Terbit: 10 April 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Kanker payudara pada pria memang tergolong jarang terjadi dibanding pada wanita, namun kondisi ini memiliki keparahan yang sama. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut,

Kanker Payudara pada Pria: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Payudara pada Pria?

Sama seperti wanita, pria juga memiliki jaringan payudara. Organ payudara pada pria juga dapat membesar. Kondisi ini dikenal dengan ginekomastia dan dapat menjadi tanda adanya kanker payudara.

Kanker payudara pada pria adalah penyakit langka yang terjadi ketika sel-sel tidak normal pada payudara pria tumbuh di luar kendali.

Sel-sel kanker biasanya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan ketika diraba atau dapat terlihat dengan rontgen. Tumor payudara bisa bersifat jinak maupun ganas (jika ganas disebut kanker). 

Tumor ganas mampu menyebar (metastasis) ke bagian yang lebih jauh dalam tubuh dan mampu memperbanyak sel-sel tubuh. Sedangkan tumor jinak hanya menyebabkan pembesaran sel saja tanpa ada metastasis.

Kanker payudara muncul di berbagai bagian payudara. Kebanyakan kanker payudara dimulai pada saluran yang mengalirkan susu ke puting (kanker saluran). Beberapa lainnya mulai di kelenjar yang membuat ASI (kanker lobular). Pria juga memiliki saluran dan kelenjar ini, meskipun biasanya tidak berfungsi.

Baca Juga11 Langkah Penting dalam Menyikapi Diagnosis Kanker

Gejala Kanker Payudara pada Pria

Gejala yang terjadi sama dengan yang dialami pada wanita. Berikut ini ciri-ciri kanker payudara pada pria yang bisa terjadi, di antaranya:

  • Benjolan atau pembengkakan di areola atau di bawah puting payudara. Benjolan tidak bergerak saat ditekan, terasa kenyal atau keras, dan tidak sakit.
  • Keluar cairan dari puting.
  • Puting payudara tertarik ke dalam atau mengerut.
  • Kemerahan atau berkerak pada puting atau kulit payudara.
  • Ruam dan luka pada puting dan areola yang tidak kunjung hilang.
  • Benjolan di ketiak akibat kelenjar getah bening yang membengkak.

Jika kanker sudah menyebar, Anda mungkin akan mengalami nyeri payudara, sakit tulang, lelah sepanjang hari, sesak napas, dan kulit gatal. 

Penting diketahui, pembesaran payudara tidak hanya menandakan gejala dan ciri-ciri kanker payudara pada pria. Kondisi ini juga mirip dengan penyakit ginekomastia yang disebabkan ketidakseimbangan hormon, obesitas, atau penggunaan obat-obatan tertentu. 

Oleh karenanya, penting memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Gejala kanker payudara pada pria yang utama adalah benjolan di payudara. Segera ke dokter jika memiliki benjolan payudara atau gejala lain yang mengkhawatirkan.

Tingkat kelangsungan hidup dan pengobatan untuk penyakit ini sangat mirip dengan wanita. Diagnosis dini kanker payudara dapat memudahkan pilihan pengobatan dan biasanya mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara.

Penyebab Kanker Payudara pada Pria

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari kondisi ini. Namun, kanker terjadi ketika sel-sel membelah diri tidak terkendali daripada sel sehat.

Sel-sel yang menumpuk kemudian membentuk tumor payudara yang dapat menyebar (metastasis) ke jaringan di sekitarnya, termasuk ke kelenjar getah bening atau ke bagian tubuh lainnya.

Meskipun belum diketahui penyebabnya pastinya, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pria mengalami kanker payudara. 

Faktor-faktor tersebut di antaranya:

  • Usia. Risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker paling sering terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun.
  • Terpapar estrogen. Pria yang pernah atau sedang konsumsi obat yang mengandung hormon estrogen, seperti obat yang digunakan untuk terapi hormon dalam pengobatan kanker prostat dapat meningkatkan risiko kanker payudara. 
  • Sindrom klinefelter. Kondisi ini terjadi ketika bayi laki-laki dilahirkan dengan kadar estrogen yang jauh lebih tinggi daripada hormon laki-laki (androgen). Ini adalah faktor risiko utama kanker karena kondisi ini 20 kali lebih mungkin mengembangkan kanker payudara.
  • Riwayat keluarga. Pria memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi jika memiliki anggota keluarga yang memiliki kanker payudara.
  • Mutasi genetik. Kondisi ini dianggap berperan penting dalam meningkatkan risiko kanker. Misalnya, mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risikonya.
  • Obesitas. Kelebihan berat badan atau obesitas terkait dengan peningkatan kadar estrogen dalam tubuh yang meningkatkan risiko kanker ini.
  • Penyakit hati. Kondisi tertentu seperti sirosis hati dapat mengurangi hormon pria dan peningkatan hormon wanita (estrogen), sehingga meningkatkan risiko kanker.
  • Penyakit atau operasi pada testis. Mengalami peradangan pada testis (orchitis) atau menjalani operasi untuk mengangkat testis (orchiectomy) dapat meningkatkan risiko kanker payudara pria.
  • Pernah mengalami terapi radiasi. Pria yang pernah menerima terapi radiasi bagian dada memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.

Baca Juga: 8 Makanan yang Dapat Membantu Mencegah Kanker Payudara

Diagnosis Kanker Payudara pada Pria

Sebagai langkah awal, biasanya dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, termasuk riwayat pengobatan seperti penggunaan estrogen atau pengobatan terapi radiasi.

Jika dicurigai memiliki kanker payudara, dokter dapat melakukan sejumlah tes tambahan, di antaranya:

  • Pemeriksaan Fisik 

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik menggunakan ujung jarinya untuk memeriksa benjolan di payudara dan sekitarnya. Dokter dapat menentukan seberapa besar benjolan, bagaimana rasanya dan seberapa dekat benjolan dengan kulit atau otot.

  • Tes Pencitraan

Tes ini dapat menghasilkan gambar jaringan payudara yang memungkinkan dokter mengidentifikasi area payudara yang menandakan kanker. Tes pencitraan, termasuk mammografi dan ultrasonografi (USG)

  • Biopsi

Prosedur biopsi biasanya menggunakan jarum khusus untuk mengambil sedikit jaringan payudara; yang sebelumnya diberikan anestesi agar tidak sakit. Sampel jaringan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi sel kanker.

Pengobatan Kanker Payudara pada Pria

Perawatan pada dasarnya tergantung stadium kanker dan kesehatan secara keseluruhan. Berikut ini beberapa cara mengobati kanker payudara pria, di antaranya:

1. Operasi

Tujuan operasi adalah mengangkat tumor dan jaringan payudara di sekitarnya, misalnya di ketiak dan beberapa otot di bawah payudara. Beberapa jenis operasi payudara, antara lain:

  • Mastektomi. Pengangkatan semua jaringan payudara, termasuk puting dan areola.
  • Operasi konservasi payudara (breast conserving surgery). Pengangkatan hanya sebagian payudara.
  • Lumpektomi. Pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena kanker.

2. Terapi Radiasi

Terapi ini menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X dan proton untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi dapat digunakan setelah operasi untuk menghilangkan sel kanker yang tersisa di payudara, otot dada, atau ketiak.

3. Kemoterapi

Perawatan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat-obatan diberikan melalui suntikan di lengan dan bentuk pil atau dengan keduanya.

Dokter mungkin menyarankan kemoterapi setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang menyebar di sekitar payudara, namun tidak terlihat saat operasi. Kemoterapi bisa menjadi salah satu pilihan untuk kanker payudara lanjut.

Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran kanker jika memang sudah terlalu besar.

4. Terapi Hormon

Jika kanker sensitif terhadap hormon, pengidap kanker payudara dapat disarankan terapi hormon. Terapi ini biasanya menggunakan obat tamoxifen.

Obat terapi hormon lainnya yang digunakan untuk wanita pengidap penyakit ini belum terbukti efektif untuk pria.

5. Terapi Target

Terapi yang ditargetkan adalah pengobatan kanker yang khusus menargetkan pada sel-sel kanker menggunakan obat untuk menghambat sinyal kimia pada tahap sel, tingkat pertumbuhan dan pembelahan sel kanker.

Komplikasi Kanker Payudara pada Pria

Komplikasi yang terjadi biasanya muncul akibat efek samping dari pengobatan, misalnya operasi. Mastektomi adalah salah satu prosedur operasi yang menimbulkan efek samping seperti:

  • Rasa sakit dan ketidaknyamanan selama 1 sampai 2 minggu.
  • Mati rasa atau kesemutan di sekitar bekas luka dan lengan atas. Kondisi ini akan hilang beberapa minggu atau bulan, namun terkadang permanen.
  • Infeksi luka, kemerahan, pembengkakan, kehangatan, atau timbulnya luka.
  • Pembengkakan yang menyakitkan di lengan (lymphoedema) yang mungkin permanen, tetapi dapat diobati.

Baca Juga: Benarkah Kolesterol Tinggi Terkait dengan Kanker Payudara?

Cara Mencegah Kanker Payudara pada Pria

Mengingat penyebab kondisi ini tidak diketahui secara pasti, sehingga tidak ada cara yang dapat mencegahnya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara, di antaranya:

1. Menjaga Berat Badan Ideal 

Kelebihan berat badan dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang mengakibatkan pria lebih mungkin terkena kanker ini. 

Jika obesitas, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi tentang rencana pola makan sehat dan olahraga.

2. Rajin Olahraga 

Jarang beraktivitas fisik dapat mengubah kadar hormon, suatu kondisi yang membuat pria lebih rentan terhadap kanker. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk melakukan olahraga sebanyak 150 menit per minggu.

Anda dapat melakukan olahraga seperti berenang, menari, berlari, atau berjalan kaki. Pilihlah aktivitas yang Anda sukai agar tidak terpaksa dalam menjalani olahraga.

3. Tidak Mengonsumsi Minuman Beralkohol 

Konsumsi minuman beralkohol terlalu banyak secara rutin terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara wanita.

Meskipun belum diketahui pasti dampaknya bagi laki-laki, sebaiknya kurangi atau bahkan hindari sama sekali sebagai salah satu cara mencegah kanker payudara pada pria.

4. Rajin Periksa ke Dokter

Jika memiliki salah satu keluarga yang mengidap kanker payudara, sebaiknya rajin memeriksakan ke dokter. Meski tidak dapat dicegah, namun deteksi kanker secara dini akan mempermudah pengobatan dan meningkatkan peluang untuk sembuh.

Semakin awal penyakit ini diketahui, maka semakin besar kesempatan pasien untuk sembuh. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Anonim. 2018. About Breast Cancer in Men. https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer-in-men/about/what-is-breast-cancer-in-men.html. (Diakses pada 21 Februari 2023)
  2. Anonim. 2020. Overview: Breast Cancer in Men. https://www.nhs.uk/conditions/breast-cancer-in-men/. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  3. Anonim. 2022. Breast Cancer in Men. https://www.cdc.gov/cancer/breast/men/index.htm. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  4. Anonim. 2020. Male Breast Cancer: Overview. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/male-breast-cancer/symptoms-causes/syc-20374740. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  5. Kraft, Sy. 2021. What’s To Know About Male Breast Cancer?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/179457. (Diakses pada 21 Februari 2023)
  6. Watson, Stephanie. 2017. Male Breast Cancer: Symptoms to Watch For, Risk Factors, and More. https://www.healthline.com/health/breast-cancer/male-breast-cancer-symptoms. (Diakses pada 21 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi