Terbit: 27 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Mata malas atau amblyopia adalah gangguan penglihatan di mana salah satu mata anak mengalami penurunan daya lihat. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga pengobatannya di bawah ini.

Mata Malas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Amblyopia?

Amblyopia adalah penurunan daya penglihatan pada satu atau bahkan kedua mata mata akibat perkembangan visual yang abnormal sejak awal kelahiran. Satu mata yang abnormal biasanya terlikat seperti juling.

Mata malas dapat membuat otak anak hanya menerjemahkan penglihatan dari mata yang baik dan mengabaikan penglihatan dari mata yang mengalami penurunan fungsi.

Mata malas biasanya terjadi sejak lahir hingga usia 7 tahun. Kondisi ini merupakan penyebab utama penurunan penglihatan pada anak. Kondisi ini jarang terjadi pada kedua mata.

Meski sering dikaitkan dengan mata juling, penting untuk diketahui bahwa mata malas adalah kondisi yang berbeda dari mata juling. Namun, mata juling dapat memicu terjadinya mata malas, apabila mata yang juling jarang digunakan dibanding mata yang sehat.

Gejala Mata Malas

Anak dengan amblyopia tidak akan bisa fokus dengan satu matanya. Dalam sebagian besar kasus, otak dan mata yang lebih kuat dapat menutupi kekurangan dengan sangat baik sehingga anak tidak menyadari bahwa ia memiliki masalah pada matanya.

Berikut ini adalah gejala yang bisa Anda kenali, di antaranya:

  • Penglihatan ganda.
  • Penglihatan buruk di satu mata.
  • Mata tidak tampak bekerja bersama
  • Salah satu mata sering bergerak ke arah luar atau dalam.
  • Kesulitan memperkirakan jarak.
  • Salah satu mata terlihat lebih sipit dibanding mata lainnya.
  • Sering memiringkan kepala untuk melihat objek lebih jelas.
  • Sering mengernyit.

Kapan Harus ke Dokter?

Sangat penting untuk memeriksakan mata secara dini jika ada riwayat keluarga katarak atau kondisi mata lainnya. Orang tua yang melihat mata anak tidak fokus setelah berusia beberapa minggu harus segera memberi tahu dokter.

Penyebab Amblyopia

Ketika koneksi saraf dari salah satu mata ke otak tidak terbentuk dengan sempurna saat masa kanak-kanak maka mata malas bisa terjadi.

Mata dengan kemampuan penglihatan yang buruk bisa mengirimkan sinyal visual yang keliru ke otak. Mata yang lebih lemah juga otomatis mendapatkan sinyal penglihatan yang lebih rendah.

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab amblyopia, di antaranya:

1. Strabismus atau Mata Juling

Penyebab mata malas yang pertama adalah mata juling. Ini adalah kondisi ketidakseimbangan pada otot yang menyebabkan mata tidak sejajar dan melihat ke arah yang berbeda.

Ketidakseimbangan otot dapat menyulitkan kedua mata untuk melihat objek secara bersamaan. Pada umumnya, gangguan pada mata ini terjadi karena faktor genetik.

2. Anisometropia Refraktif

Perbedaan penglihatan antara mata kanan dan kiri atau dikenal dengan anisometropia refraktif dapat menyebabkan mata malas.

Lensa kontak atau kacamata dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Dalam sebagian kasus, mata malas juga disebabkan oleh kombinasi kelainan refraksi dan mata juling.

3. Luka pada Kornea Mata

Luka pada lapisan transparan di bagian depan mata atau disebut ulkus kornea bisa menyebabkan terganggunya penglihatan dan menjadi penyebab terjadi mata malas. Ulkus kornea adalah luka terbuka pada kornea yang biasanya disebabkan infeksi.

4. Katarak

Katarak bisa terjadi akibat adanya pengapuran pada lensa mata, sehingga penglihatan akan terganggu. Jika katarak hanya terjadi pada salah satu mata, maka mata malas pada anak bisa terjadi.

5. Gangguan Refraksi

Gangguan refraksi adalah kondisi yang terjadi ketika bentuk mata menghalangi cahaya untuk fokus langsung pada retina. Kondisi ini biasanya menyebabkan penglihatan kabur, gejala paling umum dari gangguan refraksi. Beberapa contoh gangguan refraksi adalah astigmatisme, rabun dekat, dan rabun jauh.

Baca Juga: Mata Juling pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Faktor Risiko Amblyopia

Beberapa anak mungkin memiliki mata malas sejak dilahirkan dan yang lain dapat mengembangkannya di kemudian hari. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko anak mengalami mata malas, antara lain:

  • Lahir prematur.
  • Berat lahir rendah.
  • Memiliki cacat perkembangan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat amblyopia, katarak masa kanak-kanak, atau kondisi mata lainnya.

Diagnosis Amblyopia

Gangguan penglihatan dapat menjadi permanen, karena ketika otak anak tumbuh menjadi dewasa, maka otak akan terbiasa untuk ‘mengabaikan’ visual dari penglihatan yang kurang baik. Itulah mengapa sangat penting untuk memeriksakan kondisi mata setelah anak lahir.

Selain itu, berhasil tidaknya terapi juga bergantung pada diagnosis dini, karena setelah usia 8 tahun gangguan penglihatan berpotensi menetap. Sebaliknya, jika anak tidak mengalami amblyopia sampai usia di atas 8 tahun, kecil kemungkinan anak mengalami hal ini.

Langkah sederhana bisa dilakukan orang tua untuk memastikan apakah anak mengalami mata malas atau tidak adalah dengan menutup salah satu matanya secara bergiliran. Jika mata sehat yang ditutup, umumnya anak akan mengeluh. Sedangkan jika mata malas yang ditutup, biasanya anak tidak mengeluh.

Sementara itu, diagnosis yang dilakukan dokter adalah dengan melakukan uji refraksi. Tes ini untuk melihat apakah penggunaan kacamata bisa memperbaiki penglihatan.

Jika setelah penggunaan kacamata penglihatan belum juga membaik, dokter bisa memeriksa kondisi lainnya yang menyebabkan gangguan penglihatan, misalnya masalah retina, katarak, atau scar pada kornea.

Selain beberapa pemeriksaan di atas, dokter juga akan memeriksa tiga aspek kesehatan mata, di antaranya:

  • Kelancaran jalur cahaya dalam bola mata.
  • Kedua mata melihat sama baiknya.
  • Mata bergerak secara normal dan selaras satu sama lain.

Hal penting lain yang tidak boleh dilewatkan adalah melakukan pemeriksaan mata saat usia 6 bulan, 3 tahun, dan setiap 2 tahun saat sudah memasuki masa sekolah.

Selain itu, riwayat keluarga yang memiliki mata malas juga merupakan faktor risiko yang meningkatkan kondisi ini. Diagnosis dan pengobatan dini adalah kunci untuk penglihatan yang baik.

Pengobatan Mata Malas

Pengobatan amblyopia yang paling umum adalah memaksa otak mulai menggunakan mata yang tidak berfungsi dengan baik.

Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu memperbaiki masalah yang mendasari pada mata dan kemudian menempatkan penghalang pada mata (patch). Pada awalnya, anak akan memiliki kesulitan untuk melihat hanya dengan mata yang lemah.

Penggunaan penutup mata tersebut dapat membutuhkan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk memperbaiki penglihatan. Mata malas bisa sembuh apabila anak terus berlatih menggunakan mata yang terdampak.

Setelah dokter menentukan bahwa penglihatan kembali normal, cara melatih mata malas menggunakan patch tidak diperlukan lagi. Beberapa anak mungkin masih kehilangan penglihatan dan perlu menjalani fase pemakaian patch lagi.

Berikut adalah pengobatan lainnya untuk amblyopia, di antaranya:

1. Obat Tetes Mata

Dalam kasus amblyopia ringan, dokter mungkin akan merekomendasikan menggunakan obat tetes mata yang disebut atropin pada mata yang sehat. Atropin akan melebarkan pupil dan mengaburkan penglihatan untuk mata yang baik, sehingga memaksa mata yang buruk untuk belajar melihat.

2. Latihan Penglihatan

Latihan dan permainan yang berbeda bertujuan untuk meningkatkan perkembangan penglihatan pada mata anak yang terkena mata malas.

Para ahli mengatakan cara ini sangat membantu untuk anak-anak yang lebih besar. Anak-anak mungkin dapat melakukan latihan penglihatan dalam kombinasi dengan perawatan lainnya.

3. Menggunakan Kacamata

Sebagian besar anak-anak dengan mata malas memerlukan kacamata untuk membantu fokus. Meski begitu, beberapa anak ada yang enggan untuk menggunakan kacamata khusus mata malas.

Oleh karena itu, peran orang tua diperlukan agar anak tetap mau menggunakannya, sehingga pengobatan mata malas dapat memberikan hasil yang baik.

4. Operasi

Jika gangguan mata seperti katarak yang menghalangi cahaya masuk ke mata, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk mengangkat sumbatan.

Sementara itu, jika mata juling mencegah mata bergerak bersama-sama dengan benar, dokter mungkin merekomendasikan operasi pada otot mata. Dokter akan membicarakan dengan Anda mengenai pengobatan yang paling tepat.

Dengan demikian, apabila masalah mendasar ditemukan dan mata malas dapat terdeteksi serta diobati sedini mungkin, sepertinya kesembuhan bisa terjadi. Amblyopia menjadi jauh lebih sulit untuk diobati jika usia anak 7-9 tahun. Oleh karenanya, orang tua disarankan untuk mengecek kesehatan mata anak sejak usia dini.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Ini 8 Cara Menjaga Kesehatan Mata Anak

Komplikasi Mata Malas

Mata malas yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi, termasuk:

  • Kebutaan. Jika tanpa pengobatan, mata malas dapat menyebabkan kehilangan penglihatan pada mata yang terkena. Kehilangan penglihatan ini biasanya permanen.
  • Mata juling: Strabismus atau mata juling, di mana kedua mata tampak tidak sejajar. Kondisi ini bisa menjadi permanen.
  • Penglihatan sentral. Kondisi dapat menyebabkan penglihatan sentral tidak berkembang dengan benar, di mana pandangan mata melihat lurus ke depan. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan anak untuk melakukan aktivitas tertentu.

Mendiagnosis dan mengobati masalah mata sejak dini dapat membantu mencegah anak mengalami kehilangan penglihatan permanen. Anak-anak harus menjalani pemeriksaan mata lengkap setidaknya usia 3 hingga 5 tahun.

 

  1. Anonim. 2022. Amblyopia (Lazy Eye). https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/amblyopia-lazy-eye. (Diakses pada 27 Oktober 2022)
  2. Anonim. 2022. Lazy Eye (Amblyopia). https://www.webmd.com/eye-health/amblyopia-child-eyes. (Diakses pada 27 Oktober 2022)
  3. Felman, Adam. 2021. Everything you need to know about ‘lazy’ eye. https://www.medicalnewstoday.com/articles/164512 (Diakses pada 27 Oktober 2022)
  4. Lusby, Franklin W. 2020. Amblyopia. https://medlineplus.gov/ency/article/001014.htm. (Diakses pada 27 Oktober 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi