Terbit: 5 May 2020 | Diperbarui: 6 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Torsio testis adalah kondisi ketika testis berputar dan menghambat aliran darah ke skrotum. Berkurangnya aliran darah ini sebabkan nyeri dan pembengkakan yang tiba-tiba. Simak penjelasan selengkapnya dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini!

Torsio Testis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Apa itu Torsio Testis?

Torsio testis adalah kondisi di mana tali spermatika cord terpelintir dan menghambat aliran darah ke testis. Spermatika cord atau tali berfungsi untuk membawa darah ke testis.

Torsio testis biasanya membutuhkan operasi darurat. Namun jika dirawat dengan cepat, testis biasanya dapat pulih. Tetapi ketika aliran darah telah terputus terlalu lama, testis mungkin menjadi rusak sehingga harus dikeluarkan.

Torsio testis paling sering terjadi antara usia 12 dan 18 tahun, namun kondisi ini bisa terjadi pada usia berapapun.

Gejala Torsio Testis

Nyeri dan pembengkakan kantong zakar (skrotum) adalah gejala utamanya. Timbulnya rasa sakit bisa sangat tiba-tiba dan rasa sakitnya bisa parah. Pembengkakan mungkin terbatas hanya pada satu sisi atau dapat terjadi di seluruh skrotum.

Tanda dan gejala torsio testis lain yang bisa menyertai, antara lain:

  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah.
  • Pada perabaan, testis posisinya lebih tinggi dari testis sebelahnya yang normal.
  • Pembengkakan yang menyakitkan di satu sisi skrotum
  • Sering buang air kecil.
  • Demam.
  • Benjolan di testis.
  • Salah satu testis lebih tinggi di skrotum dibandingkan sebelahnya.
  • Kencing lebih banyak dari biasanya.

Anak laki-laki muda yang memiliki kondisi ini biasanya terbangun karena skrotum bisa sakit di tengah malam atau dini hari.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera ke dokter jika testis terasa nyeri tiba-tiba atau parah. Penanganan segera dapat mencegah kerusakan testis.  Anda juga perlu mencari bantuan medis jika Anda merasakan nyeri testis mendadak yang hilang tanpa perawatan. Hal ini dapat terjadi ketika testis berputar dan kemudian lepas sendiri (intermittent torsion and detorsion). Pembedahan sering diperlukan untuk mencegah masalah terjadi lagi.

Penyebab Torsio Testis

Hingga kini kondisi yang menyebabkan testis berputar belum diketahui dengan pasti. Pada beberapa kasus, seorang pria yang mengalami kondisi ini memiliki sifat bawaan yang memungkinkan testis berputar di dalam skrotum.

Kondisi bawaan ini sering kali memengaruhi kedua testis. Namun, tidak semua pria dengan sifat tersebut akan mengalami torsio testis.

Torsio testis dapat terjadi kapan saja, termasuk saat berdiri, tidur, berolahraga, atau duduk, dan tanpa pemicu yang jelas pada orang yang rentan.

Kondisi ini juga sering terjadi beberapa jam setelah aktivitas yang kuat, setelah cedera kecil pada testis, atau saat tidur. Suhu dingin atau pertumbuhan testis yang cepat selama masa pubertas mungkin juga berperan.

Faktor Risiko Torsio Testis

  • Usia. Torsio testis paling sering terjadi antara usia 12 dan 18 tahun.
  • Kondisi sebelumnya. Jika Anda memiliki nyeri testis yang hilang tanpa pengobatan, kemungkinan kondisi ini akan terjadi lagi. Semakin sering serangan rasa sakit, semakin tinggi risiko kerusakan testis.
  • Riwayat keluarga. Kondisi ini bisa terjadi jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat torsio testis.

Diagnosis Torsio Testis

Dokter akan bertanya pada Anda untuk memverifikasi apakah tanda dan gejala disebabkan oleh torsio testis atau sesuatu yang lain. Dokter sering mendiagnosis kondisi ini dengan pemeriksaan fisik torsio testis yaitu dengan memeriksa skrotum, testis, perut, dan selangkangan.

Selain itu, dokter juga bisa menguji refleks dengan menggosok ringan atau menjepit bagian dalam paha di sisi yang sakit. Biasanya, cara ini menyebabkan testis berkontraksi. Refleks ini mungkin tidak terjadi jika Anda memiliki torsio testis.

Kadang-kadang tes medis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis atau untuk membantu mengidentifikasi penyebab lain dari gejala yang muncul, antara lain:

  • Tes urine. Tes ini digunakan untuk memeriksa infeksi.
  • Ultrasonografi skrotum. Jenis USG ini digunakan untuk memeriksa aliran darah. Penurunan aliran darah ke testis merupakan tanda adanya gangguan.
  • Operasi. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menentukan apakah gejala disebabkan oleh kondisi lain.

Jika Anda merasa sakit selama beberapa jam dan pemeriksaan fisik menunjukkan gejala, Anda mungkin akan langsung ke operasi tanpa tes tambahan. Menunda pembedahan dapat menyebabkan hilangnya testis.

Baca Juga: Hernia: Jenis, Gejala, Penyebab, Mengobati

Pengobatan Torsio Testis

Torsio testis adalah kondisi yang membutuhkan pembedahan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin dapat mengurai testis dengan mendorong skrotum (manual detorsion).  Operasi diperlukan untuk mencegah kondisi ini terjadi lagi

Pembedahan biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Selama operasi, dokter akan membuat sayatan kecil di skrotum, melepaskan spermatic cord  (jika diperlukan), dan menjahit satu atau kedua testis ke bagian dalam skrotum.

Semakin cepat penanganan setelah testis terpilin, semakin besar peluangnya untuk diselamatkan. Setelah enam jam dari awal rasa sakit, kemungkinan membutuhkan pengangkatan testis sangat meningkat. Jika pengobatan ditunda lebih dari 12 jam dari awal rasa sakit, kemungkinan 75 persen membutuhkan pengangkatan testis.

Torsio Testis pada Bayi Baru Lahir dan Balita

Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa terjadi pada bayi yang baru lahir dan balita. Tandanya bisa terlihat dari testis yang keras, bengkak, atau warna yang lebih gelap. Ultrasonografi mungkin tidak mendeteksi berkurangnya aliran darah ke skrotum bayi, jadi pembedahan mungkin diperlukan untuk memastikan kondisi.

Perlu diketahui, perawatan yang dilakukan pada bayi masih kontroversial. Jika seorang anak laki-laki dilahirkan dengan tanda dan gejala torsio testis, mungkin sudah terlambat untuk operasi darurat karena ada risiko yang terkait dengan tindakan anestesi.

Akan tetapi, operasi darurat terkadang dapat menyelamatkan seluruh atau sebagian testis dan dapat mencegah torsio pada testis lainnya. Pengobatan saat masih bayi dapat mencegah masalah di masa depan yang terkait dengan produksi dan kesuburan hormon pria.

Baca Juga: Gangren: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Komplikasi Torsio Testis

Torsio testis adalah keadaan darurat yang membutuhkan perawatan segera. Ketika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat mengakibatkan komplikasi yang parah. Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi, di antaranya:

1. Infeksi

Jika jaringan testis yang mati atau rusak parah tidak diangkat, gangrene dapat terjadi. Gangrene adalah infeksi yang berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh dan menyebabkan syok.

2. Infertilitas

Jika kerusakan terjadi pada kedua testis, infertilitas akan terjadi. Namun, jika Anda kehilangan satu testis, kesuburan Anda tidak akan terpengaruh.

3. Perubahan Bentuk

Hilangnya satu testis dapat menciptakan kelainan bentuk yang dapat mengganggu rasa percaya diri. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memasukkan prostesis testis.

4. Atrofi

Kondisi ini menyebabkan ukuran testis menyusut secara signifikan. Testis yang mengalami atrofi tidak dapat memproduksi sperma.

5. Testis Rusak

Jika dibiarkan tidak mendapatkan penanganan lebih dari beberapa jam, testis dapat rusak, sehingga perlu dilepaskan. Kondisi testis terbilang aman jika ditangani empat hingga enam jam setelah muncul rasa sakit.

Setelah 12 jam, ada kemungkinan 50 persen untuk menyelamatkan testis. Setelah 24 jam, kemungkinan untuk menyelamatkan testis turun menjadi 10 persen.

Pencegahan Torsio Testis

Memiliki testis yang dapat berputar atau bergerak maju mundur dengan bebas di skrotum adalah sifat bawaan. terdapat pria yang memiliki kondisi ini sementara yang lainnya tidak.

Satu-satunya cara untuk mencegah kondisi bawaan ini adalah melalui operasi  jika memang pernah mengalami hal ini sebelumnya, yaitu menempelkan kedua testis ke bagian dalam skrotum sehingga keduanya tidak dapat berputar bebas.

Demikian ulasan lengkap terkait torsio testis yang bisa terjadi pada pria. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2022. Testicular torsion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/testicular-torsion/symptoms-causes/syc-20378270. (Diakses pada 5 Maret 2020).
  2. Newman, Tim. 2018. What is testicular torsion?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/190514. (Diakses pada 5 Maret 2020).
  3. Roth, Erica. 2019. Testicular Torsion. https://www.healthline.com/health/testicular-torsion#causes. (Diakses pada 5 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi