Kanker tulang belakang muncul ketika sel di jaringan tulang belakang mengalami mutasi DNA. Meskipun jarang ditemukan kasusnya, akan tetapi penyakit ini tetap perlu diwaspadai kemunculannya. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala hingga cara mengobatinya di bawah ini.
Apa itu Kanker Tulang Belakang?
Kanker tulang belakang merupakan suatu penyakit yang muncul ketika terjadi pertumbuhan sel tidak normal di tulang belakang. Sel ini akan tumbuh secara tidak terkontrol dan membentuk suatu massa atau yang dikenal juga dengan tumor.
Tumor yang tumbuh pada tulang belakang sebenarnya bisa bersifat jinak atau tidak menyebar ke organ tubuh lain, tetapi bisa juga bersifat ganas atau dapat menyebar ke organ tubuh lain. Tumor ganas ini yang biasa disebut dengan kanker.
Kanker tulang belakang juga bisa disebabkan oleh penyebaran sel kanker dari organ tubuh lain dan menyebar ke tulang belakang. Sel kanker ini bisa berasal dari kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker prostat.
Sel yang tidak normal dapat muncul pertama kali pada bagian manapun di sepanjang tulang belakang. Sel ini mungkin saja tumbuh di area tulang rawan yang membentuk tulang belakang, pembuluh darah, saraf tepi, sumsum tulang belakang, cakram tulang belakang, dan area tulang rawan.
Seberapa Umum Kanker Tulang Belakang Terjadi?
Jenis kanker ini memiliki jumlah kasus yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kanker payudara atau kanker paru-paru. Kanker tulang belakang dapat terjadi akibat penyebaran dari sel kanker pada area tubuh lain.
Meskipun cukup jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan siapa saja dapat terkena penyakit ini karena faktor-faktor risiko yang dimiliki.
Baca Juga: Kanker Tulang: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Gejala Kanker Tulang Belakang
Gejala yang terjadi umumnya tergantung lokasi pertumbuhan tumor. Beberapa gejala yang bisa dirasakan, antara lain:
- Sakit pinggang.
- Sakit leher.
- Kesulitan berjalan.
- Kesemutan, kebas, atau lemas di kedua kaki atau tangan.
- Kehilangan kontrol buang air kecil dan buang air besar.
- Sulit menjaga keseimbangan.
Sakit leher dan sakit pinggang merupakan gejala yang paling umum dirasakan—tidak peduli lokasi tumornya. Sakit yang dirasakan umumnya bertambah parah pada malam hari dan akan membaik ketika beraktivitas pada siang hari.
Gejala yang bertambah parah dapat menjadi indikasi tumor sudah memengaruhi saraf dalam tulang belakang.
Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?
Pada banyak kasus, sakit pinggang bukan disebabkan oleh tumor. Namun, diagnosis dan pengobatan sedini mungkin dapat meningkatkan peluang kesembuhan dari kanker tulang belakang.
Oleh sebab itu, penting untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter, apabila:
- Sakit pinggang tidak kunjung hilang dan bertambah parah.
- Sakit pinggang yang dirasakan tidak berhubungan dengan aktivitas fisik, muncul secara tiba-tiba.
- Sakit yang dirasakan bertambah parah pada malam hari.
- Anda memiliki riwayat kanker dan tiba-tiba mengalami sakit pinggang.
- Mengalami gejala kanker, seperti muntah, mual, atau pusing.
Penyebab Kanker Tulang Belakang
Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun beberapa pakar menduga bahwa kondisi genetik, seperti gangguan autoimun dapat memengaruhi pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, paparan terhadap zat karsinogenik secara terus menerus dapat memengaruhi pertumbuhan kanker tulang belakang.
Sementara itu, kanker tulang belakang sekunder merupakan kanker tulang belakang yang muncul akibat penyebaran sel kanker dari organ tubuh lain. Kebanyakan kasus kanker tulang belakang termasuk ke dalam jenis ini.
Kanker tulang belakang sekunder dapat disebabkan oleh sel kanker yang masuk ke peredaran daran atau sistem limfatik dan kemudian terbawa ke tulang belakang.
Faktor Risiko
Kanker tulang belakang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Riwayat kanker. Seseorang yang mengalami kanker payudara, kanker paru-paru, kanker prostat, dan multiple myeloma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyebaran sel kanker ke tulang belakang.
- Masalah sistem imun. Seseorang yang mengalami autoimun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker tulang belakang.
- Neurofibromatosis 2. Tipe kelainan genetika yang dapat menyebabkan pertumbuhan tumor dalam telinga dan menyebabkan kehilangan pendengaran.
- Von Hippel-Lindau syndrome. Terjadi masalah pada sistem tubuh sehingga muncul tumor di pembuluh darah. Tidak menutup kemungkinan tumor muncul dalam tulang belakang atau otak.
- Menjalani radioterapi. Pasien kanker yang pernah menjalani terapi radiasi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker tulang belakang.
- Paparan zat kimia tertentu. Zat kimia ada yang bersifat karsinogenik, sehingga semakin sering terpapar maka risiko kanker juga akan meningkat.
Baca Juga: 5 Vitamin untuk Tulang dan Otot yang Mencegah Osteoporosis
Diagnosis Kanker Tulang Belakang
Sebelum menegakkan diagnosis, dokter perlu melakukan pemeriksaan untuk melihat ada atau tidaknya pertumbuhan sel kanker di tulang belakang. Beberapa pemeriksaan yang mungkin disarankan dokter, di antaranya:
1. Tes Pencitraan
Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan rontgen dengan sinar x pada pasien yang menderita kanker dan mengalami sakit pinggang tiba-tiba. Langkah ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya sel kanker yang menyebar ke tulang belakang.
Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan untuk melakukan MRI atau CT Scan untuk melihat sumsum tulang, saraf, dan kondisi di sekitar tulang belakang.
2. Biopsi
Prosedur biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari tumor untuk membantu menentukan jenis tumor jinak atau ganas. Sampel jaringan kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti pertumbuhan dan penyebarannya.
Langkah ini dapat membantu dokter menentukan rencana pengobatan terbaik untuk pasien.
3. Scan Tulang
Pemeriksaan ini melibatkan radioaktif dalam jumlah yang sangat kecil untuk membuat tulang terlihat lebih jelas. Radioaktif akan membantu deteksi area tidak normal pada tulang belakang. Material radioaktif akan dimasukkan ke tubuh lewat pembuluh darah.
4. Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk melihat jumlah substansi yang tidak normal dalam darah, seperti kalsium dan alkalin fosfat. Tubuh akan melepaskan substansi ini ketika jaringan tulang rusak (dapat timbul karena kanker).
Jenis Kanker Tulang Belakang
Berikut adalah beberapa jenis kanker yang mungkin muncul pada area tulang di sepanjang punggung, yaitu:
- Limfoma. Kanker yang berasal dari sistem limfatik, yaitu sistem yang mengatur kekebalan tubuh. Kanker jenis ini dapat muncul pertama kali di tulang belakang, tetapi lebih sering terjadi akibat penyebaran dari organ tubuh lain.
- Chordoma. Tumor ganas yang dapat muncul pada bagian sumsum tulang. Sel kanker umumnya ditemukan di tulang belakang bagian bawah dan tulang ekor.
- Sarkoma ewing. Kanker ini menyerang tulang dan jaringan lunak di sekitarnya.
- Multiple myeloma. Kanker yang menyerang sel plasma dalam darah, tetapi bisa juga menyerang sumsum tulang dan lapisan luar tulang.
- Chondrosarcoma. Tumor yang muncul dari sel tulang rawan.
- Osteosarcoma. Kanker tulang yang dapat menyerang tulang paha dan tulang kering, bisa menyebar ke tulang belakang.
Stadium Kanker Tulang Belakang
Stadium kanker tulang belakang tidak mengikuti standar dari pengelompokan stadium kanker. Berikut adalah sistem pengelompokannya:
- Stadium I. Tumor tumbuh secara perlahan dan bersifat jinak, sehingga mudah untuk ditangani dengan metode operasi.
- Stadium II. Tumor tumbuh secara perlahan dan mengandung beberapa sel tidak normal yang dapat menyebar ke jaringan terdekat.
- Stadium III. Tumor ganas yang tumbuh cepat dan akan menyebar ke sel dan jaringan terdekat.
- Stadium IV. Tumor ganas, tumbuh cepat, dan menyebar dengan cepat.
Sementara dokter akan mengelompokkan tumor sekunder berdasarkan asal sel kanker. Sebagai contoh, sel kanker tulang belakang yang ditemukan di tulang belakang dapat mengindikasikan kanker payudara stadium IV.
Baca Juga: Mengenal Anatomi Tulang Panggul Manusia dan Gangguan yang Dapat Terjadi
Pengobatan Kanker Tulang Belakang
Beberapa pilihan pengobatan untuk kanker tulang belakang, di antaranya:
1. Pengamatan
Beberapa tumor bisa saja terdeteksi sebelum menyebabkan gejala. Jika tumor memiliki ukuran kecil, bersifat jinak, dan tidak tumbuh atau menekan jaringan di sekitarnya, maka dokter akan mengamatinya secara berkala,
Langkah ini banyak diambil jika pasien berusia tua sehingga memiliki risiko tinggi untuk menjalani operasi atau radioterapi.
2. Operasi
Jika tumor memang memungkinkan untuk diangkat, maka dokter akan mengangkatnya dengan metode operasi.
Operasi ini termasuk sulit karena dokter perlu terus memerhatikan fungsi sumsum tulang belakang dan saraf penting lain agar tidak rusak selama operasi berlangsung.
Prosedur juga umumnya akan dikombinasikan dengan radioterapi, kemoterapi, atau keduanya.
3. Radioterapi
Pengobatan ini digunakan untuk menghilangkan sisa tumor yang tidak mampu diangkat selama operasi. Selain itu radioterapi juga bisa menjadi langkah pengobatan awal untuk kanker tulang belakang ketika operasi terlalu berisiko.
Pengobatan ini dilakukan menggunakan radiasi dengan dosis tertentu dengan tujuan menghancurkan sel tumor pada tulang belakang. Pengobatan ini juga akan disesuaikan sehingga kerusakan jaringan di sekitar tumor dapat ditekan seminimal mungkin.
4. Stereotactic Radiosurgery (SRS)
Pengobatan ini menggunakan komputer untuk membuat sinar radiasi fokus kepada tumor, sehingga hasilnya lebih akurat.
SRS memiliki batasan, yaitu tidak dapat mengobati semua jenis dan ukuran tumor. Selain itu, risiko yang dapat terjadi pada pengobatan jenis ini adalah adanya patah tulang belakang.
5. Kemoterapi
Kemoterapi banyak digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker. Pengobatan ini menggunakan obat untuk menghancurkan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
Efek samping yang dapat dirasakan oleh pasien yang menjalani kemoterapi, antara lain kelelahan, mual, muntah, rambut rontok, dan meningkatnya risiko infeksi.
6. Obat Lain
Operasi, radioterapi, dan tumor dapat menyebabkan peradangan dalam sumsum tulang belakang, sehingga dokter mungkin akan memberikan obat dengan kandungan kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan.
Perlu diketahui bahwa obat golongan kortikosteroid dapat menyebabkan efek samping serius sehingga umumnya hanya diberikan untuk jangka waktu singkat.
7. Pengobatan Mandiri
Pengobatan di rumah akan disesuaikan dengan jenis pengobatan yang dijalani di rumah sakit. Jika pasien menjalani operasi, maka diperlukan istirahat total, mengikuti latihan fisik yang disarankan, serta mengikuti pola makan yang juga disarankan.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan Anda untuk mengikuti konseling untuk menjaga kesehatan mental. Menjaga kestabilan mental selama pengobatan kanker penting dilakukan karena memengaruhi tingkat kesembuhan.
Baca Juga: Mengenali Berbagai Jenis Pengobatan Kanker Tulang
Komplikasi Kanker Tulang Belakang
Tumor yang tumbuh di tulang belakang—baik bersifat jinak maupun ganas—dapat menekan saraf tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada bagian di bawah lokasi tumor, seperti masalah buang air kecil dan buang air besar. Selain itu, mungkin juga terjadi kerusakan saraf permanen.
Tumor yang muncul di tulang belakang dapat merusak tulang belakang dan membuatnya menjadi tidak stabil, sehingga risiko patah tulang juga akan meningkat. Cedera sumsum tulang belakang juga tidak dapat dihindarkan.
Namun, jika dideteksi dan ditangani sedini mungkin, risiko penurunan kualitas hidup ini dapat diturunkan.
Tumor juga memiliki risiko menekan sumsum tulang sehingga mengancam nyawa. Namun, kondisi ini terjadi tergantung lokasi tumor.
Pencegahan Kanker Tulang Belakang
Hingga saat ini, belum diketahui cara yang efektif untuk mencegah pertumbuhan tumor atau kanker. Selain itu, penyebab kondisi ini juga belum diketahui secara pasti.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker tulang belakang adalah menjaga kesehatan tulang, menjalani pola hidup sehat, dan menghindari paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik.
- Anonim. 2022. Spinal Tumors. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17500-spinal-tumors. (Diakses pada 17 Maret 2023).
- Anonim. 2020. Vertebral Tumor. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vertebral-tumor/symptoms-causes/syc-20350123. (Diakses pada 17 Maret 2023).
- Anonim. Spinal Cancer and Spinal Tumors. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/spinal-cancer-and-spinal-tumors. (Diakses pada 17 Maret 2023).
- Fletcher, Jenna. 2022. What To Know About Spinal Cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/spinal-cancer. (Diakses pada 17 Maret 2023).
- Markman, Maurie. 2022. Spinal Cancer. https://www.cancercenter.com/cancer-types/spinal-cancer. (Diakses pada 17 Maret 2023).