Terbit: 3 April 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Ginekomastia dapat menyebabkan pria memiliki payudara seperti wanita. Normalnya, payudara pria tidak tumbuh seperti payudara wanita. Ketidakseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada pria dapat menyebabkan kondisi lain yang menyebabkan payudara pria tubuh. Kondisi ini disebut dengan ginekomastia. Ketahui selengkapnya tentang penyakit ini di sini!

Ginekomastia: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll

Apa Itu Ginekomastia?

Ginekomastia adalah kondisi di mana terjadi peningkatan jaringan kelenjar pada payudara laki-laki. Seperti yang kita ketahui, payudara laki-laki tidak tumbuh seperti payudara perempuan, karena laki-laki memiliki jumlah jaringan payudara yang jauh lebih sedikit.

Laki-laki menghasilkan hormon testosteron yang berperan dalam pertumbuhan seksual selama pubertas. Selain testosteron, laki-laki juga memiliki sejumlah estrogen, yang merupakan hormon yang berperan dalam pertumbuhan seksual pada perempuan.

Ketika laki-laki memproduksi hormon testosteron lebih sedikit, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara kedua hormon tersebut yang kemudian memicu kondisi ini. Persentase estrogen dalam tubuh yang lebih banyak membuat jaringan payudara membengkak.

Ginekomastia dapat menyerang satu atau kedua payudara. Terkadang pembengkakan yang terjadi tidak rata antara kedua payudara.

Ginekomastia bukan kondisi yang serius, namun terkadang dapat menyebabkan rasa sakit dan biasanya akan menyebabkan penderitanya merasa malu dan tidak percaya diri. Dalam beberapa kasus ginekomastia dapat membaik dengan sendirinya, tapi terkadang obat dan tindakan operasi dibutuhkan.

Penyebab Ginekomastia

Penyebab penyakit ginekomastia secara umum adalah lebih tingginya kadar estrogen dibandingkan dengan testosteron pada seorang pria. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai macam faktor yang dapat menghalangi efek testosteron, mengurangi kadar testosteron, atau meningkatkan hormon estrogen.

Berikut adalah beberapa pemicu dari penyakit ini:

1. Perubahan Hormon yang Terjadi Secara Alami

Ketidakseimbangan hormon testosteron dan estrogen dapat terjadi secara alami seperti pada kondisi berikut ini:

  • Ketidakseimbangan hormon pada bayi. Lebih dari setengah bayi laki-laki lahir dengan payudara yang membesar. Hal ini disebabkan karena efek estrogen yang berasal dari ibu mereka. Kondisi ini bisanya akan menjadi normal dalam waktu 2-3 minggu setelah kelahiran.
  • Ketidakseimbangan hormon pada remaja. Pada masa pubertas, perubahan hormon juga relatif sering terjadi hingga menyebabkan ginekomastia. Kondisi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Ketidakseimbangan hormon pada lansia. Pada usia 50-69 tahun ginekomastia juga umum terjadi, kondisi ini menyerang satu dari empat pria di kelompok usia ini.

2. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Ketidakseimbangan hormon juga dapat terjadi akibat dari penggunaan obat-obatan tertentu. Berikut adalah beberapa jenis obat yang efek sampingnya memengaruhi keseimbangan hormon:

  • Antiandrogen
  • Steroid dan androgen anabolik
  • Obat-obatan AIDS
  • Obat antikecemasan
  • Antidepresan trisiklik
  • Antibiotik
  • Obat maag
  • Obat kanker
  • Obat jantung
  • Obat anti muntah

3. Penyalahgunaan Zat

Zat-zat yang dapat disalahgunakan dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon meliputi:

  • Alkohol
  • Amfetamin
  • Ganja
  • Heroin
  • Metadon

4. Produk Herbal

Penggunaan produk herbal yang mengandung minyak alami seperti tea tree oil atau lavender oil dikaitkan dengan ginekomastia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bahan alami ini memiliki aktivitas estrogenik, meskipun aktivitasnya lemah.

Minyak ini banyak ditemukan di produk-produk seperti sampo, sabun, dan lotion.

5. Kondisi Medis Lain yang Memengaruhi Keseimbangan Hormon

Berikut adalah beberapa kondisi medis yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon:

  • Hipogonadisme. Kondisi yang mengganggu produksi testosteron normal seperti sindrom Klinefelter atau insufisiensi hipofisis.
  • Penuaan. Penuaan menyebabkan perubahan hormon, terutama pada pria yang memiliki kelebihan berat badan.
  • Tumor. Tumor yang melibatkan testis, kelenjar adrenal atau kelenjar hipofisis dapat memicu produksi hormon yang kemudian menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
  • Hipertiroidisme. Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
  • Gagal ginjal. Dialisis atau cuci darah dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan ginekomastia.
  • Malnutrisi. Malnutrisi dapat menyebabkan kadar testosteron turun.

Faktor Risiko Ginekomastia

Beberapa faktor risiko ginekomastia meliputi:

  • Remaja
  • Lansia
  • Menggunakan steroid atau androgen untuk meningkatkan kinerja atletik
  • Memiliki kondisi medis yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon

Gejala Ginekomastia

Gejala yang menandakan kondisi ini meliputi:

  • Jaringan payudara membesar
  • Nyeri payudara
  • Diameter areola bertambah
  • Jaringan dada tampak asimetris

Kapan Harus ke Dokter?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ginekomastia bukan merupakan kondisi yang berbahaya. Meskipun begitu, terdapat beberapa gejala yang mungkin muncul dan mengharuskan Anda untuk segera berkonsultasi ke dokter. Gejala tersebut meliputi:

  • Pembengkakan
  • Nyeri parah atau sensasi nyeri ketika disentuh
  • Keluarnya cairan dari satu atau kedua puting

Komplikasi Ginekomastia

Ginekomastia hampir tidak pernah menimbulkan komplikasi fisik. Kondisi ini lebih sering menyebabkan masalah psikologis atau emosional di mana seseorang pria akan merasa sangat tidak percaya diri akibat dari kondisi yang dialaminya ini.

Diagnosis Ginekomastia

Dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat medis Anda secara keseluruhan. Mengetahui riwayat medis dapat membantu dokter mendeteksi apakah Anda memiliki kondisi yang dapat menyebabkan ginekomastia.

Dokter juga akan melakukan evaluasi pada payudara, perut, dan alat kelamin Anda. Setelah itu, beberapa pemeriksaan juga mungkin dilakukan meliputi:

  • Tes darah
  • Mammogram

Setelah dokter mendapatkan hasil tes di atas, dokter akan menyarankan beberapa tes lanjutan bergantung pada hasil pemeriksaan pertama. Berikut adalah tes lanjutan yang mungkin dilakukan:

  • CT scan
  • MRI
  • USG testis
  • Biopsi jaringan

Beberapa tes mungkin dilakukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa. Beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan pembengkakan payudara adalah seperti jaringan payudara berlemak, abses payudara, dan kanker payudara.

Pengobatan Ginekomastia

Kebanyakan kasus penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Pengobatan dibutuhkan hanya bisa kondisi tidak membaik dengan sendirinya, menyebabkan rasa sakit, atau menyebabkan rasa malu yang signifikan.

Berikut adalah beberapa cara mengobati ginekomastia:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang mungkin digunakan untuk mengatasi ginekomastia adalah seperti:

  • Tamoxifen. Obat ini menghambat kerja hormon estrogen, umumnya digunakan untuk mengobati dan mencegah kanker payudara.
  • Inhibitor aromatase. Obat-obatan ini umumnya digunakan mengobati kanker payudara dan ovarium pada wanita pascamenopause.

Obat-obatan di atas memiliki izin untuk digunakan, tapi belum memiliki indikasi dan izin khusus untuk mengatasi ginekomastia.

2. Pembedahan

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat jaringan payudara berlebih. Prosedur bedah biasanya disarankan apabila pembesaran payudara terjadi secara signifikan dan mengganggu.

Terdapat dua operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:

  • Sedot lemak. Operasi untuk menghilangkan lemak payudara, bukan menghilangkan jaringan payudara.
  • Mastektomi. Operasi untuk mengangkat jaringan payudara.

Pencegahan Ginekomastia

Ginekomastia dapat diturunkan risikonya dengan beberapa langkah pencegahan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan ginekomastia:

  • Jangan gunakan narkotika dan obat-obatan tertentu. Jenis obat-obatan yang sebaiknya dihindari meliputi steroid, androgen, amfetamin (sabu), heroin, dan ganja.
  • Menghindari alkohol. Jika ingin mengonsumsi alkohol, sebaiknya konsumsi secukupnya agar terhindar dari risiko ginekomastia dan banyak penyakit lainnya.
  • Perhatikan jenis obat yang digunakan. Beberapa obat mungkin menyebabkan efek samping ginekomastia. Jika Anda mengonsumsi obat seperti ini, diskusikan dengan dokter apabila terdapat alternatif obat lain yang bisa digunakan.

 

  1. Anonim. 2019. What is Gynecomastia?. https://www.webmd.com/men/what-is-gynecomastia#1. (Diakses 3 Februari 2020).
  2. Anonim. 2019. Enlarged breasts in men (gynecomastia). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gynecomastia/symptoms-causes/syc-20351793. (Diakses 3 Februari 2020).
  3. Newman, Tim. 2018. What is gynecomastia, and can you treat it?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/266129.php. (Diakses 3 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi