Terbit: 6 January 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Semua elemen tubuh tidak lepas dari ancaman penyakit, termasuk saraf motorik. Adanya gangguan pada saraf motorik tentu tidak bisa dibiarkan karena dampaknya bisa sangat negatif. Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatan dan pencegahannya.

Penyakit Saraf Motorik: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Penyakit Saraf Motorik?

Penyakit saraf motorik adalah istilah untuk mendefinisikan sejumlah macam gangguan medis yang menyerang saraf motorik. Gangguan tersebut menyebabkan saraf motorik mengalami kerusakan. Saraf motorik sendiri merupakan jenis saraf yang berperan dalam mengontrol otot-otot tubuh untuk melakukan berbagai macam aktivitas seperti:

  • Berbicara
  • Menelan
  • Bernapas
  • Berjalan

Penyakit saraf motorik atau motor neuron diseases (MND) dapat muncul pada semua usia, tetapi gejalanya biasanya muncul setelah usia 40 tahun. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria ketimbang wanita.

Jenis MND yang paling umum, yakni amyotrophic lateral sclerosis (ALS), dilaporkan oleh ALS Association menyerang hingga 30 ribu orang Amerika pada waktu tertentu, dengan lebih dari 5.600 diagnosis setiap tahunnya.

Beberapa tokoh terkenal yang diketahui menderita ALS antara fisikawan asal Inggris yakni Stephen Hawking. Hawking hidup dengan ALS selama beberapa dekade sebelum akhirnya meninggal dunia pada Maret 2018. Gitaris virtuoso yang menjadi legenda genre musik neo-classical metal yakni Jason Becker adalah contoh lain dari seseorang yang telah hidup dengan ALS selama bertahun-tahun.

Jenis-Jenis Penyakit Saraf Motorik

Ada beberapa jenis penyakit saraf motorik. Dokter mengklasifikasikannya berdasarkan apakah penyakit bersifat turun-temurun atau tidak, dan neuron motorik mana yang mengalami kerusakan.

Berikut adalah jenis-jenis penyakit saraf motorik yang perlu Anda ketahui:

  • Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), adalah jenis yang paling umum. Penyakit ini terjadi pada neuron motorik atas dan bawah (neuron di otak dan sumsum tulang belakang). Ini berdampak pada terganggunya kinerja otot lengan, kaki, mulut, dan sistem pernapasan. Seseorang dengan ALS akan hidup rata-rata 3-5 tahun. Akan tetapi, dengan perawatan suportif, beberapa orang hidup 10 tahun atau lebih.
  • Sklerosis lateral primer, adalah jenis yang menyerang neuron di otak. Ini adalah bentuk MND langka yang berkembang lebih lambat dari ALS. Sklerosis lateral primer tidak fatal, tetapi dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Sklerosis lateral primer dapat menyerang remaja dan anak-anak.
  • Progressive bulbar palsy (PBP), adalah jenis yang melibatkan batang otak. Penderita ALS juga sering mengalami PBP. Kondisi tersebut menyebabkan sering tersedak, kesulitan berbicara, makan, dan menelan.
  • Atrofi otot progresif  atau progressive muscular atrophy (PMA), adalah kondisi langka yang memengaruhi neuron motorik bawah di sumsum tulang belakang. Ini menyebabkan pengecilan otot yang lambat tetapi progresif, terutama di lengan, kaki, dan mulut.
  • Atrofi otot tulang belakang atau spinal muscular atrophy (SMA), adalah penyakit saraf motorik bawaan yang menyerang anak-anak. Ada tiga jenis, semuanya disebabkan oleh perubahan genetik yang dikenal sebagai SMA1. Ini cenderung mempengaruhi batang tubuh, kaki, dan lengan. Prospek jangka panjang tergantung pada jenisnya.

Jenis penyakit saraf motorik yang berbeda memiliki gejala yang sama, tetapi berkembang dengan kecepatan yang berbeda dan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

 

Ciri dan Gejala Penyakit Saraf Motorik

Ciri dan gejala penyakit saraf motorik terbagi menjadi 3 (tiga) tingkatan yakni awal, menengah, dan lanjutan.

1. Gejala Awal (Early Stage Symptoms)

Pada tahap awal, gejala berkembang perlahan dan bisa menyerupai kondisi lain. Gejala akan tergantung pada jenis MND yang dimiliki seseorang dan bagian tubuh mana yang terdampak.

Gejala khas dimulai di salah satu area berikut:

  • Lengan dan kaki
  • Mulut
  • Sistem pernapasan

Gejala yang muncul termasuk:

  • Cengkeraman yang melemah, yang membuatnya sulit untuk mengambil dan memegang barang
  • Kelelahan
  • Nyeri otot, kram, dan kedutan
  • Cadel
  • Lengan dan tungkai melemah
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Respons emosional yang tidak pantas, seperti tertawa atau menangis
  • Penurunan berat badan karena otot kehilangan massanya

 2. Gejala Menengah (Middle Stage Symptoms)

Seiring perkembangan kondisi, gejala awal tetap ada dan menjadi lebih parah. Gejala lainnya yang dialami ketika MND sudah masuk dalam tingkat keparahan menengah adalah sebagai berikut:

  • Penyusutan otot
  • Kesulitan bergerak
  • Nyeri sendi
  • Meneteskan air liur karena masalah menelan
  • Menguap yang tidak terkendali, yang dapat menyebabkan nyeri rahang
  • Perubahan kepribadian dan keadaan emosional
  • Sulit bernapas

Studi menunjukkan bahwa hingga 50 persen orang dengan ALS mungkin mengalami penurunan fungsi otak, termasuk masalah memori dan bahasa. Sekitar 12-15 persen penderita ALS mungkin mengalami demensia. Beberapa orang juga mengalami insomnia, kecemasan, dan depresi.

3. Gejala Lanjutan (Advanced Stage Symptoms)

Pada akhirnya, penderita penyakit ini akan membutuhkan bantuan untuk bergerak, makan, atau bernapas, dan kondisi tersebut dapat mengancam jiwa. Masalah pernapasan pun menjadi penyebab kematian paling umum.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit saraf motorik ini.

Penyebab Penyakit Saraf Motorik

Saraf motorik menginstruksikan otot untuk bergerak dengan mengirimkan sinyal dari otak. Mereka berperan dalam gerakan sadar dan otomatis, seperti menelan dan bernapas. Para ahli percaya bahwa sekitar 10 persen MND adalah keturunan. Sementara lainnya terjadi secara acak.

Akan tetapi, penyebab pasti dari penyakit ini masih tidak jelas. National Institute of Neurological Diseases and Stroke (NINDS) mencatat bahwa faktor genetik, toksik, virus, dan lingkungan lainnya mungkin berperan.

Faktor Risiko Penyakit Saraf Motorik

MND dapat terjadi pada orang dewasa atau anak-anak, tergantung pada jenisnya. Ini lebih mungkin terjadi pada pria ketimbang wanita dan biasanya muncul setelah usia 40 tahun.

Berbagai jenis mungkin memiliki faktor risiko yang berbeda. Atrofi otot tulang belakang selalu turun-temurun, tetapi ini tidak berlaku untuk semua bentuk MND. Menurut NINDS, sekitar 10 persen kasus ALS di Amerika Serikat adalah keturunan. Kemungkinan besar muncul pada usia 55-75 tahun.

Mereka juga mencatat bahwa veteran tampaknya memiliki peluang 1,5-2 kali lebih tinggi untuk mengembangkan ALS daripada nonveteran. Ini mungkin menunjukkan bahwa paparan racun tertentu meningkatkan risiko terkena ALS.

Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa pesepakbola memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat ALS, penyakit Alzheimer, dan penyakit neurodegeneratif lainnya, dibandingkan dengan orang lain. Para ahli berpikir bahwa ini bisa mengindikasikan adanya hubungan dengan trauma kepala berulang.

Diagnosis Penyakit Saraf Motorik

Dokter sering kali kesulitan mendiagnosis MND pada tahap awal karena dapat menyerupai kondisi lain, seperti multiple sclerosis (MS).

Jika dokter mencurigai seseorang menderita MND, mereka akan merujuknya ke ahli saraf. Dokter spesialis saraf kemudian akan mencari tahu riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan menyeluruh, dan mungkin menyarankan tes lain, seperti:

  • Tes darah dan urine: Ini dapat membantu dokter mengesampingkan kondisi lain dan mendeteksi peningkatan kreatinin kinase, zat yang diproduksi otot saat rusak.
  • Pemindaian otak MRI: MRI tidak dapat mendeteksi MND, tetapi dapat membantu menyingkirkan kondisi lain, seperti stroke, tumor otak, atau struktur otak yang tidak biasa.
  • Elektromiografi (EMG) dan studi konduksi saraf (NCS): EMG menguji jumlah aktivitas listrik di dalam otot, sedangkan NCS menguji kecepatan listrik bergerak melalui otot.
  • Keran tulang belakang atau tusukan lumbal: Dokter akan mencari perubahan pada cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Ini dapat membantu mengesampingkan kondisi lain.
  • Biopsi otot: Ini dapat membantu mendeteksi atau menyingkirkan penyakit otot.

Biasanya dokter akan memantau individu tersebut selama beberapa waktu setelah pemeriksaan sebelum memastikan bahwa ia menderita penyakit saraf motorik.

Pengobatan Penyakit Saraf Motorik

Tidak ada obat untuk benar-benar menyembuhan penyakit saraf motorik, tetapi pengobatan dapat memperlambat perkembangan dan memperbaiki kualitas hidup individu yang mengalaminya. Teknik pengobatan meliputi penggunaan perangkat pendukung dan terapi fisik.

Pilihan metode pengobatan akan bergantung pada faktor-faktor seperti:

  • Jenis MND yang dimiliki seseorang
  • Tingkat keparahan gejala
  • Pilihan pribadi
  • Ketersediaan dan keterjangkauan obat

1. Memperlambat Perkembangan Penyakit

Obat-obatan tampaknya efektif untuk memperlambat perkembangan beberapa jenis penyakit saraf motorik. Misalnya, Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui radicava (Edaravone) untuk pengobatan ALS, lalu Spinraza dan Zolgensma untuk mengobati Atrofi otot tulang belakang.

2. Kram dan Kekakuan otot

Sementara itu untuk mengatasi gejala kram dan otot kaku, dokter mungkin akan memberikan suntikan botulinum toksin (Botox). Botox memblokir sinyal dari otak ke otot yang kaku selama sekitar 3 bulan.

Baclofen, pelemas otot, dapat membantu meredakan kekakuan otot, kejang, dan menguap. Dokter dapat menanamkan pompa kecil di luar tubuh melalui pembedahan untuk memberikan dosis reguler ke ruang di sekitar sumsum tulang belakang, dari mana ia dapat mencapai sistem saraf. Beberapa orang mungkin menemukan terapi fisik membantu meringankan kram dan kekakuan.

3. Pereda Sakit

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, akan membantu meredakan nyeri ringan hingga sedang akibat kram otot sebagai kejang. Dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat untuk nyeri sendi dan otot yang parah pada tahap lanjut.

4. Pilihan Lain

Skopolamin, yang dipakai sebagai penutup, dapat membantu mengatasi air liur. Sementara itu, antidepresan dapat mengatasi gangguan emosional yang oleh dokter disebut labilitas emosional.

5. Alat Bantu dan Terapi

Pada waktunya, seseorang mungkin membutuhkan perangkat khusus untuk:

  • Bergerak
  • Berkomunikasi dengan orang lain
  • Makan dan menelan
  • Bernapas

Terapi wicara dan bahasa dapat membantu melatih komunikasi dan menelan. Terapi fisik dan okupasi dapat membantu menjaga mobilitas dan fungsi serta mendorong orang untuk menemukan cara baru untuk melakukan tugas tertentu.

 

  1. Anonim. Motor neurone disease. https://www.nhs.uk/conditions/motor-neurone-disease/ (accessed on 6 January 2021)
  2. Anonim. Motor neurone disease (MND). https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/motor-neurone-disease (accessed on 6 January 2021)
  3. Brazier, Y. 2019. What is motor neuron disease? https://www.medicalnewstoday.com/articles/164342#diagnosis (accessed on 6 January 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi