Kembar siam merupakan bayi kembar yang lahir dengan salah satu atau beberapa bagian tubuh saling menempel satu sama lain. Bayi yang lahir dengan kondisi ini memiliki risiko tinggi untuk meninggal. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga penanganannya dalam ulasan berikut.
Apa itu Kembar Siam?
Kembar siam adalah istilah untuk bayi kembar yang lahir dengan salah satu atau beberapa bagian tubuh saling menempel. Bagian tubuh yang paling sering menempel yaitu dada, kepala, perut, punggung, serta panggul.
Bayi yang lahir dalam kondisi ini memiliki risiko tinggi untuk meninggal baik ketika masih dalam kandungan maupun sesaat setelah lahir. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bayi dengan kondisi ini bisa bertahan hidup.
Pemisahan bayi kembar tergolong berat dan menantang. Pemisahan ini perlu banyak perencanaan serta kolaborasi dari beberapa dokter spesialis, terutama dokter spesialis bedah.
Kasus bayi kembar siam jarang terjadi. Namun, anatomi tubuhnya terkadang tidak mampu mendukung untuk hidup, sehingga banyak janin kembar siam tidak mampu bertahan hidup baik saat masih dalam kandungan atau sesaat setelah dilahirkan.
Gejala Kembar Siam
Pada umumnya, tidak ada gejala khusus yang muncul pada ibu hamil dengan janin kembar siam. Keluhan yang dirasakan ibu hamil pada umumnya sama dengan kehamilan dengan janin normal. Beberapa keluhan tersebut, antara lain mual, lemas, dan muntah-muntah.
Pada kehamilan kembar siam, perut akan lebih cepat membesar jika dibandingkan dengan kehamilan janin tunggal. Kondisi ini sama dengan kehamilan dengan janin kembar terpisah.
Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?
Pemeriksaan rutin ke dokter selama kehamilan adalah sesuatu yang penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Jadwal pemeriksaan rutin yang disarankan, antara lain:
- Sebelum usia kehamilan 28 minggu, dilakukan 1 bulan sekali
- Usia kehamilan 28 hingga 35 minggu, dilakukan 2 minggu sekali
- Usia kehamilan 36 minggu hingga kelahiran, dilakukan 1 minggu sekali
Pemeriksaan kehamilan perlu lebih sering dilakukan apabila ibu hamil pernah mengalami komplikasi kehamilan atau terdapat kondisi medis tertentu.
Apabila diketahui janin dalam kandungan adalah kembar siam, maka kondisi ini perlu perhatian khusus. Bayi dengan kondisi kembar siap memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan. Pemantauan oleh dokter dapat menurunkan risiko komplikasi.
Baca Juga: Makanan Sehat untuk Ibu Hamil Kembar
Penyebab Kembar Siam
Kondisi ini terjadi karena proses pemisahan embrio tidak sempurna. Pada awalnya, embrio kembar siam sama seperti embrio kembar identik.
Normalnya, embrio dari bayi kembar mengalami proses pemisahan secara sempurna selama 8–12 hari untuk kemudian berkembang masing-masing. Akan tetapi, proses pemisahan dua embrio bisa melambat menjadi 13–15 hari.
Proses pemisahan dua embrio yang melambat itu tiba-tiba terhenti dan mulai untuk proses perkembangan masing-masing embrio dalam keadaan embrio yang masih melekat satu sama lain pada bagian tertentu. Inilah yang kemudian menjadi bayi kembar siam saat dilahirkan.
Teori lain mengatakan bahwa kembar siam terjadi akibat dua embrio yang awalnya terpisah lalu tiba-tiba menyatu pada bagian tubuh tertentu bahkan sampai saling berbagi organ. Penyebab kembar siam yang kedua ini sering diabaikan dan kebanyakan hanya menganggap penyebab kembar siam pertamalah yang sesuai.
Diagnosis Kembar Siam
Bayi kembar siam bisa didiagnosis pada awal kehamilan menggunakan USG standar, apalagi dilakukan saat tiga bulan pertama usia kehamilan.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana fungsi organ janin, dokter dapat merekomendasikan USG dan echocardiograms pada trimester kedua kehamilan.
MRI scan juga bisa digunakan setelah diagnosis dengan USG standar sudah dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih rinci terkait area perlekatan dan organ yang menempel.
Jenis Kembar Siam
Kembar siam dibagi menjadi beberapa jenis yang dikategorikan berdasarkan organ atau bagian tubuh yang saling menempel. Terkadang, bayi kembar siam juga berbagi organ atau anggota tubuh. Berikut penjelasan mengenai beberapa jenis bayi kembar siam, di antaranya:
1. Parapagus
Bayi kembar yang menyatu pada bagian panggul serta sebagian atau seluruh bagian perut (abdomen) dan dada, tetapi bagian kepalanya terpisah, bisa memiliki 2–4 lengan serta 2 atau 3 kaki.
2. Craniopagus
Pada kasus ini, bayi kembar menempel pada bagian kepala; bisa bagian belakang, atas, atau samping. Pada umumnya, bayi craniopagus berbagi tengkorak tetapi memiliki dua otak. Tidak menutup kemungkinan beberapa jaringan otak menyatu.
3. Cephalopagus
Bayi kembar yang menempel pada bagian kepala dan tubuh bagian atas. Wajahnya bisa saling berlawanan tetapi kepalanya menyatu. Bayi kembar ini umumnya memiliki satu otak. Bayi kembar cephalopagus jarang bertahan hidup.
4. Thoracopagus
Bayi kembar ini akan saling berhadapan dengan dada yang saling menempel. Bayi kembar dengan kondisi ini umumnya memiliki satu jantung dan bisa memiliki satu hati dan satu usus bagian atas. Kondisi kembar siam ini merupakan kasus yang paling umum ditemukan.
Baca Juga: 7 Olahraga untuk Ibu Hamil Kembar yang Aman dan Nyaman
5. Omphalopagus
Bayi kembar yang menyatu pada bagian perut dekat pusar. Banyak dengan kondisi ini hanya memiliki satu hati dan beberapa organ pencernaan.
Beberapa bayi kembar omphalopagus memiliki satu usus kecil serta satu usus besar. Bayi kembar siam dengan kasus ini umumnya memiliki dua jantung.
6. Pyopagus
Bayi kembar jenis ini umumnya menyatu pada bagian punggung. Beberapa bayi kembar ini memiliki satu organ pencernaan. Pada kasus yang jarang, bayi kembar ini memiliki satu organ kemih dan satu alat kelamin.
7. Rachipagus
Kembar siam ini memiliki tulang belakang yang saling menempel. Kembar siam jenis ini termasuk pada kasus yang jarang.
8. Ischiopagus
Bayi kembar siam jenis ini menyatu pada bagian panggul, baik berhadapan atau saling membelakangi. Pada kebanyakan kasus, kembar ischiopagus memiliki satu organ pencernaan, hati, alat kelamin, hingga organ kemih.
Baca Juga: 13 Ciri-ciri Hamil Anak Kembar yang Penting Ibu Kenali
Penanganan Kembar Siam
Penanganan bayi kembar siam tidak bisa disamaratakan karena setiap kasus memiliki kondisi yang berbeda-beda. Jadi, penanganan untuk kembar siam dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh mana yang menyatu dan organ internal mana yang saling berbagi.
Berikut ini beberapa cara penanganan bayi kembar siam, di antaranya:
1. Pemantauan Selama Kehamilan
Pemantauan selama kehamilan ini bertujuan agar dokter dan timnya bisa melakukan yang terbaik untuk ibu dan janin. Pemeriksaan mungkin dilakukan dengan beberapa dokter spesialis, misalnya ahli bedah anak, ahli jantung, dan ahli neonatologi.
2. Persalinan Operasi Caesar
Pada umumnya, proses persalinan bayi kembar siam ditangani dengan operasi caesar. Operasi akan dijadwalkan untuk jauh sebelum hari perkiraan lahir (HPL), umumnya dua hingga empat minggu sebelum HPL.
Setelah bayi dilahirkan, kesehatannya secara keseluruhan akan diawasi dan dievaluasi kemudian akan dilakukan perencanaan perawatan.
3. Operasi Bedah untuk Pemisahan
Setelah Anda melahirkan bayi kembar siam, maka dokter spesialis akan menyarankan operasi bedah untuk memisahkannya. Prosedur pembedahan untuk memisahkan kembar siam biasanya dilakukan dua hingga empat bulan setelah kelahiran.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh dokter sebelum melakukan operasi bedah, yaitu :
- Kesehatan bayi.
- Organ vital yang menyatu.
- Pilihan jenis bedah rekonstruktif.
- Tingkat kesuksesan.
- Dukungan setelah pemisahan.
4. Perawatan Lanjutan
Kembar siam yang tetap terhubung atau sudah berhasil terpisah, tetap harus melakukan pemeriksaan medis rutin. Perawatan lanjutan ini membutuhkan pemantauan secara teratur oleh sejumlah dokter spesialis agar kondisi anak tetap terjaga.
Penting diketahui, dalam beberapa kasus operasi pemisahan tidak bisa dilakukan atau bisa juga karena keputusan orang tua. Meski begitu, dokter dapat memberikan saran tentang bagaimana menjalani kehidupan normal dengan kondisi kembar siam.
Baca Juga: 12 Pemeriksaan Kehamilan yang Wajib Diketahui Bumil
Komplikasi Kembar Siam
Janin kembar siam umumnya akan lahir secara prematur serta memiliki risiko tinggi untuk meninggal dalam kandungan maupun sesaat setelah dilahirkan.
Apabila bayi kembar siam berhasil dilahirkan dan bisa bertahan setelah dilahirkan, maka ada beberapa risiko komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi, antara lain sesak napas dan gangguan jantung. Komplikasi lain yang bisa saja muncul seiring berjalannya waktu yaitu skoliosis atau cerebral palsy.
Pencegahan Kembar Siam
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dan faktor risiko dari kembar siam. Oleh sebab itu, sulit untuk mencegah kasus kembar siam. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Langkah ini dapat memastikan kondisi kesehatan ibu dan janin. Tidak hanya itu, ketika muncul komplikasi pada kehamilan, kondisinya dapat segera ditangani termasuk apabila ibu hamil ternyata mengandung bayi kembar.
- Anonim. Conjoined Twins. https://my.clevelandclinic.org/health/body/22895-conjoined-twins. (Diakses pada 4 Juli 2023).
- Anonim. 2022. Conjoined Twins. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/conjoined-twins/symptoms-causes/syc-20353910. (Diakses pada 4 Juli 2023).
- Staffenberg, David A., et al. 2010. Chapter 40 – Conjoined Twins. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/B9780323034708000405. (Diakses pada 4 Juli 2023).