DokterSehat.Com- Tidak ada perawatan yang secara khusus menghentikan pikiran untuk bunuh diri. Namun, untuk setiap individu, mengidentifikasi dan mengobati penyakit jiwa, yang berkaitan dengan stresor dapat mengurangi risiko bunuh diri. Beberapa perawatan untuk penyakit jiwa, termasuk depresi berat dan gangguan bipolar, telah terbukti mengurangi risiko bunuh diri. Obat-obatan tertentu telah terbukti mengurangi risiko bunuh diri. Lithium (Eskalith, Lithobid), obat penstabil mood yang digunakan untuk gangguan bipolar atau depresi berat, telah terbukti mengurangi bunuh diri yang terkait dengan depresi. Demikian pula, clozapine (Clozaril, FazaClo), obat antipsikotik, dapat mengurangi risiko bunuh diri pada penderita skizofrenia. Tidak jelas apakah obat ini mengurangi risiko bunuh diri saat digunakan untuk mengobati orang dengan diagnosis lainnya.
Sebaliknya, ada kekhawatiran bahwa antidepresan benar-benar meningkatkan risiko pikiran untuk bunuh diri. Faktanya, Food and Drug Administration (FDA) membutuhkan peringatan yang menyatakan bahwa antidepresan dapat meningkatkan risiko pemikiran bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa berusia 20-an tahun. Tidak ada bukti bahwa obat-obatan ini meningkatkan perilaku bunuh diri pada orang tua. Peringatan ini didasarkan pada kajian studi yang menyarankan peningkatan perilaku bunuh diri ini. Beberapa periset dan dokter tidak setuju dengan peringatan ini dan merasa bahwa tidak memberi resep obat antidepresi sebenarnya justru meningkatkan pemikiran dan usaha bunuh diri. Sementara itu, penting bagi orang yang menggunakan obat antidepresan untuk mengetahui risiko ini dan diberi informasi tentang bagaimana mendapatkan pertolongan jika mereka memiliki pemikiran bunuh diri.
Orang yang sering memiliki pemikiran bunuh diri bisa dibantu dengan jenis psikoterapi tertentu (“terapi bicara” atau konseling). Terapi perilaku kognitif (CBT/ cognitive behavioral therapy) membahas pikiran negatif dan distorsi kognitif. Distorsi kognitif adalah cara bahwa pikiran yang terlalu negatif (misalnya, jika seseorang menerima komentar kritis dari satu orang, mereka percaya bahwa semua orang menganggapnya buruk). Dengan latihan berulang, orang bisa belajar mengatasi pola pikir ini dan mengurangi depresi dan risiko bunuh diri. CBT telah ditunjukkan dalam banyak penelitian untuk membantu memperbaiki gejala depresi dan gangguan kecemasan. Demikian pula, terapi perilaku dialektik (DBT), sejenis terapi yang dikembangkan untuk membantu orang dengan gangguan kepribadian borderline, juga dapat mengurangi bunuh diri. DBT menggunakan kemampuan pikiran dan keterampilan mengatasi masalah untuk mengurangi dorongan impulsif dan destruktif yang dapat menyebabkan usaha bunuh diri.