Penis captivus atau lebih populer dengan istilah gancet adalah keadaan di mana penis tersangkut di dalam vagina saat berhubungan seksual. Banyak orang awam mempertanyakan apakah fenomena ini benar-benar terjadi. Bagaimana dunia medis melihat hal ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Fenomena Gancet dalam Sudut Pandang Medis
Penis captivus adalah fenomena kesehatan yang sangat sedikit penelitian kredibel tentangnya, hal tersebut membuat banyak orang yang mempertanyakan, termasuk dokter.
Sebuah penelitian di tahun 1979 mencatat bahwa fenomena ini lebih ditentukan oleh desas-desus daripada fakta. Penulis penelitian tersebut menyimpulkan bahwa meskipun penis captivus mungkin tampak seperti mitos, beberapa dokter pernah melaporkan kasus tersebut. Meskipun demikian, laporan ini sangat jarang.
Kurangnya dokumentasi medis mungkin berasal dari fenomena yang bersifat sementara. Jika hal ini terjadi secara rutin dan menimbulkan keparahan yang membutuhkan perhatian medis, kemungkinan besar hal tersebut akan menginspirasi banyak laporan tentangnya.
Baca Juga: Penis Anda Terlalu Sensitif? Begini Cara Mengatasinya
Penyebab Gancet
Saat pria sedang bergairah, penisnya akan terisi dengan darah kemudian menjadi ereksi sebagai persiapan untuk hubungan seksual. Pada wanita, gairah akan membuat dinding vagina mengendur dan terjadi pelumasan pada vulva sebagai persiapan untuk penetrasi seksual.
Dinding vagina terdiri dari jaringan otot, yang mengembang dan berkontraksi pada waktu yang berbeda saat berhubungan seks, seperti saat orgasme. Kontraksi ini bisa sangat kuat dan terkadang lebih kuat dari biasanya.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, vagina dapat berkontraksi dengan kekuatan yang cukup untuk menahan atau menjepit penis di dalam vagina. Namun, setelah kontraksi vagina ini berakhir, dinding vagina akan mengendur. Setelah itu, darah akan mengalir menjauh dari penis dan penetrasi bisa diakhiri
Selain itu, kondisi medis seperti vaginismus dan disfungsi dasar panggul juga dapat memicu terjadinya penis captivus. Beberapa peneliti percaya bahwa stres dan kecemasan dapat meningkatkan kemungkinan mengalami kondisi demikian.
Kemungkinan penyebab lain dari penis captivus adalah penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan atau antipsikotik, yang dapat memengaruhi fungsi seksual dan menyebabkan kontraksi otot yang tidak disengaja.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kelainan anatomi atau cedera pada area genital juga mungkin dapat menyebabkan penis captivus.
Dikarenakan kurangnya dokumentasi medis terkait hal ini, mungkin aman untuk mengasumsikan bahwa penis captivus adalah kondisi di mana penis tersangkut di dalam vagina yang terjadi sementara.
Meski begitu, penis captivus adalah kejadian langka dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika memang terjadi, disarankan untuk tetap tenang dan berusaha mengendurkan otot-otot di area vagina.
Jika kondisi tersebut terus berlanjut, mungkin perlu mendapatkan pertolongan medis untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi kedua pasangan.
Baca Juga: 8 Tips Berhubungan Seks yang Aman, Tidak Hamil dan Tertular Penyakit
Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Mengalami Gancet?
Jika memang hal ini benar-benar terjadi, Anda tetap harus berusaha untuk tetap tenang. Stres tambahan dapat menyebabkan lebih banyak ketegangan otot, kondisi yang dapat membuat fenomena penis captivus bertahan lebih lama
Selain itu, Anda juga tidak dianjurkan untuk memaksa penis keluar dari vagina. Melakukannya dapat melukai salah satu pasangan atau keduanya. Anda juga tidak disarankan untuk membuka vagina atau mengeluarkan penis secara manual.
Menarik napas dalam-dalam dapat membantu Anda berdua untuk tetap tenang. Cobalah untuk membuat lelucon tentang situasi tersebut guna meredakan ketegangan dan mengurangi gairah pada alat kelamin. Biarkan otot-otot pada tubuh menjadi rileks untuk membantu menyelesaikan masalah tanpa komplikasi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penis captivus dapat menyebabkan komplikasi seperti penis patah atau robekan pada vagina. Dalam kasus seperti ini, penanganan medis segera diperlukan.
Penting untuk mendapatkan pertolongan medis jika kondisinya terus berlanjut atau jika terjadi nyeri hebat atau pendarahan. Pencegahan juga merupakan langkah penting untuk menghindari penis captivus, dan mempraktikkan seks aman serta menggunakan pelumas seks dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut.
Pada akhirnya, fenomena ini hanya akan berlangsung sesaat sebelum penis dan vagina mengendur.
Baca Juga: Buried Penis: Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Kaitan Penis Captivus dan Vaginismus
Vaginismus melibatkan kejang yang tidak disengaja pada otot dasar panggul wanita. Ketegangan otot ini dapat membuat aktivitas seperti memasukkan tampon menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan. Ketegangan otot juga dapat mengganggu hubungan seks atau membuatnya tidak nyaman bagi salah satu atau kedua pasangan.
Seseorang mungkin memiliki pengalaman vaginismus yang sangat berbeda dari yang lain. Gejala dapat berkisar dari sedikit sensasi terbakar saat berhubungan seks hingga kontraksi yang parah dan menyakitkan karena vagina menutup sepenuhnya. Terdapat kemungkinan kontraksi ekstrem terjadi selama penetrasi. Dalam kasus ini, penis bisa tersangkut sesaat di dalam vagina.
Penyebab vaginismus bervariasi, bisa melibatkan faktor fisik, emosional, psikologis, atau kombinasi ketiganya. Pada beberapa orang, keadaan berasal dari respons emosional atau psikologis terhadap penyisipan apa pun ke dalam vagina.
Oleh karena itu, pengobatan untuk vaginismus dapat menjadi rumit bagi sebagian orang. Misalnya, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa opsi pengobatan melibatkan penggunaan alat seperti vaginal dilator.
Beberapa orang dengan vaginismus menganggap terapi perilaku kognitif bermanfaat. Namun, bagi beberapa orang dengan kondisi tersebut, hubungan seksual mungkin tidak pernah nyaman sepenuhnya.
Secara umum, pengobatan untuk keadaan ini membutuhkan waktu. Diperlukan kesabaran dan komunikasi yang terbuka antara pasien dan dokter.
- Johnson, Jon. 2019. Myths and facts about penis captivus. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325940#what-is-vaginismus. (Diakses pada 13 April 2021).
- Smith, Lori. 2018. What you need to know about vaginismus. https://www.medicalnewstoday.com/articles/175261. (Diakses pada 13 April 2021).