Terbit: 18 February 2020 | Diperbarui: 19 January 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Ulkus kornea adalah erosi atau luka terbuka pada permukaan kornea. Kornea sendiri adalah area transparan di bagian depan mata yang memiliki fungsi utama untuk memantulkan cahaya dan memberi perlindungan pada mata. Gangguan pada mata ini adalah kondisi serius yang harus segera diobati untuk menghindari masalah penglihatan yang lebih serius. Apakah ulkus kornea bisa sembuh? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Ulkus Kornea: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyebab Ulkus Kornea

Sebagian besar kasus ulkus kornea disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang kornea, cedera mata, trauma, atau kerusakan lainnya. Selain itu, ulkus kornea juga bisa disebabkan oleh penggunaan lensa kontak. Lensa kontak dapat bergesekan dengan permukaan mata sehingga bisa menimbulkan sedikit kerusakan pada epitel.

Berikut ini adalah beberapa penyebab lain ulkus kornea, di antaranya:

1. Fusarium

Fusarium adalah salah satu jenis jamur yang dikaitkan dengan keratitis jamur di antara para pengguna lensa kontak. Keratitis ditandai dengan mata merah dan terasa sakit. 

2. Acanthamoeba

Parasit ini dapat memasuki mata dan menyebabkan keratitis acanthamoeba, sebuah infeksi mata serius yang bisa menyebabkan jaringan parut permanen kornea dan kehilangan penglihatan.
Acanthamoeba umumnya ditemukan di air mentah, kolam renang, bak air panas, dan sumber air lainnya. Selain itu, pemakai lensa kontak saat berenang secara juga secara signifikan meningkatkan risiko ulkus kornea dari keratitis acanthamoeba.

3. Herpes Mata (Herpes Simplex Keratitis)

Herpes simplex keratitis adalah infeksi virus yang menyebabkan kambuhnya lesi atau luka berulang di mata. Sejumlah hal dapat memicu rasa nyeri, termasuk stres, paparan sinar matahari yang berkepanjangan, atau apa pun yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

4. Goresan di Kornea

Goresan pada permukaan kornea dapat menyebabkan infeksi dan menyebabkan ulkus kornea. Cedera pada kornea memudahkan bakteri untuk menyerang mata sehingga menjadi penyebab utama gangguan ini. Selain itu, abrasi kornea adalah kehilangan permukaan kornea yang lebih besar dan dapat mengalami ulserasi jika tidak ditangani.

5. Sindrom Mata Kering (Keratoconjunctivitis Sicca)

Suatu kondisi di mana air mata yang tidak normal dan tidak dapat melumasi permukaan bagian depan kornea. Gangguan yang menyebabkan mata kering ini dapat menyebabkan nyeri, ulkus kornea, dan menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan.

6. Kondisi Tertentu

Gangguan yang memengaruhi kelopak mata dan mencegah mata tertutup sepenuhnya seperti Bell’s palsy, dapat mengeringkan kornea dan membuatnya lebih rentan terhadap bisul. Selain itu, masalah mekanis kelopak mata yang berputar ke dalam menuju mata atau bulu mata yang tumbuh ke dalam dan menggosok kornea dapat menyebabkan penyakit ini.

Setiap kondisi yang menyebabkan hilangnya sensasi permukaan kornea dapat meningkatkan risiko penyakit. Luka bakar atau larutan kaustik yang masuk ke mata juga dapat melukai kornea sehingga menyebabkan penyakit mata tersebut.

 

Selain itu, beberapa pasien dengan gangguan imunologis (immunosuppressed, rheumatoid arthritis, lupus, dan lain-lain) dapat mengembangkan ulkus kornea sebagai komplikasi penyakit. Pasien dengan skleritis yang dimediasi imun juga dapat mengalami penyakit ini.

Mereka yang Berisiko Terkena Ulkus Kornea

Jika Anda memiliki riwayat penyakit mata ini sebelumnya, Anda berisiko untuk mengembangkan penyakit ini. Selain itu, risiko juga lebih besar terjadi pada mereka sering menggunakan las listrik, mata kering, penggunaan lensa kontak yang tidak tepat, gagal mengobati mata merah (konjungtivitis), sering terpapar sinar UV, kelainan kelopak mata atau bulu mata, dan penekanan sistem kekebalan tubuh.

Gejala Ulkus Kornea

Ulkus kornea bisa menyebabkan rasa sakit, perasaan benda asing di mata, hingga keluarnya nanah atau cairan dari mata. Jika ulkus terletak lebih sentral di kornea, penglihatan mungkin buram. Peningkatan rasa sakit juga bisa terjadi ketika penderita melihat cahaya yang terang (fotofobia).

Pada beberapa kasus, Anda mungkin melihat tanda-tanda infeksi sebelum Anda menyadari penyakit ini. Gejala infeksi meliputi:

  • Mata gatal.
  • Mata berair.
  • Keluarnya nanah dari mata.
  • Sensasi terbakar atau menyengat di mata.
  • Mata merah.

Gejala dan tanda-tanda ulkus itu sendiri meliputi:

  • Radang mata.
  • Sakit mata.
  • Luka yang berlebihan.
  • Penglihatan kabur.
  • Bintik putih pada kornea.
  • Kelopak mata bengkak.
  • Keluar nanah.

Perlu diketahui, bahwa semua gejala ulkus parah harus segera diobati untuk mencegah kebutaan. Ulkus pada bagian mata ini sendiri terlihat seperti daerah abu-abu atau putih atau bercak pada kornea yang biasanya transparan. Beberapa ulkus terlalu kecil untuk dilihat tanpa pembesaran, akan tetapi Anda akan merasakan gejalanya.

Diagnosis Ulkus Kornea

Diagnosis ulkus kornea hanya dapat dilakukan oleh dokter Spesialis Mata. Salah satu tes yang digunakan untuk memeriksa ulkus kornea adalah zat pewarna khusus (fluorescein). Tes ini dilakukan dokter dengan menempatkan setetes pewarna oranye ke selembar tipis kertas isap.

Kemudian, dokter memindahkan pewarna ke mata dengan menyentuh kertas isap dan dengan lembut ke permukaan mata. Selanjutnya, dokter menggunakan mikroskop yang disebut slit-lamp.

Slit-lamp merupakan alat yang dapat menembakkan sinar berbentuk seperti titik kecil ke mata. Saat menggunakan slit-lamp, dokter dapat melihat kelainan pada bagian mata lebih jelas, seperti kerusakan pada kornea, kelainan lensa mata, retina, atau degenerasi makula.

Guna melakukan tes ini, dokter dapat membuat mata mati rasa dengan obat tetes mata, kemudian dengan lembut mengikis ulkus untuk mendapatkan sampel untuk pengujian. Tes akan menunjukkan apakah ulkus kornea mengandung bakteri, jamur, atau virus.

Pengobatan Ulkus Kornea

Melihat banyaknya penyebab yang menimbulkan gangguan pada mata ini, lantas apakah ulkus kornea bisa sembuh? Jawabannya adalah bisa. Pada umumnya, dokter akan meresepkan obat mata antibakteri, antijamur, atau antivirus untuk mengobati masalah yang mendasarinya.

Jika infeksi memburuk, dokter mungkin akan memberi  tetes mata antibakteri saat mereka menguji ulkus kornea untuk mengetahui penyebab infeksi. Selain itu, jika mata meradang dan bengkak, Anda mungkin harus menggunakan obat tetes mata kortikosteroid.

Selama perawatan, dokter akan meminta untuk menghindari hal-hal berikut:

  • Memakai lensa kontak.
  • Memakai riasan.
  • Mengonsumsi obat lain.
  • Menyentuh mata terlalu sering.

Selain menerapkan beberapa hal seperti di atas, berikut ini adalah beberapa perawatan rumahan ataupun medis yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Perawatan di Rumah

  • Berikan kompres dingin pada mata yang sakit.
  • Jangan menyentuh atau menggosok mata dengan jari-jari.
  • Batasi penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin.
  • Minum obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin).

2. Obat-obatan

Karena infeksi bakteri adalah kejadian umum pada ulkus kornea, dokter mata akan meresepkan obat tetes mata antibiotik. Jika infeksi tampak sangat besar, Anda mungkin perlu menggunakan tetes ini sesering mungkin (1 tetes per jam). Selain itu, nyeri juga dapat dikontrol dengan obat tetes mata khusus yang membuat pupil melebar.

3. Transplantasi Kornea

Pada kasus yang parah, ulkus kornea mungkin membutuhkan transplantasi kornea. Transplantasi kornea melibatkan operasi pengangkatan jaringan kornea dan penggantiannya dengan jaringan donor. Transplantasi kornea adalah prosedur yang cukup aman tapi juga memiliki risiko.

Operasi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan di masa depan seperti:

  • Penolakan jaringan donor.
  • Perkembangan glaukoma.
  • Infeksi mata.
  • Katarak.
  • Pembengkakan kornea.

Pada akhirnya, langkah terpenting yang bisa dilakukan jika Anda curiga memiliki ulkus kornea adalah segera ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika dibiarkan terlalu lama kondisi ini menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah hingga kebutaan.

 

  1. Knobbe, Chris A, MD. Corneal Ulcer – Causes And Treatment. https://www.allaboutvision.com/conditions/corneal-ulcer.htm. (Diakses pada 18 Oktober 2019).
  2. Dahl, Andrew A, MD, FACS. Corneal Ulcer. https://www.medicinenet.com/corneal_ulcer/article.htm. (Diakses pada 18 Oktober 2019).
  3. Kahn, April. 2017. Corneal Ulcer. https://www.healthline.com/health/corneal-ulcers-and-infections#prevention. (Diakses pada 18 Oktober 2019).
  4. Corneal Ulcer. https://www.webmd.com/eye-health/corneal-ulcer#1. (Diakses pada 18 Oktober 2019).
  5. Bedinghaus, Troy, OD. 2019. An Overview of Corneal Ulcers. https://www.verywellhealth.com/corneal-ulcers-overview-3422069. (Diakses pada 18 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi