Terbit: 27 March 2018 | Diperbarui: 5 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Bayi lahir dalam ukuran besar dikenal juga dengan istilah makrosomia. Meski terlihat menggemaskan, bayi ini memiliki risiko untuk mengalami berbagai masalah kesehatan tertentu. Ketahui penyebab serta cara mencegah bayi lahir besar pada artikel berikut ini!

6 Penyebab Bayi Lahir Besar Serta Cara Mencegahnya

Penyebab Bayi Lahir Besar (Makrosomia)

Bayi makrosomia merupakan kondisi kehamilan yang tidak normal. Kondisi ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi selama kehamilan. Selain itu, bayi yang lahir dalam ukuran besar juga lebih rentan untuk mengalami masalah kesehatan di kemudian hari.

Kondisi makrosomia sulit dideteksi selama dalam kandungan. Metode yang digunakan untuk memprediksi berat badan janin kurang akurat. Bahkan, pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) juga tidak terlalu akurat untuk menentukan ukuran janin.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi makrosomia, beberapa di antaranya adalah:

1. Obesitas

Ibu hamil yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi makrosomia. Kondisi ini terjadi akibat terjadinya resistensi insulin pada janin.

Insulin merupakan hormon yang bertugas dalam membawa glukosa untuk digunakan oleh seluruh sel tubuh. Pada kondisi resistensi insulin, tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan efektif sehingga gula menumpuk dalam tubuh. 

2. Menderita Diabetes

Diabetes merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Apabila ibu menderita diabetes, maka kemungkinan janin akan menggunakan glukosa secara berlebihan. 

Kondisi ini dapat memicu pertumbuhan janin yang tidak normal. Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan janin mengalami makrosomia, yaitu Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), chemically induced diabetes, serta diabetes gestasional. 

Baca Juga10 Fakta tentang Bayi Baru Lahir yang Perlu Diketahui Orang Tua

3. Mengalami Kehamilan Post-term

Pada umumnya, ibu hamil akan melahirkan pada usia kehamilan 40 minggu. Namun, ada beberapa kasus di mana bumil tidak kunjung mengalami kontraksi bahkan setelah usia kehamilan lewat dari 40 minggu. 

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir besar. Pasalnya, janin akan terus menyerap pasokan darah dan nutrisi selama dalam kandungan. Kondisi ini akan membuat ukuran janin semakin besar.

4. Memiliki Riwayat Melahirkan Bayi Makrosomia

Wanita yang pernah melahirkan bayi dengan kondisi makrosomia, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hal serupa pada kehamilan berikutnya. 

Oleh sebab itu, Anda perlu waspada jika pernah melahirkan bayi dengan kondisi makrosomia. Selama kehamilan, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mencegah kasus  yang sama terulang kembali.

5. Usia

Wanita yang hamil pada usia di atas 35 tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan kondisi makrosomia. 

6. Multiparitas

Multiparitas merupakan istilah yang digunakan untuk wanita yang sudah melahirkan lebih dari satu kali. Diketahui berat lahir anak akan semakin meningkat setiap kehamilan. Jadi, berat badan anak kedua bisa lebih berat daripada anak pertama. 

Cara Mencegah Bayi Lahir Besar

Sebenarnya, belum diketahui cara efektif untuk mencegah bayi lahir dengan kondisi makrosomia. Namun, menjalani gaya hidup sehat diketahui dapat menurunkan risiko makrosomia.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Melakukan konsultasi dengan Dokter Kandungan

Apabila sedang merencanakan kehamilan, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter untuk memastikan kehamilan dapat berjalan dengan sehat dan lancar. 

Jika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, Anda mungkin perlu melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Langkah ini diperlukan untuk membantu Anda menurunkan berat badan secara sehat sambil mempersiapkan tubuh untuk hamil. 

2. Memerhatikan Berat Badan

Setiap wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan. Secara umum, wanita hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 11 hingga 16 kilogram. Kenaikan berat badan normal mampu mendukung tumbuh kembang janin. 

Wanita yang sudah mengalami kelebihan berat badan selama hamil umumnya hanya direkomendasikan untuk mengalami kenaikan berat badan lebih sedikit. Anda perlu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui kenaikan berat badan yang ideal selama hamil.

Baca JugaBerat Badan Bayi Tidak Normal saat Lahir, Kenali Bahayanya

3. Mengontrol Diabetes

Menderita diabetes membuat Anda perlu lebih memerhatikan kesehatan saat hamil. Sebaiknya, lakukan konsultasi dengan dokter untuk mengontrol gula darah selama kehamilan. 

Selain itu, Anda juga bisa menderita diabetes gestasional saat hamil. Kondisi ini ditandai dengan kenaikan gula darah. Jika mengalaminya, mengubah pola makan dan rajin olahraga bisa membantu menangani kondisi ini. 

Menjaga kadar gula darah tetap normal merupakan cara terbaik untuk mencegah komplikasi diabetes, termasuk bayi lahir besar. 

4. Olahraga Teratur

Kondisi hamil tidak perlu menjadi penghalang untuk tetap olahraga. Malahan, ibu hamil disarankan untuk rutin olahraga. Apabila Anda tidak pernah olahraga selama hamil, cobalah untuk melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga hamil.

Anda juga bisa melakukan konsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis olahraga yang sebaiknya dihindari dan yang boleh dilakukan selama hamil. 

Selain mencegah bayi lahir dengan kondisi makrosomia, olahraga teratur selama hamil juga dapat mencegah komplikasi kehamilan lain serta mendukung proses persalinan.

Itu dia beberapa ulasan penyebab dan cara mengatasi bayi lahir besar atau makrosomia. Selama hamil, Anda memang perlu mengalami kenaikan berat badan. Namun, jika menyadari berat badan meningkat secara signifikan, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter. 

  1. Cleveland Clinic. 2022. Fetal Macrosomia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17795-fetal-macrosomia#symptoms-and-causes. (Diakses pada 2 Agustus 2023). 
  2. Mayo Clinic Staff. 2022. Fetal Macrosomia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-macrosomia/symptoms-causes/syc-20372579. (Diakses pada 2 Agustus 2023). 
  3. WebMD Editorial Contributors. 2023. What Is Fetal Macrosomia? https://www.webmd.com/baby/what-is-fetal-macrosomia. (Diakses pada 2 Agustus 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi