Terbit: 24 March 2023 | Diperbarui: 7 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Kanker kandung kemih adalah salah satu jenis kanker yang umum menyerang pria dan wanita. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan disfungsi seksual baik pada pria maupun wanita. Simak ulasan selengkapnya mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Kanker Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Kandung Kemih?

Kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang dimulai ketika sel-sel pembentuk kandung kemih mulai tumbuh di luar kendali. Semakin banyak sel kanker yang berkembang, hal tersebut dapat membentuk tumor dan seiring waktu bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Gejala Kanker Kandung Kemih

Darah dalam urine (hematuria) adalah gejala yang paling umum dari kanker ini dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Anda mungkin melihat garis-garis darah dalam urine atau darah dapat mengubah warna urine menjadi cokelat. Mungkin darah tidak selalu terlihat dan mungkin muncul dan hilang.

Berikut ini gejala yang kurang umum, meliputi:

  • Keinginan untuk buang air kecil lebih sering.
  • Keinginan buang air kecil secara tiba-tiba.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.

Jika kanker kandung kemih mencapai stadium lanjut dan telah menyebar, gejalanya seperti:

  • Nyeri panggul.
  • Sakit tulang.
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
  • Pembengkakan kaki

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika terdapat dalam urine (bahkan jika muncul dan hilang), Anda harus mengunjungi dokter agar penyebabnya dapat diselidiki. Memiliki darah dalam urine tidak berarti Anda pasti menderita kanker kandung kemih. Ada penyebab lain yang lebih umum, termasuk:

  • Infeksi saluran kemih (ISK), seperti cystitis .
  • Infeksi ginjal.
  • Batu saluran kemih seperti batu ginjal.
  • Uretritis non-gonore.
  • Kelenjar prostat yang membesar.

Penyebab Kanker Kandung Kemih

Kanker kandung kemih mulai berkembang ketika sel-sel di kandung kemih mengalami perubahan (mutasi) pada DNA. Perubahan ini akan memberitahu sel untuk berkembang biak dengan cepat dan terus hidup ketika sel sehat akan mati.

Perlu diketahui, DNA sel yang berisi petunjuk yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. Sel-sel abnormal kemudian membentuk tumor yang dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh normal. Seiring waktu, sel-sel abnormal dapat pecah dan menyebar (bermetastasis) ke seluruh tubuh.

Faktor Risiko

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih, meliputi:

  • Merokok adalah satu-satunya faktor risiko terbesar untuk kanker kandung kemih. Hal ini karena tembakau mengandung bahan kimia penyebab kanker (karsinogenik).
  • Paparan bahan kimia industri tertentu merupakan faktor risiko tertinggi kedua.
  • Radioterapi untuk mengobati kanker sebelumnya di dekat kandung kemih, seperti kanker usus.
  • Pengobatan sebelumnya dengan obat kemoterapi tertentu, seperti siklofosfamid dan cisplatin.
  • Memiliki perawatan tertentu untuk diabetes tipe 2.
  • Memiliki tabung di kandung kemih (kateter yang menetap) untuk waktu yang lama, karena mengalami kerusakan saraf yang mengakibatkan kelumpuhan.
  • Infeksi saluran kemih (ISK) jangka panjang atau berulang.
  • Batu kandung kemih jangka panjang.
  • Infeksi yang tidak diobati yang disebut schistosomiasis (bilharzia) yang disebabkan parasit di air tawar.

Baca Juga: Kanker: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Diagnosis Kanker Kandung Kemih

Dokter dan tenaga medis biasanya akan melakukan serangkaian tes untuk mendiagnosis kondisi, di antaranya:

  • Urinalisis: Dokter menggunakan berbagai tes untuk menganalisis urine. Prosedur ini mungkin dilakukan untuk menyingkirkan infeksi.
  • Sitologi: Pemeriksaan sel di bawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda kanker.
  • Sistoskopi: Ini adalah tes utama untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis kanker kandung kemih. Untuk tes ini, dokter menggunakan tabung lampu seukuran pensil yang disebut sistoskop untuk melihat bagian dalam kandung kemih dan uretra. Dokter mungkin menggunakan pewarna fluoresen dan lampu biru khusus yang memudahkan melihat kanker di kandung kemih. Dokter juga dapat mengambil sampel jaringan saat melakukan tindakan ini.

Jika hasil ketiga tes ini menunjukkan pasien menderita kanker kandung kemih, dokter kemudian melakukan tes untuk mempelajari lebih lanjut tentang kanker tersebut, termasuk:

  • Reseksi transurethral tumor kandung kemih/transurethral resection of bladder tumor (TURBT): Dokter akan melakukan prosedur ini untuk mengangkat tumor kandung kemih sebagai tes tambahan. Prosedur TURBT juga bisa menjadi pengobatan, menghilangkan tumor kandung kemih sebelum tumor menyerang dinding otot kandung kemih. Tes ini adalah prosedur rawat jalan.
  • Magnetic resonance imaging (MRI): Tes pencitraan ini menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk mengambil gambar detail kandung kemih.
  • Computed tomography scan (CT scan): Dokter dapat melakukan tes ini untuk melihat apakah kanker telah menyebar di luar kandung kemih.
  • Rontgen dada: Tes ini memungkinkan dokter memeriksa tanda-tanda kanker kandung kemih yang telah menyebar ke paru-paru.
  • Pemindaian tulang: Seperti rontgen dada, pemindaian tulang untuk memeriksa tanda-tanda kanker kandung kemih telah menyebar ke tulang.

Baca Juga: Radioterapi: Tujuan, Jenis, Prosedur, dan Biaya

Jenis Kanker Kandung Kemih

Pada dasarnya, tempat di mana kanker dimulai menentukan jenis yang dialami. Dokter mungkin menggunakan informasi ini untuk menentukan perawatan yang paling cocok.

Beberapa jenis kanker kandung kemih, meliputi:

  • Karsinoma urotelial. Jenis ini sebelumnya disebut karsinoma sel transisional, terjadi pada sel yang melapisi bagian dalam kandung kemih. Sel urothelial mengembang saat kandung kemih penuh dan berkontraksi saat kandung kemih kosong.
  • Karsinoma sel skuamosa. Ini dikaitkan dengan iritasi kronis pada kandung kemih, misalnya dari infeksi atau penggunaan kateter urine jangka panjang.
  • Adenokarsinoma. Jenis ini dimulai pada sel yang membentuk kelenjar yang mengeluarkan lendir di kandung kemih. Adenokarsinoma kandung kemih tergolong sangat jarang.

Pengobatan Kanker Kandung Kemih

Pengobatan untuk kondisi ini bergantung pada sejumlah faktor, termasuk jenis kanker, tingkat kanker, dan stadium kanker, hingga kesehatan secara keseluruhan.

Berikut ini berbagai perawatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Pembedahan. Prosedur yang umum dilakukan untuk mengatasi kandung kemih ini bertujuan untuk mengangkat sel kanker.
  • Kemoterapi di kandung kemih (kemoterapi intravesika). Tindakan ini untuk mengobati kanker yang terbatas pada lapisan kandung kemih tetapi memiliki risiko tinggi untuk kambuh atau berlanjut ke stadium yang lebih tinggi.
  • Kemoterapi untuk seluruh tubuh (kemoterapi sistemik). Tindakan untuk meningkatkan kemungkinan penyembuhan pada pasien yang menjalani operasi pengangkatan kandung kemih, atau sebagai pengobatan utama ketika operasi bukan pilihan.
  • Terapi radiasi. Pengobatan ini untuk menghancurkan sel-sel kanker; sering kali sebagai pengobatan utama saat operasi bukanlah suatu pilihan atau tidak diinginkan.
  • Imunoterapi. Perawatan untuk memicu sistem kekebalan tubuh melawan sel kanker, baik di kandung kemih maupun di seluruh tubuh.
  • Terapi yang ditargetkan. Terapi untuk mengobati kanker stadium lanjut ketika pengobatan lain tidak membantu.

Pada beberapa kasus, kombinasi dari berbagai pengobatan di atas mungkin direkomendasikan oleh dokter sebagai bagian dari perawatan.

Komplikasi Kanker Kandung Kemih

Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebar ke organ terdekatnya. Sel kanker juga dapat menyerang kelenjar getah bening panggul dan menyebar ke hati, paru-paru, dan tulang.

Berikut ini kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi:

Baca Juga: Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Pencegahan Kanker Kandung Kemih

Meskipun belum ada cara yang pasti untuk membantu mencegah kanker kandung kemih, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mengurangi risikonya.

Berikut ini tips untuk membantu mengurangi risiko terkena kanker ini, meliputi:

  • Tidak merokok. Jika Anda seorang perokok, konsultasikan dengan dokter tentang rencana untuk membantu berhenti dari kebiasaan tersebut.
  • Berhati-hati di sekitar bahan kimia. Jika Anda bekerja dengan bahan kimia, ikuti semua petunjuk keselamatan untuk menghindari paparan bahan kima.
  • Konsumsi berbagai buah dan sayuran. Pilihlah diet yang kaya akan berbagai buah dan sayuran berwarna. Kandungan antioksidan yang ada dalam buah-buahan dan sayuran dapat membantu mengurangi risiko kanker.

 

  1. Anonim. 2022. Bladder cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bladder-cancer/symptoms-causes/syc-20356104 (Diakses pada 16 Februari 2023)
  2. Anonim. 2021. Bladder cancer. https://www.nhs.uk/conditions/bladder-cancer/ (Diakses pada 16 Februari 2023)
  3. Anonim. 2022. Bladder Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14326-Anonim. ladder-cancer (Diakses pada 16 Februari 2023)
  4. Gersten, Todd. 2022. Bladder cancer. https://medlineplus.gov/ency/article/000486.htm (Diakses pada 16 Februari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi