Terbit: 3 August 2022 | Diperbarui: 9 August 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Koma miksedema atau myxedema coma adalah adalah komplikasi langka akibat hipotiroidisme yang berat. Penyakit ini berisiko gagal jantung hingga kematian apabila tidak diobati. Selengkapnya simak gejala, penyebab, hingga pengobatannya dalam penjelasan berikut ini!

Koma Miksedema: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Myxedema Coma?

Koma miksedema adalah istilah lain untuk hipotiroidisme berat. Hipotiroidisme adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon tiroid.

Tiroid adalah kelenjar kecil yang terletak di depan leher. Kelenjar tiroid melepaskan hormon yang membantu tubuh mengontrol energi dan berbagai fungsi di tubuh.

Istilah myxedema juga digunakan untuk menggambarkan perubahan kulit pada penderita hipotiroidisme yang sangat berat. Perubahan kulit ini termasuk pembengkakan di wajah dan kulit di bagian tubuh lainnya, terutama di kaki bagian bawah.

Gejala Koma Miksedema

Gejala miksedema dapat merujuk pada dua kondisi: masalah kulit akibat hipotiroidisme (terutama hipotiroidisme yang tidak terkontrol dengan baik) atau krisis hipotiroid yang berat.

Berikut ini gejala yang bisa terjadi:

Gejala pada kulit

Myxedema pada kulit dapat terjadi pada penderita hipotiroidisme dan hipertiroidisme, termasuk seseorang yang menderita penyakit Grave.

Penderitanya mungkin memiliki gejala disfungsi tiroid, seperti kesulitan mengatur suhu tubuh, penurunan atau kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas, kulit kering, serta detak jantung tidak teratur.

Gejala miksedema pada kulit, meliputi:

  • Kulit yang terlihat bengkak.
  • Kulit terlihat seperti lilin.
  • Luka pada kulit.
  • Lekukan di kulit setelah ditekan.
  • Kulit memiliki motif seperti kulit jeruk.

Penting diketahui, setiap penderita yang mengalami gejala penyakit ini harus mendapatkan pertolongan darurat medis.

Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan berpikir jernih dan memengaruhi kesadaran. Jika tidak diobati, penderitanya bisa mengalami koma.

Berikut ini adalah gejala dari myxedema coma, termasuk:

  • Detak jantung lambat.
  • Tekanan darah rendah.
  • Detak jantung tidak teratur.
  • Gula darah rendah menyebabkan merasa sangat lapar atau lemah.
  • Oksigen darah rendah yang menyebabkan sesak napas atau kebingungan.
  • Perubahan kesadaran.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sakit perut.
  • Bradipnea (pernapasan lambat).
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Kulit sangat pucat.
  • Kejang.
  • Berkembang menjadi koma.

Penderita krisis myxedema tidak hanya memiliki satu atau dua gejala, tetapi akan merasa sangat sakit dan semakin berat.

Penyebab Koma Miksedema

Hipotiroidisme dapat berkembang akibat kelenjar tiroid berhenti bekerja sebagaimana mestinya. Berikut ini adalah penyebab hipotiroidisme, di antaranya:

  • Operasi pengangkatan tiroid.
  • Obat-obatan yang memengaruhi sistem hormon, seperti beberapa obat untuk kanker.
  • Terapi radiasi untuk mengobati kanker.
  • Obat lain, termasuk lithium, beta-blocker, dan anestesi.
  • Kondisi autoimun, seperti penyakit Hashimoto.
  • Kekurangan yodium atau kelebihan yodium.
  • Penyakit atau infeksi mendadak.
  • Kehamilan.

Faktor Risiko Myxedema

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi ini. Namun, tidak semua orang dengan faktor risiko akan mengalaminya.

Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan koma miksedema:

  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Berjenis kelamin wanita.
  • Memiliki gangguan autoimun.
  • Hipotiroidisme saat ini atau sebelumnya.
  • Operasi pengangkatan kelenjar tiroid.

Baca Juga: Hipertiroidisme: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Diagnosis Koma Miksedema

Mungkin dokter akan membuat diagnosis setelah mengamati apakah gejala hipotiroidisme terjadi terus-menerus. Selain itu, dokter uga dapat melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon tiroid.

Thyroid stimulating hormone (TSH) adalah hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari di otak. Kelenjar pituitari otak akan memproduksi TSH yang lebih tinggi jika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid (hipotiroidisme).

Oleh sebab itu, dokter akan mengukur berapa banyak TSH yang dihasilkan kelenjar pituitari pasien karena kadar TSH yang tinggi dapat mengindikasikan adanya hipotiroidisme.

Tes tiroksin atau T4 bisa mengukur tingkat hormon tiroksin pada tubuh seseorang. Rendahnya kadar T4 merupakan indikator hipotiroidisme yang baik, terutama jika dikombinasikan dengan kadar TSH yang tinggi.

Apabila dokter meyakini bahwa pasien memiliki hipotiroidisme, tes tambahan untuk mengukur fungsi tiroid dan untuk menemukan penyebab yang mendasarinya mungkin diperlukan.

Pengujian untuk koma miksedema adalah untuk mencari tanda-tanda kerusakan organ dan disfungsi jantung, serta mengesampingkan penyebab lainnya. Dokter mungkin dapat merekomendasikan tes, termasuk:

  • Elektrokardiogram.
  • Tes darah.
  • Pemindaian pencitraan jantung dan organ lainnya.

Jika dokter menduga seseorang mengalami kondisi ini, perawatan segera mungkin harus dilakukan. Semakin cepat mendapatkan perawatan, akan semakin besar kemungkinan pasien untuk pulih.

Pengobatan Koma Miksedema

Dalam melakukan perawatan, dokter dapat memiliki empat pertimbangan utama untuk memberikan perawatan, berikut di antaranya:

1. Terapi penggantian hormon

Langkah paling kritis untuk mengobati koma miksedema adalah melalui terapi hormon tiroid. Terapi hormon ini berupa obat tiroid sintetis seperti synthroid atau levothyroxine.

Setelah memulai terapi hormon tiroid, pasien akan melihat perubahan yang signifikan dalam waktu satu hingga dua hari.

2. Terapi steroid

Apabila mengalami hipotiroidisme yang berat, mungkin disertai insufisiensi adrenal (kelainan endokrin atau hormonal) yang berpotensi mengancam nyawa.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengobati kelenjar adrenal menggunakan steroid sampai tubuh mendapatkan kembali keseimbangan.

3. Perawatan pendukung

Perawatan pendukung termasuk menghangatkan tubuh. Hal ini menjadi penting karena tubuh sedang berusaha untuk menjaga suhunya tetap hangat. Oleh karena itu, hipotermia menjadi fokus perhatian yang signifikan.

Pada beberapa kasus, seseorang mungkin membutuhkan bantuan ventilator untuk membantu pernapasan.

Pada akhirnya, mencari tahu apa yang menjadi penyebab pasien mengalami koma miksedema dapat membantu menentukan apakah perawatan lebih lanjut diperlukan di luar kondisi tersebut. Misalnya, mungkin adanya infeksi saluran kemih yang membutuhkan perawatan.

Baca Juga: Penyakit Tiroid: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Komplikasi Koma Miksedema

Hipotiroidisme yang parah dapat memperlambat metabolisme dan mengganggu penggunaan oksigen dalam tubuh. Hal ini dapat berdampak negatif pada hampir semua proses tubuh dan sistem tubuh. Akibatnya, miksedema dapat menyebabkan komplikasi.

Berikut ini adalah komplikasi myxedema, meliputi:

  • Hipotermia.
  • Pembengkakan dan penumpukan cairan.
  • Penurunan metabolisme obat yang menyebabkan overdosis obat.
  • Masalah kehamilan, termasuk keguguran, preeklamsia, bayi lahir mati, dan cacat lahir.
  • Gagal jantung.
  • Masalah ginjal.
  • Depresi.
  • Koma.
  • Kematian.

Koma miksedema adalah komplikasi hipotiroidisme yang jarang terjadi namun berat. Ini termasuk komplikasi yang mengancam jiwa dengan tingkat kematian 25-60 persen. Wanita lebih rentan mengalami penyakit ini daripada pria. Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam jika Anda memiliki kondisi hipotiroidisme.

 

  1. Anonim. 2021. Myxedema. https://www.healthgrades.com/right-care/endocrinology-and-metabolism/myxedema. (Diakses pada 3 Agustus 2022)
  2. Cafasso, Jacquelyn. 2021. Recognizing the Symptoms of Myxedema. https://www.healthline.com/health/myxedema. (Diakses pada 3 Agustus 2022)
  3. Cadman, Bethany. 2022. What is myxedema and how is it treated?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321886 (Diakses pada 3 Agustus 2022)
  4. Wagner, Krystina. 2021. What Is Myxedema?. https://www.verywellhealth.com/myxedema-5188013#toc-treatment. (Diakses pada 3 Agustus 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi