit dan mengambil sampel darah. Rasa tidak nyaman mungkin akan sedikit muncul saat jarum dilepaskan. Setelah itu, bagian kulit yang ditusuk akan ditutup menggunakan perban dan kasa.

Darah akan disimpan di atas kertas cek golongan darah. Kertas cek golongan darah memiliki 4 bagian di mana terdapat masing-masing antibodi anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-Rh. Ketiga bagian pertama digunakan untuk melihat hasil golongan darah A, B, AB, atau O.

Bagian terakhir akan menunjukkan tipe Rh, jika darah menggumpal ketika dicampurkan dengan antibodi anti-Rh, artinya seseorang memiliki Rh+, jika tidak menggumpal artinya memiliki tipe Rh-.

Kondisi Terkait Hasil Cek Golongan Darah Rhesus

Rhesus dapat diturunkan dari orang tua.

Pasangan yang memiliki tipe Rh sama, maka tipe Rh anaknya juga akan mengikuti. Jika seseorang memiliki Rh+ menikah dengan pemilik Rh-, maka anaknya bisa memiliki  Rh+ ataupun Rh-. Kebanyakan orang memiliki antigen Rh atau Rhesus+, sedangkan Rh- lebih jarang ditemui.

Sebagian orang Asia memiliki Rhesus+ dan hanya sekitar 1% orang Asia yang mempunyai Rhesus-. Rhesus- paling banyak ditemukan pada ras Kaukasian sehingga inkompatibiltas Rhesus biasanya terjadi apabila pria dengan ras Asia menikah dengan wanita berkulit putih.

Memiliki Rh- bukan merupakan kelainan atau penyakit, tapi jika seseorang yang memiliki Rh- hamil dengan janin yang memiliki Rh+, hal ini dapat menjadi masalah. Antibodi Rh ibu dapat menyerang sang bayi. Kondisi ini paling umum terjadi pada kehamilan kedua, tapi bisa juga terjadi pada kehamilan pertama.

Saat terpapar dengan darah janin dengan Rh+, ibu dengan Rh- akan membentuk antibodi terhadap Rh+ yang dapat menyerang dan merusak janin. Pada kehamilan anak pertama, antibodi ibu yang baru terbentuk ini berukuran lebih besar (Imunoglobulin M) sehingga sulit melewati sawar darah janin dan tidak menyebabkan kerusakan yang parah.

Namun pada kehamilan kedua dan seterusnya, antibodi akan berubah menjadi ukuran yang lebih kecil (Imunoglobulin G) sehingga dapat menembus sawar darah dan menyerang janin, menyebabkan kerusakan yang lebih parah.

Maka dari itu, cek golongan darah rhesus penting untuk dilakukan, karena jika ditemukan perbedaan tipe Rh, dokter dapat memberikan suntikan immunoglobin Rh(RhIG) pada usia sekitar 28 minggu untuk mencegah terbentuknya antibodi Rh.

Jika antibodi Rh sudah terlanjur terbentuk, maka suntikan imunoglobin Rh tidak dapat bekerja, sehingga dokter hanya dapat mengawasi janin selama kehamilan dan setelah lahir. Bayi dengan kondisi ini mungkin akan membutuhkan transfusi darah sesaat setelah lahir atau bahkan ketika masih di dalam kandungan.

Selain berpengaruh pada ibu hamil dan janin, Rh juga berperan penting dalam hal transfusi darah maupun donor orang. Salah satu syarat donor adalah memiliki golongan darah yang sama dan tentunya juga tipe Rh yang sama.

Seseorang yang memiliki Rh- tidak dapat mendonorkan darah pada Rh+ karena kondisi ini juga dapat memicu terbentuknya antibodi Rh yang akan menyerang darah dan menyebabkan penggumpalan. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan kematian.

 

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia

 

Sumber:

  1. Rh Factor – https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/rh-factor/about/pac-20394960 diakses 27 Maret 2019
  2. Rh factor blood test – https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/rh-factor/about/pac-20394960 diakses 27 Maret 2019

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi