Banyak orang salah paham terkait mitos penyakit menular seksual (PMS) yang beredar di masyarakat, sehingga membuat mereka berisiko tinggi tertular.Oleh karena itu, kenali mitos-mitos yang seharusnya diluruskan berikut ini!
Mitos-Mitos Terkait Penyakit Menular Seksual
Penularan penyakit menular seksual (PMS) bukan hanya karena kecerobohan saja. Terkadang pengetahuan yang kurang terkait dengan penyakit ini juga menyebabkan seseorang mudah tertular. Misal, mereka lebih percaya pada mitos ketimbang fakta yang selama ini beredar di masyarakat.
Berikut ini mitos penyakit menular seksual yang seharusnya tidak Anda percaya, di antaranya:
1. Tidak Menular Melalui Seks Oral
Tidak sedikit orang masih percaya bila penyakit menular seksual tidak menular melalui seks oral. Padahal, apa pun jenis seks yang dilakukan baik itu vaginal, anal, hingga oral, penyakit menular seksual masih bisa menular dengan mudah.
2. Tidak Tertular Jika Ejakulasi di Luar Vagina
Ejakulasi di luar vagina memang mengurangi kemungkinan menyebabkan wanita jadi hamil. Namun, akses penularan penyakit menular seksual tetap ada.
Jadi, jangan hanya karena ejakulasi dilakukan di luar tubuh wanita lalu semuanya aman. Risiko tertular penyakit kelamin tetap apalagi hubungan seks dengan pengidap. Guna mengurangi risiko sebaiknya gunakan pengaman seperti kondom.
3. Melakukan KB agar Aman
Satu-satunya cara untuk mencegah penularan penyakit menular seksual adalah dengan menggunakan kondom, atau kalau ingin lebih aman pastikan pasangan terbebas dari penyakit berbahaya itu.
Dengan demikian, wanita yang menjalani KB pil atau pria melakukan vasektomi, penularan penyakit kelamin tidak bisa dihindari.
Baca Juga: Infeksi Menular Seksual (IMS): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
4. Membersihkan Vagina setelah Seks agar Tidak Tertular
Meski pria hanya melakukan penetrasi dan tidak mengalami ejakulasi di dalam, risiko terkena penyakit masih ada.
Risiko ini semakin besar apabila pria melakukan ejakulasi di dalam vagina. Begitu pun bila vagina langsung dibersihkan setelah seks, risiko itu masih tetap ada bila berhubungan seks dengan penderita penyakit kelamin.
5. Hanya Tertular dari Sperma
Banyak orang percaya kalau sperma adalah satu-satu perantara penyakit menular seksual. Padahal masih ada cairan vagina, keringat, dan bersentuhan langsung dengan bagian tubuh yang mengalami infeksi.
6. Individu Hanya Bisa Tertular PMS Satu Kali
Anggapan bahwa seseorang hanya bisa tertular satu kali adalah keliru dan bisa sangat berbahaya. Seseorang bisa tertular banyak PMS beberapa kali dan memerlukan pengobatan untuk setiap kejadian.
Beberapa infeksi virus, termasuk herpes dan HIV, tetap berada di tubuh dan menyebabkan komplikasi kesehatan berulang. Dengan kata lain, tidak ada obat untuk herpes dan HIV, namun penderitanya dapat mengendalikan virus-virus tersebut.
Baca Juga: 7 Alasan Wanita Lebih Berisiko Terkena Penyakit Menular Seksual
7. Mendeteksi PMS pada Tes
Meskipun PMS seperti herpes dan kondisi lainnya dapat menyebabkan kutil terlihat pada alat kelamin, namun tanda-tanda ini tidak selalu muncul.
Tanpa melakukan tes PMS, tidak ada cara lain untuk mengetahui atau mendeteksi siapa yang terkena penyakit ini.
Sebelum berhubungan seksual dengan orang baru, Anda dan pasangan seks harus menjalani tes PMS. Anda juga harus menjalani tes PMS secara teratur selama aktif secara seksual.
8. Hanya Orang dengan Banyak Pasangan yang Tertular PMS.
PMS dianggap hanya akan menular pada orang yang memiliki banyak pasangan seks, terutama bila tidak menggunakan pelindung seperti kondom.
Misalnya risiko menularkan atau tertular PMS dari seseorang lebih tinggi dibandingkan seseorang yang memiliki hubungan monogami atau disebut satu pasangan seks.
Namun anggapan itu tidaklah tepat, faktanya hanya dibutuhkan satu kali paparan untuk tertular PMS.
Baca Juga: Risiko Terkena Penyakit Kelamin Meski Tidak Berganti Pasangan Seksual
9. Ibu Hamil Pengidap PMS Tidak akan Memengaruhi Janin
Bagi sebagian besar wanita yang tertular PMS saat hamil, sebagian besar memiliki kehamilan yang sehat dan normal. Namun, infeksi tertentu, terutama infeksi virus, dapat menyebabkan masalah serius pada kehamilan, termasuk kematian janin dan cacat lahir.
Jika ibu hamil memiliki lesi aktif setiap kali melahirkan melalui vagina alias persalinan normal, Anda dapat menularkan PMS kepada bayi baru lahir.
HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin yang dapat menyumbat jalan lahir atau memengaruhi leher rahim.
10. Semua Jenis PMS Bisa Disembuhkan
Sebagian besar jenis penyakit menular seksual dapat ditangani, tetapi mungkin tidak semua dapat disembuhkan.
Meskipun gonore dan klamidia dapat diobati dan disembuhkan, sedangkan herpes dan HIV tidak dapat disembuhkan, namun dapat ditangani dan ditekan dengan penggunaan obat yang berbeda.
Demikian ulasan mengenai berbagai mitos tentang penyakit menular seksual yang beredar di masyarakat. Sudah sepatutnya mitos-mitos ini tidak lagi dipercaya dan perlu diluruskan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anonim. Tanpa Tahun. 5 Common Myths About STDs. https://www.mmgyn.com/blog/5-common-myths-about-stds (Diakses pada 29 Januari 2024)
- Anonim. 2022. Dispelling Myths About Sexually Transmitted Diseases (STDs). https://phelpshealth.org/news/featured-stories/dispelling-myths-about-sexually-transmitted-diseases-stds (Diakses pada 29 Januari 2024)