Terbit: 28 April 2022 | Diperbarui: 9 May 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sering mengalami nyeri atau sensasi terbakar pada area tubuh tertentu, seperti pada telapak tangan atau jari? Waspadai kemungkinan acquired polineuropati, apalagi jika Anda menderita diabetes atau kanker. Kenali lebih jauh mengenai penyakit yang menyerang saraf ini dalam ulasan berikut!

Acquired Polineuropati: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Faktor Risiko, dan Pengobatan

Apa Itu Acquired Polineuropati?

Acquired polineuropati adalah penyakit atau gangguan yang menimpa beberapa saraf tepi (perifer) secara bersamaan yang didapati di tubuh seseorang (acquired) tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini termasuk gangguan yang paling sering terjadi.

Perlu diketahui, saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Sementara itu, pada polineuropati, yang diserang adalah saraf tepi, yaitu persarafan motorik dan sensorik yang ada di anggota tubuh selain saraf pusat.

Penyebab gangguan saraf ini adalah kemungkinan adanya penyakit tertentu yang belum diketahui. Orang dengan diabetes atau kanker juga dapat mengalami polineuropati, namun pada orang diabetes disebut dengan polineuropati diabetikum.

Gejala Acquired Polineuropati

Gejala yang dapat muncul akibat acquired polineuropati bergantung pada penyebab dan lokasi titik saraf yang terkena. Namun, secara umum gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Gangguan menggerakan bola mata.
  • Kebas atau rasa sakit pada jari-jari, tangan, lengan, telapak kaki, betis, dan paha.
  • Muncul sensasi seperti terbakar, tersengat, dan dingin, atau sensasi lain seperti gatal.
  • Gangguan pada gerakan (bila menyerang saraf motorik) dan gangguan indra (jika terjadi pada saraf sensorik).
  • Kelemahan pada kaki.

Baca Juga10 Macam Penyakit Saraf dan Gejalanya yang Perlu Anda Kenali

Apa Saja Penyebabnya?

Seperti pengertian dari  acquired, maka penyakit ini ada pada tubuh seseorang tanpa sebab yang diketahui sebelumnya. Namun, seiring pemeriksaan lebih lanjut, dapat ditemukan ada sejumlah penyebab acquired polineuropati.

Kondisi ini paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Selain itu, penyakit yang dapat memicu gangguan pada saraf ini, antara lain:

  • Kanker.
  • Penyakit autoimun.
  • Hipotiroidisme.
  • Gagal ginjal.
  • Kekurangan vitamin B12.
  • Penyakit autoimun, seperti sindrom Sjogren.
  • HIV/AIDS.
  • Penyakit infeksi, misalnya infeksi streptococcus B.

Faktor Risiko yang Harus Diwaspadai

Risiko Anda mengalami acquired polineuropati akan meningkat apabila Anda mengalami kondisi berikut:

  • Diabetes melitus.
  • Penyakit autoimun.
  • Gangguan ginjal atau hati.
  • Sedang menjalani kemoterapi.
  • Ketergantungan alkohol.
  • Hipotiroidisme.
  • Kekurangan vitamin B12.
  • Infeksi, seperti penyakit Lyme.

Baca JugaPenyakit Saraf Motorik: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Diagnosis Penyakit

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk di antaranya pengecekan riwayat medis dan pemeriksaan klinis (pemeriksaan fisik).

Diagnosis juga akan melibatkan pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar vitamin B12 dalam tubuh. Selain itu, terdapat sejumlah pemeriksaan penunjang lainnya, yaitu:

  • Electrical and Mechanical Contracting (EMG).
  • Penelitian konduksi saraf (NCS).
  • Pemeriksaan cairan serebrospinal (Lumbar puncture).
  • Biopsi kulit.
  • Pemeriksaan indra.

Pengobatan Acquired Polineuropati

Penanganan pasien dengan acquired polineuropati harus diberikan segera setelah diagnosis untuk efektivitas terapi.

1. Pengobatan Medis

Secara umum, pengobatan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan mengobati penyebabnya.

Sebagai contoh dua penyebab tersering dari penyakit ini, yakni kanker dan diabetes. Maka, pengobatannya adalah sebagai berikut:

  • Kanker

Apabila kanker merupakan pemicu acquired polineuropati, maka pengobatan mungkin melibatkan tindakan pembedahan. Dokter akan melakukan pengangkatan sel atau tumor.

Selain itu, pasien kanker juga akan melakukan kemoterapi. Perawatan ini akan membantu menghilangkan tumor atau sel kanker penyebab stres atau tekanan pada saraf Anda.

  • Diabetes

Diabetes adalah salah satu penyebab dari gangguan saraf ini. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mengendalikan diabetes Anda.

Dokter kemungkinan akan menyarankan perawatan yang mampu membantu Anda mengendalikan kadar gula di dalam darah. Perawatan tersebut dapat berupa obat oral (konsumsi) ataupun injeksi.

2. Perubahan gaya hidup

Selain mengobati penyebab, cara mengurangi gejala acquired polineuropati bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup. Adapun langkah sederhana yang bisa Anda lakukan, yaitu mengurangi konsumsi kafein dan alkohol.

Selain itu, Anda juga sebaiknya melakukan berbagai aktivitas fisik, mengikuti anjuran dari dokter, mengunjungi dokter secara rutin guna memantau kondisi, dan mempelajari lebih banyak tentang penyakit yang Anda derita.

Baca Juga12 Penyebab Telapak Tangan dan Kaki Panas, Pengobatan hingga Penyakit!

Efek Samping Pengobatan

Efek samping akibat pengobatan tergantung dari terapi yang dijalani oleh pasien. Sementara itu, terapi dilakukan berdasarkan penyebab terjadinya gangguan.

Sebagai contoh, penyebab acquired polineuropati adalah kanker. Maka, kemoterapi menjadi salah satu perawatan yang dijalani. Nah, efek dari perawatan ini, yaitu rambut rontok, rentan memar, dan lain-lain.

Namun demikian, sebagian besar efek dari kemoterapi dapat dicegah dan diobati. Selain itu, efek juga dapat mereda setelah perawatan selesai berakhir.

Demikian penjelasan seputar acquired polineuropati yang sebaiknya Anda ketahui. Jika Anda merasa memiliki faktor risiko kondisi ini dan mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

 

  1. Anonim. About Peripheral Nerves. https://health.ucsd.edu/specialties/neuro/specialty-programs/peripheral-nerve-disorders/pages/about-peripheral-nerves.aspx. (Diakses 28 April 2022).
  2. Anonim. Chemotherapy. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/chemotherapy/about/pac-20385033#. (Diakses 28 April 2022).
  3. Jewell, Tim. 2017. What Is Polyneuropathy? https://www.healthline.com/health/polyneuropathy#. (Diakses 28 April 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi