Terbit: 23 March 2023
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Leukemia limfoblastik akut merupakan salah satu tipe kanker darah yang dimulai dari sel darah putih dalam sumsum tulang belakang. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Leukemia Limfoblastik Akut: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Leukemia Limfoblastik Akut?

Perlu diketahui, leukemia terdiri dari empat jenis, salah satunya adalah leukimia limfoblastik akut. Jenis ini paling banyak muncul pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. 

Kondisi ini terjadi ketika sel darah putih (limfosit) mengalami gangguan dalam proses pematangannya. Akibatnya, sel darah putih tidak berfungsi normal.

Leukemia limfoblastik akut dapat bertambah parah dengan cepat dan dapat menyebar ke seluruh organ tubuh, seperti hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Oleh sebab itu, penyakit ini perlu ditangani dengan cepat.

Gejala Leukemia Limfoblastik Akut

Peningkatan konsentrasi sel darah putih yang belum matang dalam sumsum tulang belakang akan membuat tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Ketika jumlah sel darah merah menurun, maka muncul beberapa masalah pada tubuh.

Beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita leukemia limfoblastik akut, antara lain:

  • Kulit pucat.
  • Mudah lelah.
  • Infeksi berulang dalam waktu singkat.
  • Sering mengalami pendarahan yang tidak biasa, seperti gusi berdarah dan mimisan.
  • Demam.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Nyeri tulang dan sendi.
  • Kulit mudah memar.
  • Benjolan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Sakit perut akibat pembengkakan hati atau limpa.
  • Penurunan berat badan.
  • Ruam kulit berwarna ungu.
  • Sakit kepala, kejang, penglihatan kabur, dan pusing apabila sel kanker menyerang otak.

Gejala leukemia limfoblastik akut bisa muncul bertahap bergantung pada tahapan penyakitnya. Pada awalnynya gejala yang muncul mungkin sangat ringan hingga tidak disadari.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda atau anak Anda mengalami gejala yang berlangsung lama atau berulang.

Banyak kasus penyakit ini yang menyebabkan gejala seperti flu. Namun umumnya gejala flu cepat membaik. Jika gejala tidak membaik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca JugaBenarkah Makanan Gosong Bisa Memicu Kanker? Cek Faktanya!

Penyebab Leukemia Limfoblastik Akut

Penyebab kanker darah ini adalah mutasi DNA pada sel sumsum tulang belakang. Hal ini menyebabkan sel terus tumbuh dan membelah. Pada sel sehat, seharusnya ada fase di mana sel berhenti membelah dan akhirnya mati.

Kondisi ini menyebabkan produksi sel darah menjadi tidak normal. Sumsum tulang belakang menghasilkan sel darah yang belum matang yang kemudian berkembang menjadi limfoblas (sel darah putih leukemia). Sel-sel ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan mengganggu sel-sel sehat.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab mutasi DNA yang menyebabkan kondisi tersebut.

Namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia limfoblastik akut, di antaranya:

  • Usia. Anak-anak dan orang dewasa di atas usia 50 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalaminya
  • Genetik. Orang dengan kelainan genetik seperti down syndrome, fanconi anemia, dan klinefelter syndrome memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker ini.
  • Paparan radiasi. Paparan terjadi akibat pengobatan kanker yang pernah dialami sebelumnya atau selama bencana nuklir .
  • Paparan bahan kimia. Senyawa benzena yang ada dalam asap rokok dan kilang minyak dapat meningkatkan risiko kanker darah ini.
  • Virus. Terinfeksi virus seperti Epstein-Barr virus (EBV) dan virus leukemia sel T dapat meningkatkan risiko. 

Diagnosis Leukemia Limfoblastik Akut

Diagnosis penyakit ini dapat dimulai dengan wawancara pasien yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Setelah itu dokter akan menyarankan beberapa tes lanjutan yang dibutuhkan.

Tes yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini meliputi:

  • Tes darah lengkap. Lewat pemeriksaan ini, dapat diketahui jumlah sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih yang belum matang.
  • Aspirasi sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dan darah pada sumsum tulang belakang. Sampel ini dibawa ke laboratorium untuk diperiksa perubahan jaringan dan bentuk sel darahnya.
  • Tes pencitraan. Lewat pemeriksaan dengan foto rontgen, USG, atau CT scan dapat diketahui penyebaran sel kanker pada organ tubuh lain.
  • Pungsi lumbal. Berguna untuk mengetahui penyebaran sel kanker pada otak dan saraf tulang. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan otak dan saraf tulang belakang. 
  • Tes genetik. Lewat pemeriksaan ini dapat dideteksi mutasi genetik. 

Baca Juga: Pemberian ASI Eksklusif Turunkan Risiko Leukemia pada Anak

Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut

Jenis perawatan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi penyakit ini meliputi:

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Umumnya terapi ini dilakukan sebagai terapi induksi untuk leukemia limfoblastik akut pada anak dan dewasa. 

2. Terapi Target

Terapi ini menggunakan obat untuk menyerang kelainan spesifik yang ada dalam sel kanker yang menyebabkan sel tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Terapi ini dapat digunakan selama atau setelah kemoterapi.

3. Terapi Radiasi

Terapi ini menggunakan sinar bertenaga tinggi seperti proton atau sinar X. Sinar ini akan membantu membunuh sel-sel kanker. Umumnya terapi ini direkomendasikan apabila sel kanker telah menyebar ke sistem saraf pusat.

4. Transplantasi Sumsum Tulang Belakang

Transplantasi sumsum tulang atau transplantasi sel biasanya digunakan untuk terapi pada pasien yang mengalami kekambuhan. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti sumsum tulang leukemia dengan sumsum tulang sehat yang berasal dari donor.

Lama pengobatan dapat berbeda-beda bergantung pada kondisi setiap individu. Umumnya pengobatan kanker ini memakan waktu sekitar dua hingga tiga tahun.

Komplikasi Leukemia Limfoblastik Akut

Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi, di antaranya:

  • Pendarahan. Penderita cenderung lebih mudah mengalami pendarahan karena jumlah keping darah yang lebih sedikit. 
  • Infeksi. Pasien cenderung memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah terkena infeksi. Selain itu, infeksi juga bisa terjadi karena efek samping pengobatan.
  • Kemandulan. Efek samping terapi pengobatan dapat menyebabkan kemandulan.

Baca Juga11 Gejala Kanker Getah Bening yang Jarang Disadari

Pencegahan Leukemia Limfoblastik Akut

Meskipun belum diketahui secara pasti penyebab kondisi ini, tetapi Anda bisa mencegahnya dengan menghindari beberapa faktor risiko. 

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah leukemia limfoblastik akut, di antaranya:

  • Selalu memakai pakaian pelindung dan mengikuti prosedur keselamatan yang berlaku jika berada dalam lingkungan yang dipenuhi bahan kimia dan radioaktif.
  • Melakukan hubungan seksual yang aman untuk mencegah penularan penyakit HIV.
  • Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok.
  • Selalu menjalani pola hidup sehat serta menjaga daya tahan tubuh.

 

  1. Anonim. 2019. Overview: Acute Lymphoblastic Leukemia. https://www.nhs.uk/conditions/acute-lymphoblastic-leukaemia/. (Diakses pada 14 Februari 2023).
  2. Anonim. 2022. Acute Lymphocytic Leukemia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acute-lymphocytic-leukemia/symptoms-causes/syc-20369077. (Diakses pada 14 Februari 2023).
  3. Brazier, Yvette. 2022. What Is Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)? https://www.medicalnewstoday.com/articles/215500. (Diakses pada 14 Februari 2023).
  4. Mohamed, Abdul Wadood. 2018. Acute Lymphocytic Leukemia (ALL). https://www.healthline.com/health/acute-lymphocytic-leukemia-all. (Diakses pada 14 Februari 2023).
  5. Stuart, Annie. 2022. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL). https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/acute-lymphoblastic-leukemia#091e9c5e806de2ae-1-3. (Diakses pada 14 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi